Lihat ke Halaman Asli

Iwan Sukamto

Menulis adalah kenikmatan terbaik dalam hidup

Pak Hadi: Lukisan, Wajah dan Kenangan

Diperbarui: 19 April 2021   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc/ Iwan

"Seni adalah kebohongan yang menyadarkan kita akan kebenaran" - Pablo Picasso

Apa yang ada di benakmu ketika memandang lukisan wajah? Apakah hanya tentang wajah belaka? Ataukah membuatmu teringat kenangan tentang seseorang?

Waktu memang mengubah banyak hal, tetapi hanya seni, tulisan dan cinta yang tidak akan hilang selamanya. Seni itu abadi dan tidak lekang oleh waktu, meskipun keberadaannya sulit apalagi untuk bertahan. Siapa yang bisa hidup dari seni? Mau makan apa dari seni?

Ada segelintir orang yang mengabdikan hidupnya untuk seni, menjadikan seni sebagai kebanggaan dan kebahagian hidup. Kata kata yang agak klise di jaman modern ini, tetapi tidak bagi Pak Hadi, baginya seni lukis adalah suatu “pilihan hidup” walaupun sempat di tentang oleh orang tuanya, “Orang tua pengennya masuk ekonomi, biar gampang lulusnya, bisa dagang, kalau seni lukis pada nggak tahu, nggak ngijinin, mendingan dagang. Kalau banyak duit, apa sih yang nggak bisa diperintah sama duit? bisa panggil dokter, arsitek, bisa bangun apapun,”.

Doc/ Iwan (Pak Hadi sedang melukis)

“Dari kecil suka melukis, sering ikut lomba lukis, gua yakin masa depan gua ada di lukisan, gua cepet nangkep dari lukisan, yakin bisa hidup dari lukisan, karena lihat lukisan lukisan yang handal, lihat dari ilmu nya, keyakinannya dari situ,” 

Tetapi keinginan kuatnya sedari kecil, menjadikan jalan berliku itu berhasil dilewati hingga akhirnya diterima masuk ke Fakultas seni rupa ITB dengan jurusan seni murni (seni lukis). Pak Hadi yang sekarang berusia 50 tahun asli Bandung ini, memang mendalami semua aliran lukis, tetapi yang menurutnya paling laku itu adalah aliran natural, yaitu seni lukis wajah atau portrait, karena paling mudah untuk diterima oleh semua kalangan dan bisa dijadikan hadiah kenang kenangan.

Perjuangan itu pun di uji di jalanan ibukota, tidak banyak lowongan pekerjaan dengan modal seni lukis, sampai akhirnya menjadi pelukis jalanan selama 20 tahun ini adalah suatu pilihan yang realistis. Citraland, pasar glodok, sampai kota tua menjadi tempat persinggahannya untuk berkarya sekaligus menyambung kehidupan.

Doc/ Iwan (lukisan Pak Hadi)

“Orang tua pengennya masuk ekonomi, biar gampang lulusnya, bisa dagang, kalau seni lukis pada nggak tahu, nggak ngijinin, mendingan dagang. Kalau banyak duit, apa sih yang nggak bisa diperintah sama duit?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline