Lihat ke Halaman Asli

Narliswandi Piliang

TERVERIFIKASI

Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Racun DAS Citarum Siang 27 Malam 9 Derajad

Diperbarui: 23 Juli 2018   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEBUAH video diperlihatkan Doni Monardo, 55 tahun,  di kanan saya duduk. Kami kebetulan semeja di sebuah resepsi pernikahan putri kawan, Minggu siang, 22 Juli 2018,  kemarin.  Di antara beberapa tokoh dan pejabat di dekat kami, termasuk Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan,  Doni pernah menjabat  Panglima Siliwangi - -  kini sosok  berbintang tiga itu sebagai Sekretaris Jenderal (Sesjen),  Dewan  Ketahanan Nasional (Wantanas). Wajahnya serius membicarakan  pencemaran lingkungan hidup.

tanaman-1-5b557219d1962e132e19ca92.jpg

Selama ini saya hanya mengikutinya dari berita. Secara khusus  pernah saya simak  di media, ketika masih menjadi Panglima Siliwangi, Doni  dan  Presiden Joko Widodo mengunjungi hulu Citarum, Jawa Barat. Sebagaimana dominan Daerah Aliran Sungai (DAS)  tercemar, rusak, Citarum mengalami pencemaran akut.

Saya menjadi teringat kalimat pendiri  perusahaan air minuman kemasan, Alm., Tirto Utomo. Saya pernah mengutip kalimatnya untuk SWA, "Air adalah kehidupan." Logikanya,  hulu mata air  mengalir ke sungai. Kali tercemar  rusak kehidupan.

tanaman-2-5b5572e2caf7db2f640d1636.jpg

Di  video diperlihatkan Doni kemarin itu, direkam  oleh Satgas Citarum Harum (SCH) Sub sektor 2113, Jumat, 20 Juli 2018, pukul 22.40. Artinya baru saja  dua hari rekamannya  diterima Doni.  Visualnya membuat dada sesak. Pembuangan limbah ke Sungai Citarum oleh PT IP di jalan Tanjung, Cimahi Selatan. Limbah abu pekat, mendekati hitam,  berbusa, berbau. Racun itu mengalir ke  Citarum.

tanaman-5-5b5573db5e13733617643ba7.jpg

"Akibat hulu Citarum demikian, dan dominan perusahaan tekstil membuang limbah ke sungai Citarum, maka dominan  ikan  dipanen dari waduk dialiri Citarum, termasuk dari Jatiluhur sudah tak layak konsumsi."

Saya terperanjat mendengar kalimat Doni. Saya penggemar ikan Nila.

"Benar. Pencemaran, mulai merkuri dan unsur berbahaya lain sudah sangat  tinggi."

"Mungkin sudah diperlukan polisi lingkungan hidup," kata Doni.

tanaman-3-5b55724ad1962e7244327df4.jpg

Hingga kini,  menurut Doni, belum signifikan upaya  instansi terkait, lintas sektoral membenahi pencemaran Citarum. Maka ketika tak lama kemudian muncul Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DJKI Jakarta, duduk pula  semeja dengan kami, obrolan  ihwal pencemaran Citarum itu merambah ke pencemaran Ciliwung.

Saya tentu tidak sempat bercerita langkah pernah kami lakukan di kali kecil di kawasan Jl. Abdul Muis, Jakarta Pusat, kepada Sandi Uno.  Di era Joko Widodo Gubernur DKI Jakarta, kami punya kegiatan Bangun Gotong Royong Jakarta (Bang Rojak). Bangrojak  melakukan kegiatan bersih toilet masjid, membersihkan kali, bahkan pernah menyemai bibit ikan bersama Saefulah, kini Sekda  di DKI Jakarta.  Sungai kecil, atau tepatnya got besar, di belakang perkantoran dari mulai Gedung BI hingga ke arah Hayam Wuruk itu sejatinya bisa dibeningkan airnya. Akan tetapi semua gedung di jejeran  kali itu,  membuang limbahnya tanpa diolah.

tanaman-6-5b557286677ffb576f7ac4eb.jpg

Padahal amanah Undang-Undang jelas soal aturan  pembuangan limbah. Seingat saya ketika Saefulah menjadi Walikota Jakarta Pusat, pernah beberapa kali menyurati gedung-gedung perkantoran  itu. Akan tetapi karena levelnya hanya Walikota,  beberapa kantor kementrian disurati, agaknya, karena  teguran  hanya  dari seorang  Walikota,  lewat begitu saja. Pekan lalu saya ke Kementrian Perhubungan, sempat memperhatikan kali di Jl. Abdul Muis itu. Sudah pasti ikan pernah kami semai empat tahun lalu itu pada pudur.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline