[caption id="attachment_354993" align="aligncenter" width="417" caption="Saat Menerima Penghargaan Gupres Tk.Kabupaten 2014 (Foto Dok.Pribadi)"][/caption]
Disela-sela menyelesaikan laporan guru pendamping pelaksanaan kurikulum 2013 untuk tiga induk klaster di Kabupaten Sukabumi, saya menyempatkan diri untuk berkunjung dan jalan-jalan di dunia maya, dan singgah di webnya kompasiana di sebuah artikel dengan judul : Kompasiana-Tanoto Foundation Blog Competition dengan tema “Pentingnya Guru Menulis”. Saya jadi tertarik dan ingin mencoba berbagi pengalaman tentang pentingnya guru menulis, walau yang sudah ikutan dan memposting artikelnya adalah para kompasianer handal dan terbiasa di blog keroyokan kompasiana.
Bukan lebay dan sombong, pada bulan April 2014 yang lalu saya mencoba ikut seleksi pemilihan guru berprestasi tingkat SMP. Sejak seleksi ditingkat sekolah, tingkat komisariat dan kabupaten, Alhamdulilah saya mendapatkan juara 1.
Aspek yang dinilai dalam pemilihan guru berprestasi SMP tahun 2014 yaitu kinerja guru yang mencakup : (1) kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional; (2) hasil karya kreatif dan atau inovatif; (3) pembimbingan peserta didik; dan (4) pengembangan diri. Dari ke-empat aspek yang dinilai diterjemahkan lagi dalam bentuk penilaian yang berupa a) Penilaian Portofolio (menilai dokumen portofolio 5 tahun terakhir); b) Penilaian Karya Kreatif dan atau Inovatif ; c) Tes Tertulis; dan d) Presentasi dan Wawancara (peserta harus mempresentasikan hasil karya kreatif inovatif (best practice) dalam pembelajaran dengan tema “ Guru Berprestasi Dan Berdedikasi Yang profesional Dan Bermartabat Siap Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045;
Melihat persyaratan diatas tentunya diperlukan keterampilan menulis bagi guru. Jika guru tak pandai dan terbiasa menulis, menurut saya jangan harap bisa menyandang gelar guru berprestasi.
Menulis itu penting menurut saya? Kenapa?
Dibabak final pemilihan guru tingkat Kabupaten Sukabumi itu sudah saya buktikan, bahwa menulis itu penting. Sejak hari pertama sampai dengan hari kedua posisi saya di seleksi guru tingkat kabupaten berada di posisi ke-4 dari 18 peserta seleksi. Di hari yang terakhir pada kegiatan wawancara, keajaiban pentingnya menulis bagi guru bisa merubah urutan dan posisi saya. Kenapa? Pada hari itu salah satu tulisan saya di sebuah surat kabar di muat, dan hasil tulisan itulah yang menyebabkan saya menjadi urutan ke-1. Jadi kebiasaan menulis seorang guru itu bisa menyebabkan seseorang menyandang prestasi.
Di tingkat Provinsi seleksi dan prosedur penilaian lebih ketat dan selektif. Mulai dari portofolio,penilaian karya kreatif dan atau inovatif, tes tertulis, presentasi dan wawancara. Lagi-lagi kreatifitas menulis jadi ajang pembuktian seseorang menjadi guru berprestasi. Terbukti saya yang menulisnya tidak konsisten dan masih dalam tahap belajar belum beruntung menjadi yang terbaik. Belum beruntung di karya tulis dan best practice yang saya presentasikan, tetapi Alhamdulillah mendapatkan urutan ke-9 dari 27 kabupaten yang ada di provinsi Jawa Barat.
[caption id="attachment_354999" align="aligncenter" width="556" caption="Salah Satu Artikel Yang Bisa Menghantarkan Menjadi Gupres 2014 (Foto Dok.Pribadi)"]
[/caption]
Dari reportase diatas tentang pentingnya menulis buat guru, saya mencoba memberikan alasan mengapa menulis itu penting bagi para guru dari kacamata saya seorang guru matematika di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Sukabumi, mudah-mudahan ini bisa memberikan manfaat dan berkontribusi bagi rekan guru lainnya.
Guru? Siapa sih yang tak mengenal guru ! Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.Gurumerupakan profesi yang mulia dan tertua yang ada di dunia ini. Ribuan bahkan jutaan guru sekarang ini menghias dan bertugas di negeri ini untuk mencerdaskan anak-anak bangsa agar mereka kelak menjadi generasi emas di negeri ini.
Banyak katagori guru yang kita kenal sekarang ini dilihat dari keseharian guru melaksanakan tugasnya atau karakteristik kinerjanya. Dari sekian katagori guru tersebut semuanya tidak lepas dari aktifitas guru dalam menulis. Suka tidak suka, bisa tidak bisa, menulis adalah aktifitas sehari-hari yang harus di lakukan oleh seseorang yang menyandang gelar “Guru”. Ibarat obat, menulis adalah suplemen super yang harus ada disetiap aktifitas dan kegiatan seorang guru. Tanpa menulis rasa-rasanya gelar yang kita sandang “Guru” perlu dipertanyakan dan tidak pantas kita terima, mengapa?
[caption id="attachment_354992" align="aligncenter" width="560" caption="Bersama Para Guru Berprestasi Tk.Provinsi Jawa Barat (Foto Dok.Pribadi)"]
[/caption]
Berikut saya mencoba memberikan sebelas alasan mengapa menulis itu penting bagi guru?
Pertama : Guru yang gemar menulis (dan membaca) akan menjadi guru (manusia) yang unggul dalam hampir semua aktifitas kehidupan.
Kedua : Rasa suka terhadap suatu kegiatan merupakan prasyarat untuk keberhasilan di bidang apa pun. Demikian pula dalam menulis. Guru yang menikmati tulis- menulis jarang menunda-menunda menyerahkan makalah atau laporanyang ditugaskannya.
Ketiga : Guru menulis berarti guru tersebut telah membudayakan kebiasaan yang positif untuk para siswanya, sehingga jika muncul budaya menulis disekolah, maka niscaya akan meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas dengan adanya modul,lembar kerja siswa, buku pembelajaran yang di tulis oleh guru tersebut.
Keempat : Guru yang rajin menulis dan konsisten mempunyai keuntungan luar biasa dalam sebagian besar aktifitas dan jabatan serta kedudukannya.
Bisa kita lihat, keberhasilan di hampir semua bidang (termasuk pendidikan/guru) pada masa kini jauh lebih bergantung pada kemampuan menulis.
Kelima : Guru dengan kebiasaan menulis akan menjadi pribadi yang mandiri yang mempunyai cara yang mudah untuk mengatasi trauma emosialnya.
Kebiasaan membuat catatan harian pribadi atau berusaha memfokuskan pengalaman guru menjadi bagian penting dari kepulihan guru masalah atau trauma yang dialaminya.
Keenam : Menulis adalah sebuah keterampilan yang bisa dilatih secara individu dan bisa diajarkan kepada orang lain (peserta didik). Jika ini di lakukan maka guru sudah menjalankan system among yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara bapak pendidikan di negeri ini ( Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Hanyani). Jika guru ingin anak didiknya pandai dalam menulis, maka guru tersebut harus memulainya dari diri guru tersebut.
Ketujuh : Menulis adalah memberikan informasi atau pesan kepada orang lain. Dan tulisan yang kita tulis akan selalu dikenang sepanjang hayat. Ini adalah ladang ibadah kita selaku guru.
Kedelapan: Jika guru rajin menulis maka pada dirinya akan muncul kebiasaan membaca, karena menulis dan membaca adalah satu kesatuan yang utuh yang tak bisa dipisahkan.
Kesembilan: Guru yang gemar menulis dan banyak menulis secara mandiri yang akan berkembang kepribadian, irama dan gaya hidupnya.
Kesepuluh: Guru yang rajin menulis dan tulisannya kreatif, inovatif dan bermanfaat yang di sebarluaskan di berbagai media (dunia nyata /surat kabar/buku, media atau dunia maya/blog ) lambat laun akan menjadi pribadi yang dikenal dan dijadikan motivator/inspirator oleh semua orang.
Kesebelas: Untuk jadi guru unggul/berprestasi/teladan/professional yang sejahtera salah satunya adalah memiliki keterampilan menulis. Tanpa memiliki keterampilan menulis seorang guru hanya jadi “GURU SAJA” tanpa tanda jasa.
Itulah sebelas alasan “Menulis itu Penting Bagi Guru” Ala One’sm (Iwan Sumantri).
Terakhir tak ada gading yang tak retak, begitu juga tulisan saya diatas. Teriring salam dan sejahtera untuk Tanoto Foundation yang didirikan pada tahun 2001 oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto yang telah menginspirasi para kompasianer (khususnya guru) untuk tetap rajin dan kreatif dalam menulis dalam rangka menyiapkan generasi emas di negeri tercinta ini.
Salam Penuh perjuangan dari seorang guru yang sedang mencoba menjadi dan merintis menjadi guru unggul di negeri tercinta ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H