Innalillahi Wainnailahi Rojiun, ajal memang di tangan Tuhan Maha Kuasa. Baru saja saya mendapat kabar bahwa Prof Dr.H. Faisal Mahmud meninggal dunia. Ia salah seorang Ketua MUI, juga pimpinan Al Khairat, Palu. Jika Anda masih ingat, ketika Pilpres 2014, adalah Ustad Faisal memimpin Umroh rombongan kecil Presiden Jokowi.
Petang jelang jam bubaran kantor, jalanan Jakarta mumet. Macet. Motor di jalanan arah Jl. Raya Condet itu menyemut. Mendung sejak siang hari ditingkahi gerimis membuat jalanan basah. Dari bilangan kediaman saya mencapai rumah duka di Gang M.Zen itu, menghabiskan tenggang waktu dua jam. Pertengahan magrib tadi ternyata rumah duka sepi. Seorang bapak tua menggendong bayi mengatakan seluruh keluarga almarhum berangkat ke bandara. Jenazah Ustad Faisal dibawa ke Palu.
Beruntung tak lama putri almarhum membalas WA saya. "Jasad Abah kami bawa ke Palu, malam ini juga. Kami sudah di bandara menunggu keberangkatan," ujar Nabila, dalam nada serak.
"Kemarin Abah baik-baik aja."
"Hanya ia merasa kakinya sakit, sempat di-kop. Baikan."
"Kemarin ia dibawa ke JMC, pagi tadi nafasnya sesak dibawa ke rumah sakit Harapan Kita siang Abah sudah pergi."
Nabila terisak pilu
Saya masih ingat doa dipanjatkan Ustad Faisal ketika kami usai shalat sunat sesaat setelah menjalankan Umrah di Masjidil Haram. Hanya berjarak sepelemparan batu menghadap garis lurus ke Ka'bah, di depan Multazam.
Doanya, " ... ya Allah ya Tuhan kami jadikan Bapak Insinyur Joko Widodo menjadi pemimpin kami, presiden RI ke-7, yang akan membawa kebaikan ... membangun... peradaban..."
Kami dalam kelompok terbatas itu, termasuk Alm. KH Hasyim Muzadi mengamini.
Aamiin.