Lihat ke Halaman Asli

Iwan Murtiono

Google-YouTube project contractor

Tren Sukses Perjuangan Buruh, Contoh Kasus Starbucks

Diperbarui: 27 Juni 2024   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DAily mirror: Starbucks Shanghai

Tren Sukses Perjuangan Buruh, dalam kasus Starbucks

Serikat pekerja Starbuck telah meraih sejumlah kemenangan besar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di industri otomotif dan film Hollywood. Namun jika buruh yang terorganisir benar-benar ingin bangkit jaya lagi di Amerika Serikat, maka mereka tidak bisa begitu saja mendapatkan kenaikan gaji, bagi para pekerja yang mereka wakili seperti pada jaman dulu. Organisasi buruh di masa lalu memang kokoh kuat dan mempunyai bargaining power atau daya tawar yang tinggi. Oleh karena perlu dibangun lagi, dan perlu dilakukan untuk juga mengorganisir pekerja baru dan mengembalikan mayoritas jumlah buruh, atau membalikkan tren penurunan keanggotaan serikat pekerja yang telah berlangsung selama beberapa dekade. 

Ini seperti politik permainan pengusaha yang menolak atau berusaha membubarkan organisasi buruh. Di lain pihak buruh atau pekerja selalu berada di posisi korban, seperti korban upah upah minim yang tidak mencukupi untuk hidup sehat dan kuat untuk melakukan aktivitas produksi maksimum, ataupun pengembangan diri lebih lanjut. Maka mereka membentuk organisasi pekerja untuk dapat menuntut atau memaksa administratur perusahaan memberikan tingkat gaji dan tunjangan yang layak atau manusiawi. Sedangkan di lain pihak administratur tersebut selalu berusaha mendapatkan bonus, caranya menekan ongkos dan biaya usaha yang didalamnya termasuk gaji dan tunjangan pekerja. Yang aneh bahwa administratur juga pekerja yang mengkhianati sendiri akan hakikatnya sebagai pekerja dan pernah juga meniti sebagai pekerja rendahan.Atau lebih silau atau memberati berapa bonus yang dijanjikan untuk menyengsarakan pekerja. Dalam perekonomian modern masih banyak administratur yang tidak segan segan menyengsarakan atau membuat hidup pekerjanya sangat sulit untuk melakukan aktivitas produksi maksimal. Sehingga memang aneh kalau cara berfikir ini dipakai. Walaupun mereka semua tahu dan bisa mengandalkan hasil produksi maksimal dari pemberian upah dan tunjangan yang layak untuk memaksimalkan produksi dan kualitas sekaligus. 

Para administratur juga tahu bahwa ada ukuran metrik yang bisa dipakai untuk mengukur seberapa bonus mereka kalau semua pegawainya produktif dan teliti dalam membuat produk berkualitas tinggi. Tetapi menurut pengalaman, walaupun di perusahaan yang serba canggih pun, mereka cenderung tidak mau menghitung bonus yang hilang, melainkan tetap menghitung input dan output secara konservatif, yaitu sejumlah pegawai menghasilkan sejumlah output dalam rasio tetap, dan hanya mentolerir deviasi kurang dari 5%. Tanpa memperhitungkan dalam variable ini berapa upah pegawai yang bisa mengangkat kurva produksi dan keuntungan ataupun bonus nantinya. Semua administratur biasanya senang dengan apa yang ada secara stabil tanpa mau merubah, karena harus menghadapi pengusaha yang harus setuju dengan model ini, dengan catatan kalaupun mereka tahu. Belum ditambah adanya pengertian kalau semua buruh dan pekerjanya tiba tiba menjadi kaya raya, maka semua produksi akan habis terjual karena semua buruh di suatu negara pasti mampu membeli apa saja. Adanya pengertian dasar ini ternyata tidak juga diketahui atau dipercaya oleh mereka semua yang berpikir serba konservatif..Oleh karena itu tidak heran semua pengusaha dan adminsitratur tidak menyukai organisasi yang bisa menekan dan mengancam untuk mendapatkan upah yang layak untuk melakukan aktivitas produksi yang berkualitas, dan berkembang atau inovatif.

Itu sebabnya kejadian baru-baru ini dan viral di Starbucks menjadi sangat penting, siapa yang tidak kenal Starbucks yang ada di seantero dunia?  Akhirnya, perusahaan Starbucks dan serikat pekerjanya sudah hampir mencapai pada penandatanganan kontrak kerja. Sementara ini anggota serikat pekerja mewakili lebih dari 400 dari 10.000 keseluruhan jumlah gerai Starbucks di AS. Kontrak yang segera akan ditandatangani mencakup upah, tunjangan, dan kebijakan disipliner. Inilah potret kekuasaan administratur Starbucks dalam menekan atau mencegah bertambahnya jumlah anggota union atau organisasi buruh, keberhasilan administratur ini terlihat dalam mencegah atau membatasi keanggotaan yang maunya melibatkan 10.000 gerai. 

Arti kata serikat buruh atau union sebetulnya tidak sama, karena union berarti persatuan pekerja yang tidak bisa dipecah atau dicerai beraikan, dalam kerangka persatuan union yang solid. Arti kata union inipun di berbagai negara selalu juga digembosi dengan kata lain serikat atau perserikatan dari berbagai kelompok yang belum bersatu. Sehingga arti kata bisa memberikan rasa yang berbeda dalam motivasi dan komitmennya. kesatuan adalah perihal satu, keesaan, satuan dan sifat tunggal, tanpa ada pengelompokan anggota serikat didalamnya. Berarti usaha untuk menggembosi dan membubarkan union ini selalu dilakukan setiap saat dimana saja.

Howard Schultz adalah nama Yahudi, makanya tidak heran kalau dia tekun meniti kesuksesan Starbucks, bapaknya Fred Schultz dulu sopir di Brooklyn New York, jadi memang meniti dari nol. Dan kalau melihat sejarahnya yang serba susah, mestinya dia memiliki empati pada semua orang sejenis dia, kecuali dia lupa asalnya. Bahkan memerangi orang orang sepertinya untuk mendapatkan kesempatan menjadi sukses seperti dia. Bahkan Howard menjadi sangat anti union, padahal dia sempat mencalonkan diri jadi capres yang populis atau yang sok punya nasib sama dengan orang kecil. Waktu pekerja Starbucks mulai merasa dicurangi, atau fasilitas kerja dan upah berasa tidak layak, maka mulailah mereka melakukan negosiasi supaya mendapatkan peningkatan kelayakan situasi di tempat kerja. Berikut usaha Schultz menghancurkan union, 1) Ketahuan kalau Starbucks telah beberapa kali melanggar peraturan federal pada buruhnya dalam menerima unionisasi, termasuk memecat beberapa pimpinan union. 2) Beberapa hakim telah memutuskan bahwa Starbucks telah memecat karyawan karena retaliation atau balas dendam di kota Buffalo New York, dan kota Memphis Tennessee. 3) The National Labor Union (NLRB) telah mempertimbangkan lusinan praktek perburuhan yang melanggar keadilan praktek perburuhan atau unfair labor practice yang dilakukan Starbucks.

Perkembangan terakhir ini, semoga menjadi sebuah pencapaian union yang signifikan besar. Bahkan setelah para pekerja memenangkan pemilihan serikat pekerja, perusahaan seringkali berlarut-larut dan mengulur waktu, termasuk masih berusaha menawar kontrak. Keadaan selama bertahun-tahun yang berlalu saja dengan sedikit atau tanpa kemajuan, menyebabkan para pendukung serikat pekerja sepertinya mengalami demoralisasi dan keluar dari union pekerja, sehingga menyebabkan union pekerja tercerai-berai. Keadaan yang membaik ini, berupa sebuah kontrak baru diperkirakan akan mendorong para pekerja untuk gabung dengan union di seluruh Starbucks dan jaringan restoran dan minuman lainnya. Sementara ini, kebanyakan dari industri cafe dan resto yang hampir semuanya tidak memiliki serikat pekerja. 

Hal yang luar biasa tentang perkembangan Starbucks adalah hal ini terjadi setelah perusahaan tersebut menghabiskan waktu bertahun-tahun membuat kampanye anti union pekerja, yang dimulai di Buffalo pada tahun 2021. Mantan kepala eksekutif Starbucks, Howard Schultz, digambarkan penyelenggara sebagai agitator luar. Dia memperingatkan karyawan untuk tidak "terganggu" oleh mereka. 

Namun pada bulan Februari kedua belah pihak mengumumkan bahwa mereka akan segera mulai menyusun kerangka kontrak. Cukup mengejutkan bahwa Schultz mengalami revolusi mental atau mengalami perubahan haluan pikiran? Analisa penjelasannya:

1. Kemenangan beruntun. Sementara serikat pekerja populer secara luas bagi orang Amerika, mereka cenderung sangat populer di kalangan anak muda yang progresif secara politik, yang mencerminkan sebagian besar tenaga kerja Starbucks. Hal ini menyulitkan Starbucks untuk menahan pertumbuhan serikat pekerja. Kampanye ini melambat pada pertengahan tahun 2022, ketika Schultz manfaatkan situasi atau mengakali bahwa union hanya boleh di cafenya sendiri sedangkan untuk toko franchise, serikat pekerja tidak diperbolehkan karena terserah pemilik franchise. Namun penyelenggara mendapatkan kembali momentumnya ketika para pendukung serikat pekerja membingkai kampanye mereka sebagai perjuangan untuk nilai-nilai liberal seperti hak asasi kesetaraan LGBTQ. Serikat pekerja tersebut memenangkan sekitar 100 kali pemilihan pada tahun 2023, sehingga kampanye ini terus diberitakan dan menyulitkan Starbucks untuk menunggu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline