Membaca (Sumber: http://1.bp.blogspot.com/)
Bangun pagi diketahui banyak sekali manfaatnya. Website Forbes memberi deskripsi manfaat antara lain (i) menghasilkan prestasi akademik lebih tinggi, (ii) lebih proaktif dan fokus dalam bekerja, (iii) bekerja lebih terencana dan efisien, (iv) punya kesempatan untuk berlatih lebih banyak, (v) sikap lebih optimis menghadapi kehidupan, dan (vi) disenangi banyak orang. Jelasnya kebiasaan bangun pagi itu menciptakan etos dan budaya kerja yang positif dan kehidupan yang produktif.
Bagaimana kalau bangun pagi hari diisi dengan membaca? Kebiasaan bangun pagi dan kemudian diisi dengan membaca memiliki manfaat luar biasa. Di saat pagi hari, otak dan pikiran tentu masih segar setelah beristirahat malam hari. Dengan membaca, maka materi bacaan lebih mudah terserap dalam jumlah maupun kualitas. Bila kebiasaan ini terpelihara sejak dini hingga dewasa, maka dapat membentuk budaya baca dan karakter keilmuan seseorang. Orang yang biasa membaca memiliki motivasi tinggi, bekerja secara fokus, mampu mengembangkan ide secara cemerlang.
Manfaat positif membaca di pagi hari telah dijalankan dalam kehidupan lembaga penddikan berasrama atau kehidupan keluarga. Lembaga pendidikan tertentu membiasakan siswa atau santrinya bangun pagi atau shubuh. Setelah menjalankan kegiatan ibadah, mereka melanjutkan dengan membaca atau mengkaji kitab hingga fajar. Keluarga tertentu membiasakan tidak tidur larut malam, dan menggantinya dengan bangun pagi, dan membiasakan anggota keluarga membaca di pagi hari.
Membaca Quran (sumber: https://islamgreatreligion.files.wordpress.com)
Kebiasaan membaca dimiliki oleh orang yang rendah hati, yang senantiasa ingin belajar, yang ingin menambah dan menuntut ilmu. Mereka adalah orang-orang yang sabar, percaya diri, santun, dan yakin ilmu yang akan membantu menyelesaikan kehidupan secara bermartabat.
Kebiasaan di keluarga kami, adalah juga kebiasaan yang diturunkan dari orang tua. Almarhum bapak adalah seorang guru sekolah dasar. Kami anak-anaknya, saat usia SD (tahun 1970an), dididik dengan disiplin untuk bangun sekitar jam empat pagi. Setelah menjalankan ibadah, kami harus duduk untuk belajar mata pelajaran sekolah. Itu dilakukan setiap hari sekalipun hari libur. Ibu juga suka membaca dan memiliki pengetahuan yang memadai, dan bisa membimbing kami untuk mengerjakan materi pelajaran. Ibu memiliki pengetahuan umum, geografi, dan berhitung. Ibu memberi teladan untuk rajin membaca, dan hingga saat ini juga masih suka membaca dan mengaji. Bapak, dengan penghasilan terbatas berusaha menyediakan bahan bacaan untuk anak-anaknya.
Penulis bersyukur, kebiasaan membaca terus terpelihara hingga saat ini. Pagi hari, sesudah shubuh menjadi waktu favorit untuk aktivitas membaca atau menulis. Membaca telah menjadi kehidupan, kehidupan untuk membaca, untuk keilmuan dan untuk menulis. Penulis berdoa agar diberi kekuatan untuk terus memelihara kebiasaan membaca, menulis dan berusaha menulis hingga akhir hayat. Penulis juga ingin mengajak orang lain untuk memperoleh manfaat dari membaca dan menulis, termasuk mengajak istri dan anak-anak.
Penulis bersyukur, istri juga terbiasa membaca di pagi hari. Ia suka membaca baik karena keperluan kerja atau untuk pengetahuan. Kami suka membeli buku yang memotivasi kehidupan, terutama buku-buku agama. Kemudian kami saling berbagi pengetahuan atau diskusi, untuk memperkuat pemahaman.
Kami senantiasa mengajak anak-anak untuk terbiasa membaca di pagi hari. Mendisiplinkan membaca di pagi hari memang tidak mudah. Intinya, anak-anak harus senang dan menikmati membaca, bukan karena paksaan. Kami menekankan kepada tanggung jawab kepada pemahaman membaca, manfaat membaca dan menulis. Kini mereka sudah di perguruan tinggi. Penulis meyakinkan kepada anak-anak bahwa hidup untuk ilmu akan membuat kehidupan lebih baik, akan memuliakan martabat kemanusiaan.
Kebiasaan membaca di pagi hari perlu dibiasakan untuk semua orang, untuk semua keluarga. Disiplin membaca membuat bangsa ini akan berpengetahuan, maju dan mandiri. Banyak membaca meningkatkan partisipasi warga bangsa dalam pembangunan. Semua masalah akan terpecahkan dengan kebiasaan membaca, menulis, analisis dan sintesis.