Mengulas kembali tulisan yang sudah termuat di media NTB Terkini
Oleh: Iwansyah
CEO :Suara Literasi Perawat Indonesia
“Jika kita bekerja penuh dengan rasa ikhlas karena ingin membantu pasien,
Insya allah, perawat adalah orang pertama yang masuk surga”
Sebelum mata pena ini membahas lebih dalam kenapa “perawat adalah profesi penghuni surga” terlebih dahulu kita harus mengenal apa itu surga? Ya Surga…negeri indah yang jauh di mata, tapi setiap jiwa mengharapkannya. Ada yang berusaha sungguh-sungguh, ada pula yang jatuh bangun untuk mendapatkannya. Dan bahkan adapula yang putus asa, sehingga membiarkan dirinya tenggelam dalam kubangan dosa. Mengapa? Karena, ia merasa jalan ke surga itu sulit, melelahkan serta banyak rintangan. Padahal secara tidak sadar perawat sebagai profesi yang mulia dan memiliki jasa terbesar dalam dunia kesehatan dengan tugas professionalnya mempermuda mendekatkan kita ke gerbang menuju surga.
Kenapa perawat adalah profesi penghuni surga? karena Perawat mempunyai peran penting dalam dunia kesehatan terutama terhadap kesembuhan pasien, berkaitan dengan bidang garapnya, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Selama 24 jam perawat dapat merawat pasien, perawat mampu Melakukan perubahan Entah itu kecil atau besar, sederhana atau kompleks, perawat melakukan perubahan bagi kehidupan seseorang. Sebab mereka membantu pasien untuk mandi, pergi ke toilet, dan sebagainya. Memerhatikan kondisi terburuk seorang pasien memang bukan hal menyenangkan. Namun dari situ, perawat bisa mengambil pelajaran berharga untuk selalu bersyukur.
Sungguh indah bila perawat mampu bertindak professional dan mewarnai tindakannya dengan nilai-nilai agama. Menyapa dengan salam, mendampingi kegelisahan pasien dengan tutur kata yang lembut dan santun, mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dengan diperdengarkan ayat-ayat Al Quran dan mengatur ruangan agar aurat serta privasi klien tetap terjaga. Pernahkah kita menjadikan peran perawat sebagai educator,advocator,manager, atau konselor dibingkai dengan nilai-nilai agama. Perawat yang dapat memenuhi panggilan suci, meluhurkan nilai-nilai agama dalam tugas dan perannya, niscaya Allah membalasnya dengan pahala yang setimpal dan muara beratnya timbangan kebaikan adalah surga.
Kita harus banyak belajar dari beberapa tokoh keperawatan dunia yang memiliki jiwa sosialis tinggi dengan mengedepankan professionalitasnya untuk memberikan pelayanan yang terbaik demi kesembuhan pasien yang dirawat. Tokoh-tokoh sosialis penghuni surga yang perlu kita jadikan acuan dalam menjalan tugas keperawatan diantarannya: Florence Nightingale, Rufaidah Al Anshariyah, Rubayi binti Muawidz, Ummu Sinan Al Islamiah, Ummu ziyad Al Asja’yah, Kuaibah binti Saad, Umayah binti Qois Al Ghifariyah. Dan bahkan atas kebaikan perawat-perawat di zaman dulu sehingga penyair Ahmad Muharram dalam kumpulan kitab syair Al-Ilyadzah Al-Islamiah menulis untuk perawat khusunya tentang perawat Rufaidah yang selama ini sangat berjasa dalam memberikan pelayanan dan perawatan terhadap pasien yang membutuhkan pertolongan. Penyair Ahmad Muharram menulis dengan nada lembutnya:
Wahai Rufaidah
Ajarkanlah kasih sayang kepada manusia
Dan tambahkanlah ketinggian harkat kaummu
Ambilah orang yang terluka dan sayangilah
Berkelilinglah di sekitarnya dari waktu ke waktu
Bila orang-orang tidur mendengkur
Maka janganlah engkau tidur
Demi mendengar rintihan orang yang sakit
Dentuman nada Syair dari Penyair Ahmad Muharram membuat kita sadar bahwa profesi perawat adalah profesi yang mulia dan profesi yang dekat dengan pintu surga. Selama ini perawat sering di zalimi/teraniaya , dideskriminasi, ditindas, dan dianggap rendah. segala tindakan yang dilakukan perawat selalu dianggap salah. Contoh baru-baru ini terjadi kejadian perawat mutia dituduh lalai dalam tugasnya padahal dilihat dari kronologis yang terjadi 100% perawat mutia tidak bersalah.
Ya… lagi-lagi perawat yang disalahkan dan dizalimi. Dibalik dari itu semua akan ada hikmahnya tiada lain dan tiada bukan melainkan membuka jalan menuju surga bagi perawat yang selalu dizalimi. Semakin banyak yang menzalimi kita makan semakin besar pahala yang kita dapat, dan semakin dekat dengan gerbang menuju surga.
Apabila anda disuruh memilih antara hidup kaya terus masuk surga, sama hidup kaya tapi masuk neraka, anda pilih yang mana? Antara hidup kaya tapi masuk neraka, sama hidup miskin tapi masuk surga pilih mana? Saya yakin untuk pertanyaan pertama memilih hidup kaya terus masuk surga. Juga untuk pertanyaan kedua, saya sudah tahu jawabannya apa. Pasti memilih hidup miskin tapi masuk surga.