Lihat ke Halaman Asli

Narliswandi Piliang

TERVERIFIKASI

Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Mengenang Bondan "Maknyus Zaman Old"

Diperbarui: 29 November 2017   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribunnews.com

Pria bertubuh kecil itu mencari saya. Ia berpantolan coklat tua, bagian bawah celana agak lebar, baju lengan panjang ketatnya digulung hingga lengan.  "Wan kenalkan Buyung," katanya lagi, "Buyung, ini Iwan sudah seperti anak saya."

Sosok pria itu Alm. Budiman S. Hartoyo, redaktur senior TEMPO. Siang medio 1986 itu, ia sengaja menyeberang dari kantor TEMPO kala itu di HR Rasuna Said, ke Setia Budi Building ll.  

Kami kelompok media di TEMPO, kala itu, ada Matra, SWA, dan Jawa Pos, berkantor di Setia Budi Building. Sebagai reporter di Matra, sebelumnya pernah setahun saya jadi reporter lepas majalah Swasembada, majalah kemudian  bertajuk SWA. Pemred SWA kala itu Bondan Winarno.

Budiman bertutur mengenalkan Buyung ke Bondan, agar diterima menjadi reporter di SWA. Atas saran Budiman saya  diminta memberi pengalaman pribadi mengenal sosok Bondan kepada Buyung. 

Saya ceritakan sekilas karakter Bondan, dari pengalaman jelang dua tahun kala itu. Bondan suka berbaju putih rapi, bercelana panjang hitam seperti Jokowi. Bondan tak seperti kebanyakan wartawan, suka berpenampilan urakan. Bondan disipilin. Ia taat kaedah deadline. Ia juga tak sungkan bertanya dan bagaimana menulis enak dibaca kepada Amarzan Loebis, kala itu Redpel Matra.  Amarzan  guru menulis keluarga besar TEMPO, khususnya feature, literair. Zaman  TEMPO ada rubrik Selingan, beberapa tulisan Bondan diedit Amarzan.

Sepenglihatan saya kala itu Bondan jarang tersenyum. Tetapi jika ada hal yang membuatnya tertawa, senyumnya menggerakkan orang di sekitar riang. Bondan pembaca banyak buku, termasuk joke Art Buchwald.

Obrolan tentang Bondan di medio 1986 di lorong perkantoran Setia Budi Building, itu sekelebat  terlintas di benak saya. Tempat itu kini telah menjadi mal kuliner.

Pagi ini Rabu, 29 November 2017, Bondan dipanggil Yang Maha Kuasa. Ia berpulang dalam usia 67 tahun.

Syahdan setahun setelah obrolan di lorong perkantoran itu, tepatnya 1987,  Bondan sudah tak di SWA. Ketika saya kemudian malah joint sebagai wartawan SWA, Buyung, yang diperkenalkan Budiman sudah menjadi Pemred, menggantikan Bondan.

Pada penghujung 1989 saya mundur  dari dunia kewartawanan, mencoba peruntungan ke dunia bisnis. Hijrah itu tiada lain termotivasi karena tulisan-tulisan Bondan Winarno di Rubrik Kiat. Kala itu Bondan memang  terkenal Bondan "Kiat" belum "Maknyus". Ia rajin menulis kiat, bisnis dan manajemen.

Di saat usaha saya di bidang jasa komunikasi, sudah mulai melangkah ke industri serial animasi, 1993, saya dapat cerita Bondan menjadi eksekutif di grup usaha Ika Muda Grup. Ia menjadi pemegang perwakilan kelompok usaha dikomandani oleh Soetrisno Bachir di Amerika. Namun dunia tulis menulis tetap ia jalankan. Publik masih bisa membaca Kiat Bondan di media.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline