Lihat ke Halaman Asli

Iwan Parta

Certified Professional Mediator and Paralegal

Musyawarah untuk Perdamaian adalah Ruh Pancasila

Diperbarui: 1 Juni 2021   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kumparan.com

Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia merupakan cita-cita luhur untuk menjadi dasar, pandangan dan pemahaman terhadap negara dan cita-cita tersebut dibungkus dengan semboyan negara "Bineka Tunggal Ika" yang menegaskan bahwa betapa beragamnya Indonesia suku, bahasa, ras, kebudayaan dari Sabang sampai Merauke tetap harus satu langkah satu tujuan membangun Indonesia. 

Salah satu yang mempertahankan Bangsa Indonesia agar tetap satu dalam pemikiran dan langkah adalah komitmen yang tercermin dalam sila ke 4 yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". Simbol dari sila ini adalah kepala banteng yang dimaknai dari sifat kawanan banteng yang suka berkumpul dan kompak dalam mengambil keputusan.

Karakter bangsa Indonesia adalah negara kepulauan yang tidak kurang dari 16.000 pulau serta 1.340 suku bangsa yang berbeda, semua perbedaan ini jika tidak mengedepankan persatuan dan kesatuan akan sangat sulit menetapkan sebuah kebijkan yang dapat diterima semua pihak. Sehingga apapun keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah tidak boleh melanggar semboyan Bhineka Tunggal Ika berlaku sama, tidak berat sebelah, adil dan mengutamakan kepentingan umum.    

Rakyat harus dipimpin dengan Kebijaksanaan dan cara Pemerintah untuk mengambil keputusan yang bijak adalah dengan Musyawarah yang diwakili oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam kebijakan tersebut. Oleh karena itu ruh dari pancasila adalah Musyawarah itu sendiri dalam mewujudkan cita-cita luhurnya yaitu Toleransi dalam beragama (sila kesatu), menjunjung tinggi keadilan dan kemanusiaan yang beradab (sila kedua), menyatukan Indonesia dalam satu langkah dan tujuan (sila ketiga), dan mewujudkan keadilan sosial berlandaskan kekeluargaan dan gotong royong.   

Tidak mungkin tujuan mulia Bangsa Indonesia akan terwujud jika para pihak dan pemangku kepentingan (stake holder) tidak mau duduk bersama dan mengedepankan kepentingan bersama demi masa depan yang lebih baik, dan ini menjadi point besar dalam keberhasilan proses musyawarah (mediasi) untuk perdamaian.    




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline