Jika teman-teman berasal dari Yogyakarta, akan tidak asing mendengar Universitas Sanata Dharma. Ya, disitu saya sebagai mahasiswa dan menjadi pekerja tidak tetap atau biasa disebut dengan Mitra di Perpustakaan. tanggal 7 Agustus sampai 9 Agustus dan dilanjutkan tanggal 14 dan 15 Agustus dilaksanakan PPTD atau mudahnya masa orientasi Perpustakaan bagi mahasiswa baru. Tujuan dari acara tersebut sudah jelas untuk orientasi Perpustakaan dan aktivasi secara online menjadi anggota Perpustakaan agar bisa meminjam buku. Banyak sekali mahasiswa baru dari penjuru Indonesia yang saya jumpai saat acara PPTD tersebut, dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, dan NTT. Namun, sesuai judul tulisan ini, bahwa saya melihat "secuil" fakta pendidikan di Indonesia tidak merata.
Ada beberapa mahasiswa, terutama dari timur Indonesia (maaf tidak rasis) belum bisa mengoprasikan komputer, apalagi menggunakan internet, miris! ketika harus mendaftar menjadi anggota Perpustakaan secara online, berarti dengan internet, beberapa mahasiswa dari Timur tidak mengerti istilah 'Mozilla', 'http', 'browser', dan istilah komputer lainnya. Hal tersebut membuat panitia harus menuntun setahap demi setahap untuk mengisi formulir aktivasi keanggotaan. Jelas, ini memakan waktu, saya menjadi berpikir apakah segitunya di kampung halaman mereka tidak pernah menyentuh komputer sekalipun? sehingga untuk mengenal hururf o dan mengenal angka 0 pun mereka kesulitan.
Begitu kontras pendidikan di Jawa ini. Semuanya tersedia, lengkap, dan begitu memadai. Walaupun di beberapa daetah juga masih tertinggal, namun jika dibandingkan dengan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia bagian timur, sangatlah jauh. Mengutip dari seorang teman, yang pernah mengatakan bahwa kebanyakan murid-murid di jawa merehmekan ilmu dari guru sedangkan di Indonesia bagian Timur membutuhlan ilmu tersebut. Saya tidak maksud menjelekkan orang-orang yang tinggal di Jawa, namun saya ingin membandingkan antara pendidikan di Indonesia bagian Timur dan yang ada di Jawa.
walaupun merdeka pada 69 Tahun yang lalu, tapi masyarakat tidak diberi kesempatam untuk memerdekakan dirinya sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H