Lihat ke Halaman Asli

Curahan Hati dari Seorang Pengangguran

Diperbarui: 23 September 2015   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

selamat sore/pagi/malam/siang Kompasianer semuanya, saya mau numpang curhat dan mungkin memberikan petuah bagi teman-teman mahasiswa yang masih kuliah

Juni 2015 saya dinyatakan lulus, urus sana sini, sampai pertengahan Agustus saya dinyatakan bebas administrasi. Pencarian kerja pun dimulai, lamar sana sini, ikut jobfair sana sini, juga tak menemukan titik terang. Selama kuliah memang saya akui saya tidak terlalu pintar, IPK cuma 2, 95 mau kerja apa, saya yang terbilang fresh graduate belum punya pengalaman tentu menjadi "anak bawang" ketika melamar di perusahaan.

Selama saya kuliah, oya saya kuliah di Psikologi, saya sering aktif di kepanitiaan, tak terhitung berapa setifikat yang saya kumpulkan. Mungkin inilah yang menjadi kesalahan saya yang pertama, tidak terlalu serius dalam hal akademik. Kesalahan saya yang kedua adalah tidak pernah mengikuti kegiatan yang sifatnya akademik. Seperti asisten dosen, asisten tes, atau ikut biro Psikologi di kampus saya. oo..andaikan waktu bisa diputar.

Pernah dipanggil tes interview hingga disuruh ke Ibukota untuk mengikuti pelatihan, tapi saya tolak. Maklum idealis anak muda baru tinggi tinggi nya. Pernah juga dipanggil oleh perusahaan dibidang hiburan, ditanya supervisor di bidang hiburan ngapain aja? Lah, selama saya kuliah tidak pernah ditanya seperti itu, jelas saya tidak tahu dan hasilnya saya ditolak.

Maka, saya ingin memberi nasehat kepada teman-teman yang masih kuliah, ikutilah kegiatan yang sifatnya akademik seperti magang atau menjadi asisten di kampus. Selain itu, bagi mahasiswa yang memiliki IPK agak mengkhawatirkan, saya menyarankan untuk menaikkan IPK nya itu lho. karena di luar sana, ribuan mahasiswa lulus dengan kategori cumlaude. Bagi mahasiswa yang sukanya demo, sudahlah nak. Negara ini tidak akan mendengarkan aspirasi mu, ini berbeda dengan jaman orde baru.

kecuali kalau teman-teman mahasiswa punya jiwa wirausaha, beda lagi ceritanya

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline