Perang Cyber: Ukraina dan Perancis vs. Rusia
Antara musim semi 2021 dan musim dingin 2022, dunia menyaksikan ketegangan yang meningkat di perbatasan timur Ukraina. Pasukan militer Rusia mulai mengumpulkan kekuatan, mempersiapkan serangan yang akhirnya terjadi pada 24 Februari 2022. Ini adalah kali keempat Rusia menggunakan kekuatan militer terhadap Ukraina sejak akhir Perang Dingin, dan ketujuh kalinya Rusia melibatkan operasi cyber sebagai bagian dari kampanye yang lebih besar atau sebagai instrumen pemaksaan terhadap negara tetangga.
Prediksi dan Strategi Cyber Rusia
Para pakar dan akademisi segera mengeluarkan prediksi besar tentang datangnya perang cyber. Peneliti dari NATO berpendapat bahwa serangan cyber Rusia terhadap pusat komando dan kontrol pemerintah dan militer, logistik, serta layanan darurat sepenuhnya konsisten dengan strategi 'thunder run' yang dimaksudkan untuk menimbulkan kekacauan, kebingungan, dan ketidakpastian. Strategi ini bertujuan untuk menghindari perang yang mahal dan berkepanjangan di Ukraina.
Visi kemenangan cyber Rusia ‘membayangkan’ intrusi jaringan yang melampaui tujuan medan perang untuk merusak kepercayaan di Kyiv. Teori ini berfokus pada negara-negara lemah di mana penargetan cyber dapat menimbulkan rasa kurangnya kontrol, dengan warga negara menyalahkan pemerintah karena gagal menjaga struktur sosial. Dalam banyak hal, inilah visi Rusia tentang Ukraina dalam perang cepat kilat yang cukup untuk menggoyahkan pemerintah dan menyebabkan keruntuhan umum, tinggal akhirnya Moskow bisa mengendalikan negara tersebut.
Operasi Cyber Ukraina
Pada tanggal 23 Juli 2023, HUR (Badan Intelijen Militer Ukraina) meluncurkan serangan DDoS besar-besaran yang berlangsung sejak tanggal 23 Juli atau sudah seminggu lebih. Serangan ini berhasil masuk ke jaringan network dan membanjiri server-server Rusia dengan lalu lintas data, membuat layanan internet tidak dapat diakses oleh warga biasa. Target utama serangan ini termasuk institusi keuangan Rusia, sistem pembayaran, platform media sosial, layanan pesan digital, dan berbagai layanan online pemerintah.
Seorang sumber anonim dalam HUR menyatakan bahwa hingga pukul 19:00 pada tanggal 2/8/2024, Rusia belum berhasil memulihkan fungsi normal dari sistem perbankan dan pembayaran utama, operator seluler, jejaring sosial, dan penyedia layanan internet. Selain itu, masih ada malfungsi pada sumber daya web dari Kementerian Pertahanan Rusia, Kementerian Dalam Negeri, dan Layanan Pajak Federal.
Ini adalah bocoran percakapan dari HUR “Kami sekarang bisa bernapas lega dan mengonfirmasi selesainya operasi ini. Terima kasih kepada semua yang berpartisipasi, membantu, dan mendukung. Tentu saja, ini hanyalah pendahuluan untuk peristiwa yang lebih menarik.” Artinya para Hackers dunia juga ikut berpartisipasi dalam menembus network dan melumpuhkannya. Padahal menurut dinas keamanan cyber Rusia bahwa ‘networknya sudah independen dan terputus dari dunia’. Seperti dikatakan bahwa “Saatnya bagi musuh untuk mengingat kembali ide tentang ‘CheburNet’ yang terisolasi, khas Rusia, dengan moats, penjaga digital, dan firewall di sekelilingnya. Sampai jumpa di babak berikutnya dari cerita yang memikat ini.”
Efek dan Dampak
Serangan cyber pada 70 website pemerintah Rusia melumpuhkan semua urusan online pemerintahan. Dampaknya dirasakan oleh jutaan warga Rusia sejak dimulainya tanggal 23 Juli di seluruh negeri. Kekacauan ini memuncak saat semua warga Rusia harus membuat laporan pajak federal terakhir pada tenggat (tanggal terakhir) 31 Juli 2024. Bahkan sampai kemarin sore, 2 Agustus 2024, mereka masih belum selesai memulihkan layanan pajak online. Ukraina belajar dari Rusia ketika mereka diserang pada bulan Januari 2022. Saat itu, penyerang mengatakan pada setiap monitor, “Kami menyarankan Ukraina untuk mulai menggali kuburan bagi infrastruktur digital,” yang kemungkinan maksudnya adalah untuk menyerah saja, membatalkan pertahanan wilayah Ukraina, dan merelakan pemboman penduduk sipil secara membabi buta.