Lihat ke Halaman Asli

Iwan Nugroho

TERVERIFIKASI

Ingin berbagi manfaat

Asiknya Bermain "Drone" Sambil Menikmati Indahnya Bukit Teletubbies

Diperbarui: 19 Agustus 2017   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Selama ini bukit Teletubis identik dengan lokasi di pegunungan Tengger, sekitar Bromo dan Semeru. Di sana bukit dengan hamparan padang rumput atau savana dengan background pegunungan Tengger, membentuk panorama yang begitus khas keindahannya. 

Karena itu saya heran melihat ada foto bukit teletubis yang lain. Foto itu diunggah mahasiswa kami di suatu tempat, yakni di kota Batu. Dengan bantuan google maps, memang lokasi itu benar adanya. Untuk menutupi penasaran, saya pun akhirnya pergi kesana dipandu mahasiswa. Kami pun pergi bersama teman-teman kolega sambil mencoba drone baru,.. hitung-hitung sambil belajar dan latihan mengenal operasi drone.

Peta Bukit Teletubis, kota Batu (googlemap)

Lokasi bukit Teletubis kota Batu, memang tidak jauh. Dari pusat kota Batu hanya sekitar 2 hingga 3 km. Tepatnya masuk wilayah desa Pandanrejo, kecamatan Bumiaji, kota Batu, pada koordinat -7.854510, 112.539973.

Belajar Drone di Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Pengunjung bisa kesana melalui arah dari Batu menuju Selecta, atau dari Karangploso menuju Selecta. Dari jalan raya Pandan Rejo masuk ke utara sejauh kira-kira 1 km. Lokasi bukit berada di pinggiran pemukiman penduduk yang sangat padat. Daerah ini merupakan sentra hortikultura. Mobil roda empat kecil bisa leat, langsung masuk ke area bukit Teletubis. Di sini tidak ada tiket masuk atau pengelolaan.

Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Bukit Teletubbies lebih pas disebut sebagai lapangan terbuka dengan rumput yang hijau kekuningan merata. Ini bukan bukit, meski agak tinggi dan membentuk gundukan sementara di sebelah utaranya ada sedikit lembah sungai. Luas padang rumut kira-kira 6 hingga 8 hektar. Panorama bukit Teletubis ini memang indah, dengan latar gunung Arjuno yang berdiri megah.

Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Kami tiba di lokasi sekitar jam 15.00 sore, minggu yang lalu.  Kebetulan cuacanya mendung dan berangin sepoi sehingga terasa nyaman di udara terbuka. Di lapangan terbuka itu, hanya ada rombongan kami dan dua siswa berseragam yang berlatih jump dengan motornya. Jadi, kami benar-benar menikmati suasana lapang dan indahnya Bukit Teletubis.

Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Kami pun membuka dan memainkan drone. Semua sudut bukit atau lapangan kami shoot. Luar biasa indahnya. Rumputnya yang rata bagaikan alas permadani yang menghias permukaan bumi. Kami satu per satu mencoba memainkan drone, mencoba tombol-tombol untuk mengambil gambar yang menarik. Benar-benar asik bagaikan menerbangkan helikopter, sambil melihat monitor di pesawat remote.

Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Bukit Teletubis, kota Batu (koleksi pribadi)

Tentu kami juga saling berfoto selfie. Kalau ini sih kami ngikut mahasiswa kami. Anak-anak muda itu memang menginspirasi dan dinamis. Kebersamaan dengan kolega dosen atau mahasiswa, selalu saya upayakan. Saya selalu mencoba melibatkan atau ikut mahasiswa sesuai lingkup dan tujuan kegiatannya, terlebih itu ke lapangan. Saya juga belajar banyak dari kehidupan mahasiswa. Usia mereka juga seperti anak-anak saya sendiri. Bepergian adalah bagian dari pembelajaran, mengenal alam, budaya dan menciptakan kebersamaan. Ayo jalan..ayo jalan.. biar banyak pegetahuan, itu yang selalu saya sampaikan ke setiap orang

Bukit Teletubis, kota Batu, sangat nyaman utk berbagai aktivitas (koleksi pribadi)

Lapangan Bukit Teletubbies di Batu ini, agaknya dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Yang jelas, kalau untuk bermain bola tidak mungkin karena kemiringan lerengnya. Kegiatan desa setempat atau keramaian tertentu dapat dilakukan di sini. Pastinya anak-anak akan senang bermain disini, bisa berlarian, melompat atau berguling-guling. Untuk kegiatan diskusi terbuka juga sangat mungkin. Suatu saat, saya jadi ingin mengajak kuliah lapang di sini. Di sini, juga sering digunakan untuk foto-foto pre-wedding. Rasanya, lokasi ini memang layak ditampilkan untuk setting sinetron, foto model, atau foto lanskap alam.

Malang, Lembah Panderman, 14 Agustus 2017

Penulis menulis buku:  

  • Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1  
  • Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2 
  • Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1 
  • Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline