Lihat ke Halaman Asli

Iwan Nugroho

TERVERIFIKASI

Ingin berbagi manfaat

Ada Taman Bunga di Gunung Kelud

Diperbarui: 5 Januari 2017   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Agro Margomulyo, Gunung Kelud (koleksi pribadi)

Wisata gunung Kelud sangat populer.  Wisata ini mirip dengan wisata Merapi.  Dua gunung ini dikenal sangat aktif, dan sering erupsi.  Erupsi Gunung Kelud terjadi dalam siklus lima belas tahunan, dengan tingkat eksplosif dahsyat.  Letusan terakhir tahun 2014, sempat melumpuhkan perekonomian di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, dengan ditutupnya bandara utama di Surabaya, Malang, Denpasar, Yogyakarta dan Semarang akibat debu erupsi.

Saya pernah tinggal di dusun Djengkol (1, posisi geografi -7.866699, 112.148637), desa Plosokidul, kecamatan Plosoklaten, kabupaten Kediri, mulai tahun 1992 hingga 2006.  Desa kami berjarak sekitar 25 km ke arah puncak gunung Kelud.

Daerah ini sangat sejuk dan subur, layak untuk tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultur.  Ini telah menjadi perhatian sejak penjajahan Belanda dulu.  Belanda sudah membangun infrastruktur di Gunung Kelud untuk keperluan mengurangi dampak erupsi, membangun industri gula, kebun tebu, kopi, cengkeh dan nanas.  Jadi sebenarnya, potensi ini sudah tergali sejak dulu, termasuk untuk wisata.

Dusun Djengkol (koleksi pribadi)

http://www.kompasiana.com/yassarlina/tempat-indah-bernama-jengkol_552fb7706ea83401248b4579

Kini, Gunung Kelud menjadi tujuan wisata yang makin populer.  Semua pihak bersama-sama mengembangkan tujuan wisata tersebut, khususnya pemerintah kabupaten Kediri dan masyarakat.  Dahulu wisata Kelud juga sudah populer, hanya saja tidak seperti sekarang; dimana teknologi IT dan gadget ikut mempromosikan tempat-tempat destinasi wisata.  

Akses ke Puncak Gunung Kelud lebih mudah dicapai dari kota Kediri ke arah Wates, kemudian ke kecamatan Ngancar.  Pengunjung dari Surabaya, mengambil arah Jombang, Pare ke Wates.  Pengunjung dari Malang, mengambil arah ke Pare, kemudian ke Wates.  Wates adalah kota kecamatan, di banyak persimpangan atau sudut jalan, petunjuk menuju arah Wisata Gunung Kelud banyak ditemukan.  Jalan dari Wates ke arah Ngancar beraspal halus, dan cukup lebar.

Area parkir di puncak Kelud, sebelum meletus tahun 2007 dan 2014 (https://ganzimaru.files.wordpress.com)

Pada tahun 2000an, infrastruktur wisata gunung Kelud sudah memadai.  Akses jalan sudah sampai dekat puncak, dan tersedia lahan parkir yang luas (posisi geografi -7.937329, 112.297170), dan berbagai fasilitasnya.  Pengunjung dapat menggunakan motor, mobil, atau (olahraga) sepeda gunung.  Pengunjung berjalan kaki dari lapangan parkir melewati terowongan dan langsung berada di tepi danau kawah.

Kini kondisinya berubah, erupsi tahun 2014 telah merusak jalan dan infrastruktur lain di sekitar puncak Kelud.  Mobil pengunjung bisa mendekat hanya sekitar 2 km dari puncak, disini tersedia lahan parkir untuk sekitar 35 mobil kecil (posisi geografi -7.935525, 112.284212).  Pengunjung selanjutnya dapat menyewa ojek motor untuk naik lagi sejauh 500 m, selebihnya harus berjalan kaki ke puncak.  Untuk anak-anak muda penyuka petualang, perlu mencoba jalur trekking ini.

Parkir mobil Gunung Kelud (koleksi pribadi)

Awal minggu ini (2 Januari 2017), saya jalan-jalan ke Gunung Kelud.  Pengunjungnya ramai sekali, memanfaatkan liburan tahun baru.  Saat ini masih musim penghujan.  Suasananya benar-benar segar khas pegunungan.  Pemandangan di sekitar lahan parkir, atau tempat ojek motor, atau naik lebih tinggi lagi, semuanya indah, sejuk dan menghijau.    Ada keinginan naik dengan berjalan kaki, namun kondisi alam sudah mendung dan gelap.  Lansekap alam menakjubkan, bisa melihat dataran rendah kabupaten Kediri di bawahnya.   

Puncak Gunung Kelud (koleksi pribadi)

Namun, berdasarkan pengalaman saat musim kemarau, kondisi wilayah sekitar gunung Kelud kering dan berdebu.  Tanahnya berpasir dan berdebu (masuk golongan tanah Entisol, menurut Soil Taxonomy).  Karena itu, potensi erosinya juga tinggi untuk terbwa air hujan.

Aktivitas pengunjung wisata di sekitar puncak gunung Kelud itu, kebanyakan berfoto, khususnya di sepanjang jalan beraspal.  Setting atau background foto sangat beragam, semuanya menampilkan keelokan sisi-sisi gunung Kelud, dan panorama alamnya.  Tersedia mobil offroad mini, untuk menarik anak-anak berfoto disini.  Sudah ada jasa layanan foto langsung jadi, dengan layanan yang ramah dan trampil, menggunakan kamera DSLR.  Hasil cetakannya pun bagus. 

Berbagai aktivitas di sekitar puncak Kelud: teropong (atas), layanan foto (tengah), musik bambu (bawah) (koleksi pribadi)

Ada yang agak unik, yaitu pengamen musik bambu.  Musik bambu mengiringi suasana alam dengan lagu irama dan vokal karawitan.  Jarang sekali ada pertunjukan musik seperti ini.  Disediakan kotak uang untuk pengunjung yang mau membagi rejeki kepada seniman langka ini.  Di tempat lain, sajian musik pengamen ini dibuat lebih formal.  Pengamennya berpakaian artistik dan rapi, dan menerima ajakan berfoto dari pengunjung.  Ini pasti berdampak promosi bagi musik bambu dan memberikan kesejahteraan lebih bagi artisnya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline