Lihat ke Halaman Asli

Narliswandi Piliang

TERVERIFIKASI

Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Opini: Demam Jokowi

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi ini saya membaca seorang follower @Yu1iadi di Twitter melakukan kultwit tentang kepemimpinan 2014. Kata paling banyak  mengemuka tentulah Capres. Kawan itu di salah satu butir timeline-nya, mengatakan membenarkan kalimat saya, bahwa, Jokowi  presiden direstui alam.

Kebetulan saya hendak  menuju Balaikota DKI, Jakarta pagi ini. Di jalan saya melihat cover majalah Tempo pekan ini di pengasong di bilangan Patung Tani, Jakarta Pusat. Di sampulnya  tertulis Simalakama Mega Jokowi.  Saya pun membeli. Sembari menunggu waktu bertemu Jokowi, saya membacanya. Pada halaman 47, Opini Tempo,  Alinea terakhir ditulis:  Dengan begitu, andaikata  PDIP mengusung Jokowi menjadi calon presiden, ia akan mendapat lawan  lebih sepadan.  Republik ini pun akan beruntung bila memiliki sebanyak mungkin calon pemimpin seperti Jokowi.

Pada Oktober 2012, saya menulis Sketsa butuh 33 Jokowi lagi ini linknya

http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/19/sketsa-butuh-33-jokowi-lagi-502728.html . Secara bersamaan, secara tak sengaja saya juga membaca  berita Kompas ini.

Menggabungkan bacaan dari link di atas, lalu menyigi halaman  38 Tempo, Wawancara dengan Sabam Siagian, akan kuatnya semangat alih generasi kepemimpinan bangsa dari  senior, tepatnya dari sosok tua ke muda kental.  PDIP dengan kepemimpinan Megawati telah melahirkan Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini dan Jokowi, di antara orang muda itu.

Sejak awal tahun ini di Twitter saya mensosialisasikan tagar #ANTIPRESJADUL2014.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline