Lihat ke Halaman Asli

Iwan Nugroho

TERVERIFIKASI

Ingin berbagi manfaat

Manajemen SDM, SCOPUS dan Dwell Time

Diperbarui: 22 Maret 2016   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Manajemen SDM (cdn.img.print.kompas.com/)"][/caption]Mengajar matakuliah Manajemen SDM sdh penulis jalani sejak delapan tahun yang lalu.  Semester genab ini, sedikit memberi tantangan karena mahasiswanya cukup aktif, dan perkembangan empirik aktual terkait manajemen SDM dalam kehidupan saat ini menjadi menarik untuk dibahas.  Karena baru tiga tatap muka, pokok bahasan masih bersifat umum dan terkait peran SDM dan organisasi.  Disini justru menariknya.

Minggu lalu, penulis menguraikan bahwa peran bagian SDM sangat penting bagi organisasi.  SDM harus pandai, kompeten dan smart.  Kepandaiannya itu diberikan untuk kemajuan dan kemanfaatan organisasi.  Manajemen SDM harus mendorong setiap orang memberi kontribusi manfaat kepada organisasi.  Percuma saja punya SDM pintar tapi tidak bermanfaat untuk organisasi. 

Seorang karyawan atau staf yang pintar, dan senantiasa membantu kawan, atasan atau mendukung kemajuan organisasi, maka ia akan disenangi dan dipercaya kawan dan atasannya.  Ia akan diberi kemudahan menjalankan tugasnya, suatu saat kariernya akan naik, dan diberi amanah menjadi pemimpin.   Saat menjalankan kepemimpinan, pun sama.  

Pemimpin itu senang belajar, dan membagi ilmu ke bawahannya.  Ia juga berusaha membuat pintar orang lain, memberi kesempatan orang untuk maju, atau membangun kebersamaan berjuang. Pemimpin tersebut sedang mentrasformasikan nilai dan ilmu kepada orang lain dan organisasi.   Maka pemimpin itu pasti juga disenangi banyak orang.  Amanah jabatan pasti akan berpihak kepadanya.  Kariernya pun menanjak terus.. dan terus hingga ke puncak

Itulah sesungguhnya inti dari manajemen SDM.  Seseorang yang suka belajar, dan ia mengajak orang lain belajar dan menjadi pintar untuk kemajuan dan keunggulan organisasi,  maka pasti menjadi manajer yang sukses.  Itulah yang membuat Manchester United menjadi maju.  Ketika Sir Alex Ferguson menjadi pelatih, ia mampu memberdayakan seluruh potensi MU, merekrut pemain potensial dari klub lain atau akademi MU, yang kemudian dipoles menjadi tim yang kompak dan unggul.  Ia marah besar ketika ada pemain yang belagu atau egonya tinggi.  Organisasi korporasi juga banyak menghasilkan tokoh-tokoh sukses, seperti Dahlan Iskan, Yacob Oetama, Chairul Tanjung, yang semuanya menjalankan fungsi manajemen SDM dengan baik.

Penulis kemudian memberi contoh tentang kemajuan negara Cina atau Korea Selatan, yang mampu mensejajarkan diri dengan Jepang atau negara maju lainnya.  Itu semua karena SDM negara itu suka belajar (dan menulis) sehingga menjadi pintar.  Cina atau Korea Selatan sudah merencanakan menjadi menjadi maju sejak tahun 1960 an (1, 2).  Pengakuan terhadap kemajuan itu, salah satunya dipercaya menjadi penyelenggara Olimpiade tahun 1998 (Seoul) dan 2008 (Beijing). 

[caption caption="Peringkat publikasi ilmiah terindeks Scopus (scimagojr.com/countryrank.php)"]

[/caption]Bukti lainnya, ...penulis kemudian paparkan ranking negara dalam publikasi ilmiah terindeks Scopus.  Cina dan Korsel menduduki rangking no 2 dan 12.  Indonesia masih di peringkat 57, masih dibawah Thailand (43), Singapore (32) dan Malaysia (36).  Publikasi ilmiah mencerminkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa.  Publikasi karya ilmiah juga mencerminkan peradaban bangsa, menunjukkan kemampuan berpikir yang komprehensif dan kematangan bangsa menyelesaikan masalah kehidupannya.  Cina dan Korea Selatan sudah matang dan dewasa seperti negara maju lainnya.

[caption caption="Akses ke Tanjung Priok (kompas.com/)"]

[/caption]Hari ini kembali penulis tatap muka lagi dengan mahasiswa.  Di tengah mengajar itu, penulis minta mereka search ke google, mencari apa itu dwelling time?  Penulis meminta mahasiswa menjelaskan apa itu dwelling time?  Itu artinya adalah waktu tunggu, dan dikaitkan dengan kondisi layanan jasa pelabuhan yang menjadi sorotan akhir-akhir ini (3, 4, 5).  Proses bongkar muat di Tanjung Priok banyak dikritik, bisa enam sampai tujuh hari. Singapura hanya satu hari dan Malaysia dua hari. Presiden Jokowi ingin dwelling time bisa diturunkan menjadi 3 hingga 4 hari.   Ini bermakna bahwa aktivitas ekonomi sangat tidak efisien, birokratis, layanan yang lamban, dan tidak menarik bagi investor.  Ini yang membuat antrian di laut dan darat, perencanaan produksi tidak pasti. 

Dwelling time adalah problem manajemen SDM dan organisasi.  Penyebabnya bisa SDMnya malas dan tidak kompeten, jalurnya birokrasi (dan organisasi) ruwet dan tidak jelas, atau mengutamakan kepentingan pribadi.

Dua hal bisa ditarik dari deskripsi di atas, yakni (i) kebiasaan membaca atau menulis dan (ii) bekerja (melayani) dengan cepat akan membuat organisasi akan maju.  Bangsa menjadi unggul.

Malang, 22 Maret 2016

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline