Lihat ke Halaman Asli

Topeng Harimau dan Fenomena Sedekah di Jepang

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12948528711937763612

Pada saat akhir tahun 2010, Jepang dikagetkan dengan adanya bungkusan hadiah berisi tas sekolah yang terletak di depan sekolah. Tertulis bahwa hadiah itu berasal dari Date Naoto (sang Topeng Harimau) untuk anak-anak sekolah. Di saat nilai saling perduli semakin menipis di negeri yang hedonis ini, peristiwa tersebut sangat menggemparkan. Terlebih nama Date Naoto adalah nama tokoh komik di akhir tahun 60an yang berprofesi sebagai pegulat dan saat bermain di ring, dia selalu menggunakan topeng harimau. Oleh karena itu dia dikenal sebagai sang Topeng Harimau.

Peristiwa menggetarkan hati tersebut tidak berhenti begitu saja. Segera di daerah lain terjadi peristiwa yang sama, yaitu ditemukannya hadiah tas sekolah dari pengirim yang sama. Akan tetapi bedanya adalah lokasi ditemukannya itu berada di prefektur lain. Mungkin sang penderma rahasia ini ingin meluaskan target sasarannya dengan melebar ke prefektur lain. Akan tetapi sekali lagi, peristiwa itu tidak berhenti sampai di sana. Peristiwa yang sama terjadi di berbagai wilayah di seluruh Jepang secara sporadis. Tercatat sebanyak 47 prefektur melaporkan kejadian yang sama. Yang menarik adalah nama pengirimnya masih sama, tetapi hadiahnya menjadi bermacam-macam. Tidak hanya berupa tas sekolah, tetapi ada juga buku, uang tunai, makanan ringan, beras, bahkan sayur mayur. Hal ini diprediksi bahwa banyak orang yang mengetahui berita di TV tentang sedekah ini, kemudian meniru bersedekah sehingga meluas seperti rantai MLM.

Fenomena sedekah rahasia berantai ini memberikan harapan kepada kegersangan hubungan antar manusia di dalam masyarakat Jepang. Jepang belum habis dan masih memiliki harapan. Masa depan bagi anak-anak masih menyisihkan sinar harapan. Saya yakin Indonesia belum sehedonis Jepang, tetapi dari fenomena ini kita bisa belajar bahwa dalam kondisi masyarakat sehedonis apapun, masih ada titik-titik kecil orang-orang yang memperhatikan dan membantu sesamanya. Hal ini sungguh melegakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline