Menarik mengambil saripati khutbah Idul Adha di Masjid Al Furqon, Bulevar Hijau,Harapan Indah, Bekasi karena sangat relevan dengan kondisi perilaku sebagian masyarakat baik pejabat dan rakyat saat ini. Perilaku apa? Apalagi kalau bukan perilaku yang tidak peduli dengan hak orang lain seperti yang sering sekali dikemukakan dan diingatkan dalam ceramah saat Idul Adha, makna berkurban.
Perilaku korupsi, ketidak-adilan, dan tidak berperikemanusiaan jelas bertentangan dengan makna berkurban yang intinya si mampu atau kaya berbagi kepada sesama dengan kelapangan rejeki yang didapatnya dan bukan membiarkan si miskin dalam kepapaan, juga dengan kuasanya yang diberikan Tuhan untuk membela si lemah, contoh dalam menyikapi ketidak-adilan dalam masyarakat, tapi tidak dilakukan.
Berhaji yang menjadi inti dari peringatan Idul Adha juga simbol bagaimana manusia seharusnya mencontoh perlaku Nabi Ibrahim yang mengedepankan kepatuhannya kepada perintah Allah SWT dengan melaksanakan kewajibannya, walaupun harus menyembelih anak tersayangnya, Nabi Ismail, yang kemudian digantikan dengan hewan ternak sebagai simbol kepatuhan.
Khotbah peringatan kali ini diisi oleh Ustadz H.Nurkholis Nawawi, Lc. dan untuk Imamnya dipimpin oleh Ustad H.Lukmanul Hakim yang merupakan imam tetap Masjid Al Furqon, dan dilakukan di hari Kamis, 10 Dzulhijah 1444 H/29 Juni 2023.
Peringatan Lebaran Haji di Masjid Al Furqon ini agak berbeda dibanding tahun sebelumnya karena masjid yang tengah proses renovasi ini sudah selesai hampir 90 persen. Tampak megah rumah Allah SWT ini karena kerjasama pengurus dengan masyarakat sekitarnya untuk bersatu padu dalam membangun baik dalam pendanaan, kemakmuran dan mengisi kegiatan peribadatan.
Menurut Ketua DKM Masjid Al Furqon, Zulkarnaen Jalal, dari biaya Rp.4.5 milyar program renovasi masjid ini tinggal sejumlah milyar lagi untuk menyelesaikannya, inshaa Allah akhir tahun ini sudah bisa diselesaikan. Partisipasi dari warga yang mampu dan punya kelapangan rejeki tetap sangat diharapkan.