Lihat ke Halaman Asli

Iwan Nugroho

TERVERIFIKASI

Ingin berbagi manfaat

Kediri Juga Punya Car Free Day

Diperbarui: 11 Januari 2016   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="topeng monyet Kediri CFD (koleksi pribadi)"][/caption]Car Free Day (CFD) sudah populer di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung atau Malang.  CFD menjadi ajang budaya, paduan antara jalan-jalan pagi, olah raga pagi, cuci mata, reuni/ketemuan, kegiatan sosial, atraksi seni, belanja, pasar dadakan, hingga selfi bersama.  Aktivitas CFD membentuk aktivitas sosial ekonomi kota, dan memberikan kepuasan warganya.

Yang satu ini, agak lain, CFD di Kediri, kota yang tidak terlalu besar dibanding kota metropolitan.  CFD Kediri kabarnya baru berjalan sekitar satu tahun.  Penulis menikmati CFD ketika menginap di salah satu hotel di sekitar lokasi CFD.  Minggu pagi hari ini, ketika mau cekout, di depan hotel ada kerumunan orang dengan musik jalanan.  Inilah CFD Kediri!  Tulisan ini juga sedikit membangkitkan memori dimana penulis pernah tinggal di kota ini, sepuluh tahun yang lalu.

[caption caption="Kediri CFD (koleksi pribadi)"]

[/caption]CFD Kediri memiliki kekhasan tersendiri, sesuai kondisi kehidupan, kota dan masyarakatnya.  CFD di Kediri ditempatkan di jalan Dhoho, yang merupakan jalan utama kota.  Disebut jalan utama, karena sejak dulu merupakan pusat bisnis dan pemerintahan kota/kabupaten.   Di jalan ini (memanjang dari Jl. Basuki Rahmat, Jl. Dhoho dan Jl. Panglima Sudirman), terdapat kantor walikota, kantor Bank Indonesia, toko-toko, hotel tua, stasiun KA, kantor Bupati lama, alun-alun dan masjid jami’. 

Penataan kota ini adalah khas kota-kota di Jawa sejak jaman penjajahan Belanda.  Kini, modernisasi kota sudah menyebar dari jalan utama, khususnya ke arah Selatan dan Timur.  Telah berdiri mall, pertokoan, kantor jasa, dan aktivitas lainnya.  Di sebelah Timur kota, adalah area industri dan jasa berbasis rokok Gudang Garam.  

[caption caption="Jl Dhoho Kediri CFD (koleksi pribadi)"]

[/caption]Panjang Jl. Dhoho hanya sekitar 500 m, selebar 9 m, satu arah.  Sehari-hari lebarnya menyempit menjadi 5 m karena ditempati parkir dan pedagang.  Jangan dibayangkan lingkungan Jl. Dhoho seperti Jl. Thamrin Jakarta, atau Jl. Ijen Malang yang modern, dengan taman yang indah.  Jl Dhoho masih menampilkan wajah tradisionil, tanpa taman, dan masih ditemukan toko-toko sederhana dan bangunannya pun tua.  Pada hari-hari seperti minggu, liburan, malam tahun baru, atau menjelang lebaran.  Jalanan ini penuh dan macet.  Setiap malam, pemandangannya berganti menjadi tempat kuliner menu khas pecel tumpang, mie jawa, angsle, ronde, dan makanan lainnya.  Di hari minggu pagi, ini menjadi tempat CFD. 

Pemandangan CFD Kediri cukup unik.  Masyarakat, laki, perempuan, berusia tua, muda, anak-anak menyatu menikmati udara minggu pagi.  Suasananya sederhana, akrab, aman, nyaman, kalem, santai, dan memberi kesan sebagai hiburan keluarga.   Masyarakat berjalan mengalir pelan memenuhi hasrat menghibur diri.  Petugas Satpol PP dan Polisi berbaur santai dengan masyarakat menjalankan tugas pengaturan lalu lintas dan keamanan.  Mobil dan motor parkir di persimpangan jalan sekitar Jl. Dhoho, berjajar teratur dan tertib.

Penulis tidak melihat suasana hingar bingar oleh aktivitas anak muda, panggung seni tidak ada, juga tidak ada olah raga senam.  Tidak banyak kegiatan spontanitas atau kreativitas.  Ada hiburan yang lucu, itupun dari pertunjukan topeng monyet, yang menarik bagi anak-anak dan orangtuanya.  Ada sekumpulan orang tergabung dalam peminat fotografi, yang sibuk memainkan kameranya.  Inipun terlihat biasa saja, tidak atraktif. Ada beberapa penjual jasa hiburan, yang diminati anak-anak balita, yakni mobil putar.  Si anak naik mobil, sementara si ibu menunggu sambil menyuapi makanan.

[caption caption="aneka makanan Kediri CFD (koleksi pribadi)"]

[/caption]Kesan CFD Kediri lebih menampilkan sebagai pasar atau bazar.  Sepanjang jalan Dhoho berjajar antara lain penjual makanan, minuman, baju, asesoris, dan cinderamata.  Makanan minuman yang dijual sangat beragam, mulai lalapan ikan/ayam, bubur ayam, siomai, dimsum, dan lontong sayur.  Tampak penjual makanan khas Kediri, yakni pecel tumpang dan sate 02 (02 adalah simbul bekicot).  Penjual baju olah raga, kerudung, tas, sepatu/sandal, Tshirt, batik banyak dijumpai di Kediri CFD.  Sementara asesoris dan cinderamata banyak dijual seperti gantungan kunci, gelang, dan asesoris wanita.

Malang, 10 Januari 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline