Lihat ke Halaman Asli

Model Coaching Strategi Jitu untuk Guru

Diperbarui: 17 Desember 2021   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MODEL COACHING STRATEGI JITU UNTUK GURU 

A.         Korelasi Antara Coaching dengan Tujuan Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

          Mengutip dari gagasan tujuan pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara, bahwa tujuan pendidikan itu menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak. Sehingga dapat memperbaiki lakunya, sehingga sesuai dengan peran guru sebagai seorang coach yang berperan menuntun segala kodrat yang dimiliki oleh murid agar murid dapat meraih keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai manusia atau anggota masyarakat.

          Model Coaching dapat menjadi salah satu alternatif dalam proses menuntun belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya. Selanjutnya guru sebagai seorang pamong, dapat memberikan tuntunan melaluk pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya sendiri. Pentingnya coach di sekolah sangat dibutuhkan untuk mengarahkan semua warga dalam komunitas memaksimalkan potensi mereka dan memecahkan sendiri masalah yang dihadapi. Pada pembelajaran berdiferensiasi, keterlibatan coach sangat dibutuhkan untuk menggali kebutuhan anak didik lebih dalam sehingga memberikan arahan mengenai kegiatan apa yang harus disediakan untuk memaksimalkan potensi sesuai dengan kebutuhan sosial emosional.

          Selama kegiatan proses coaching sangat bergantung pada sosial emosional yang akan menggali kemampuan sosial emosional murid di lingkungan sekolah.  Sehingga akan mengarahkan murid dan memaksimalkan kemampuan sosial emosional murid agar memiliki keterampilan untuk dapat memecahkan masalah mereka dengan caranya sendiri. Untuk itulah seorang guru harus memiliki keterampilan coaching yang dapat mengarahkan anak didiknya untuk menemukan jati diri dan mengembangkan kodrat anak. Keleluasaan murid menggali potensinya dilakukan dalam coaching diupayakan murid bebas mengemukakan argumentasinya, tetapi seorang guru sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar murid lebih terarah dan memiliki tujuan yang dapar dipertanggung jawabkan. Sehingga selama proses coaching tersebut, seorang guru dapat membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar dan kebebasan untuk mengeksplorasi dirinya guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya.

          Strategi model Coaching dangat berbeda dengan konseling dan mentoring, karena coaching, pada prosesnya hanya mendorong coachee untuk dapat menyelesaikan atau menemukan masalahnya sendiri. Terdapat empat keterampilan dasar Coaching, antara lain:

  • Keterampilan membangun dasar proses coaching
  • Keterampilan membangun hubungan baik
  • Keterampilan berkomunikasi
  • Keterampilan memfasilitasi pembelajaran

B. Coaching dengan Teknik Model TIRTA

            Pada kegiatan Pendidikan Guru Penggerak, para Calon Guru Penggerak diperkenalkan dengan salah satu model pembinaan yang dikembangkan dalam praktek Coaching yaitu model TIRTA. Model TIRTA ini dikembangkan dari satu model Coaching yang dikenal sangat luas dan telah diaplikasikan, yaitu GROW. Model GROW merupakan akronim dari Goal, Reality, Options dan Will. Yang masing-masing akronim tersebut memiliki definisi sebagai berikut:

  • Goal (Tujuan) yaitu coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini.
  • Reality (Hal-hal yang nyata) yaitu proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee.
  • Options (Pilihan) yaitu coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.
  • Will (Keinginan untuk maju) yaitu komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

            Selanjutnya pada model TIRTA, juga merupakan akronim yang masing-masing huruf merupakan langkah-langkah yang dipergunakan dalam mengarahkan coach selama proses coaching. Langkah-langkah coaching Model TIRTA sebagai berikut:

  • Tujuan utama pertemuan/pembicaraan
  • Identifikasi masalah coachee
  • Rencana aksi coachee
  • Tanggung jawab atau komitmen dalam aksi

            Sedangkan pada aksinya terdapat beberapa aspek berkomunikasi untuk mendukung praktik coaching, seperti; Komunikasi Asertif, Pendengar aktif, Bertanya reflektif  dan Umpan balik positif.

C. Coaching Memperkuat Nilai dan Peran Guru Penggerak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline