Lihat ke Halaman Asli

Mau Kaya? Pay Yourself First!

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2006 dan seterusnya, sebagai penyuka bacaan  buku-buku tentang marketing dan bisnis karya penulis terlaris (bukan paling fundamental) dari dalam dan luar negeri, saya mengamati ada suatu anomali dalam mindset dalam memahami  kekayaan dan materi banyak orang dan termasuk banyak rekan pekerja/profesional, sehingga banya merubah perilaku dan sering terburu-buru dalam menjalankan pekerjaan utamanya. Misalkan ada satu buku yang karena pengalaman pribadinya pernah sukses dari seorang pekerja menjadi pengusaha yang sangat kaya (secara materi saja) lalu menuliskan buku dan membuat statement bahwa  "jadi pekerja tidak dapat membuatmu jadi kaya" atau "bila kamu ingin kaya maka kamu harus berpindah kuadran menjadi pengusaha", sehingga sekali saja orang membaca nya dan tidak berusaha melakukan review, maka mindsetnya menjadi demikian dan berlomba-lomba menjadi pengusaha dan melupakan pekerjaan utamanya, yang sebenarnya suatu saat menjadikannya ahli dan bernilai. Saya hanya berpikir pada waktu itu, teringat saudara dan rekan saya yang sebagian menjadi PNS dan pekerja - mereka bahagia dengan pekerjaan mereka, mereka mencintai pekerjaan mereka dan mereka penuh dedikasi kepada pekerjaan mereka, apakah mereka tidak boleh menjadi kaya? harus menjadi pengusaha dulu. Bagaimana bila penggarap sawah, petani cabe, sawur dan lain-lain meninggalkan pekerjaan mereka sekarang dan berusaha pindah kuadran menjadi pengusaha? dan apakah mereka tidak boleh kaya ? Adapun kekayaan, beberapa orang tua bijak dahulu berkata bahwa kekayaan itu terdiri dari 8 komponen : Keluarga, Kesehatan, Kesempatan, Keamanan, Kemampuan, Kebahagiaan, Ucapan Syukur  dan Uang yang cukup (cukup lebih tinggi dari nilai apapun, segala sesuatunya cukup - bersyukur). Artinya buku-buku tersebut hanya membicarakan satu bagian dari kekayaan ; Uang yang berlebihan (excessive cash), sedangkan para orang tu bijak dahulu menyebut bahwa itu urutan yang terakhir dan ada 7 bagian yang lebih penting sebelumnya. Siapapun dia, PNS atau pekerja tetap bisa menjadi kaya (dari sudut pandang uang, bagian kedelapan kekayaan yang dimiliki tiap insan) , cukup dengan Mendahulukan membayar masa depannya pada saat ini ; Pay yourself First. Menghitung Investasi pribadi / keluarga dan Mendapat hasil Besar itu mudah, tetapi sangat sulit untuk dilakukan, karena yang sangat diperlukan adalah suatu prinsip kemampuan membuat suatu prioritas. Hal itu dapat diadaptasi dari ilmu-ilmu ekonomi korporasi terutama dalam sensitivitas pengelolaan dana pribadi. Tidak usah kita berbicara tentang idealisme, mari kita berbicara tentang berapa banyak uang dikantong kita dimasa depan dan bagaimana risikonya apabila segala keperluan berdatangan bila tidak tertangani dan berapa banyak keluarga yang dapat sejahtera olehnya, kata idealisme disini adalah untuk sudut pandang negatif atau seberapa hebat seseorang dalam kemampuan intelegensi, karena investasi hanya sedikit memerlukan intelegensi yang harus diperbanyak adalah attitude (sikap diri) dalam menentukan prioritas. Setiap orang harus berpikir dan bertindak dengan tujuan kesejahteraan, kegagalan-kegagalan individu tertentu yang gagal mengelola finansial pribadinya seringkali kemudian menyalahkan orang lain atau pemerintah, yang juga sedang berjuang keras keluar dari kemelut demi kemelut yang tidak silih berganti datang entah itu penting bagi berbangsa dan bernegara, entah itu penting bagi kemajuan bersama. Investasi, sederhananya adalah memiliki pengertian seperti ini, "Suatu tindakan menunda konsumsi tertentu pada saat ini untuk mendapat konsumsi yang lebih baik dimasa yang akan datang" dan memulai investasi itu mudah tetapi sulit untuk dilaksanakan karena setiap individu yang tidak mengetahui manfaat uang, akan dibatasi dengan sekat tidak dapat menaklukkan hawa nafsu untuk konsumsi yang tidak penting. Investasi pada tulisan ini dapat dilakukan oleh tingkat manapun, namun terutama diperuntukan kepada pekerja, karena pekerja paling rawan dalam pengelolaan finansialnya. Manfaat investasi pribadi ini dapat digunakan untuk semua tujuan positif kesejahteraan walaupun anda hanyalah seorang pekerja biasa saja, semua orang bisa sejahtera hanya cukup dengan menentukan suatu prioritas, berikut tehniknya : Nanti dulu bicara soal bisnis besar mulailah dari langkah kecil, dari diri sendiri sesuai kemampuan pribadi; 1. Pay Yourself First Bayarlah dirimu terlebih dahulu. Artinya seperti maksud investasi diatas, ketika seseorang bekerja sebagai pekerja berumur 35 tahun dengan gaji misalkan Rp. 3 Juta/bulan, harus memiliki proyeksi dimasa depan dengan "menunda konsumsi sekarang" yang tidak penting. Misal : Prioritas : Lakukan ini pertama kali setelah anda menerima gaji, bukan diakhir bulan/dialokasikan - Naik Haji di usia 55 tahun (atau yang setara dengan itu) - Anak-anak dengan biaya pendidikan kuliah Rp. 300 juta perorang - Dana pribadi pasca tidak bekerja dan/atau membangun usaha lain. - Tuliskan sendiri impian anda dan bertanggung jawab Lakukan ini pertama kali setelah anda menerima gaji, bukan diakhir bulan/dialokasikan. Karena ini sebabnya : Mungkin selama ini konsep menabung Anda adalah di akhir bulan. Ketika ada uang sisa dari belanja kebutuhan diri dan bulanan baru Anda menabung. Namun, bila ternyata di akhir bulan uang tidak bersisa, malah defisit, maka Anda pun melewatkan menabung di bulan itu Mari kita bahas tetang contoh arus kas pribadinya : Proyeksi Gaji Anda Rp. 4 Juta/Bulan (dan berusahalah untuk terus meningkatkannya, dengan cara benar demi keluarga anda) Realisasi Prioritas : - Saving untuk naik haji @Rp 200.000/bulan x 20 Tahun (240 bulan) =  Rp. 48 Juta diluar pengembangan (bisa tabungan, reksadana dll) - Saving untuk biaya pendidikan anak @Rp.600.000/bulan x 20 Tahun (240 bulan) = Rp. 144 Juta (diluar pengembangan, Asuransi dapat mencapai angka imbal hasil dengan angka seperti itu Rp 500 Juta/anak tergantung dengan tipe arah pengembangan dana yang anda asuransikan) - Dana Pribadi Pasca tidak bekerja, dapat anda gunakan untuk bisnis pribadi dan tidak stress karena tidak ada aktivitas @Rp. 200.000/bulan - Dapat ditambahkan program apa saja.... Proyeksi anda membayar diri anda sendiri dimasa depan Rp. 1 Juta/ bulan equivalen 25% Prinsip Pedagang cerdas : Diatas itu, mereka membayar diri mereka sendiri minimum 50% dari Nett yang mereka terima. Kontraproduktif : Bila seseorang memiliki banyak hutang, seperti kartu kredit dan lain-lain, upayakan untuk diselesaikan dulu dan jangan diulangi lagi, risikonya program seseorang itu tertunda lagi. 2. Mempelajari Produk Investasi Ada banyak ekonom dunia yang menggagas suatu prinsip luar biasa dibumi ini, seiring dengan waktu berjalan pelajari Asuransi, Reksadana dan Saham dengan seksama dan perhatikan dengan sungguh-sunggguh uang yang di investasikan, bila kurang jelas, berikan waktu untuk memahaminya, tidak keliru untuk mengambil kelas, pertemuan tentang pengetahuan investasi pribadi. Mau tenang hindari Transaksi Derivatif berapapun besar janji keuntungannya. Apabila seseorang belum pernah menjalani Perdagangan Derivatif, usahakan untuk dihindari, karena dalam beberapa keadaan Perdagangan Derivatif adalah dapat menghancurkan semua impian investasi anda, karena anda tidak membeli bisnis dengan tingkat risiko yang tidak dapat anda kendalikan, berbeda sekali dengan saham, anda membeli bisnis, anda bisa beli kapan saja dan anda bisa jual kapan saja atau tidak perlu dijual selama itu menguntungkan. Apapun, jangan melakukan investasi yang tidak dapat anda kendalikan. Asuransi, Reksadana dan Saham adalah Investasi yang sangat baik selain menabung di Bank, pilihlah yang terbaik menurut kemampuan kendalinya. 3. Kedua hal itu anda lakukan, anda menulis sendiri masa depan anda. Masa depan finansial pribadi hanyalah salah satu bagian dari masa depan keseluruhan, ada masa depan kesehatan, masa depan keturunan, masa depan pengembangan diri, masa depan dalam beribadah, masa depan dengan teladan kepada orang lain dan lain sebagainya. Namun kebanyakan masa depan pribadi terlalu rumit untuk terjadi karena tidak dilaksanakan dan mempertaruhkan segala sesuatunya tanpa persiapan, perencanaan dan pertimbangan. Just do it, Pay your self First. Jangan terlalu alergi dengan uang, uang adalah partner, bukan tuan bukan pula diacuhkan begitu saja, partner untuk mendukung, karena cinta pun perlu dibiayai, menyayangi anak sekolah tinggi memelukan biaya yang dapat dikembangkan dari berbagai produk investasi sebagai konversi dari pendapatan pribadi. New Art dalam Investasi Pribadi adalah Income (pendapatan) – Saving (masa depan) = Expenses (kebutuhan hari ini)

"Jangan merubah dirimu, hanya karena pendapat orang lain tentangmu"

semoga bermanfaat Salam sukses =rimawan= SUMBER BERITA -------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline