Lihat ke Halaman Asli

Iwan Murtiono

Google-YouTube project contractor

Tren Larinya Investor dari Israel, Maukah Invest ke Indonesia?

Diperbarui: 26 Juni 2024   00:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: Antara News

Israel kehilangan magnet pada para jutawan karena perang yang menghancurkan citranya sebagai 'tempat berlindung yang aman'. Perang ini telah menghancurkan semuanya dari korban jiwa perang sampai hancurnya fasilitas, perumahan dan brand yang menarik dari kedua bangsa Israel dan Palestina. Apa yang berubah: 1) Israel tidak termasuk lagi dalam 10 negara teratas yang menarik migrasi para jutawan di tengah perang di Gaza dan perang selanjutnya dengan Hizbullah. 2) Perusahaan investasi untuk kewarganegaraan Henley & Partners mengatakan hal ini menunjukkan bagaimana konflik dapat mempengaruhi daya tarik suatu negara di mata investor kaya. 3) Sementara ini, menurut para pakar investasi di negara Israel menduga negara itu akan bangkit kembali, menjadi tempat tujuan utama investasi lagi.

Israel tidak lagi berada di antara 10 negara teratas yang menarik migrasi jutawan, menandai pertama kalinya dalam beberapa dekade negara ini turun dari peringkatnya, menurut laporan private-wealth terbaru.  Laporan Migrasi Kekayaan Swasta Henley yang dirilis pada hari Selasa 18/6/2024, oleh firma penasihat migrasi investasi Henley & Partners, melacak arus masuk dan arus keluar bersih tahunan para jutawan. H&P juga merupakan agen yang mengusahakan kewarganegaraan ganda untuk banyak orang kaya atau kewarganegaraan tambahan. Mereka ini mengukur perbedaan antara jumlah individu dengan kekayaan bersih tinggi dengan kekayaan yang dapat diinvestasikan sebesar $1 juta atau lebih yang pindah ke suatu negara, beserta jumlah orang yang bermigrasi dari negara tersebut. Israel tidak lagi termasuk dalam 10 negara teratas yang menarik bagi migrasi para jutawan, menandai pertama kalinya dalam beberapa dekade negara ini turun dari peringkatnya, menurut laporan private-wealth terbaru. 

Antara tahun 2013 dan 2022, Israel menarik arus masuk bersih lebih dari 10.500 individu dengan kekayaan bersih tertinggi, menurut Henley & Partners. Namun, perusahaan tersebut mengatakan kejadian pada tahun 2023 membalikkan tren ini -- Israel mengalami penurunan arus masuk bersih sebesar 1.100 jutawan pada tahun 2022 menjadi arus keluar bersih sekitar 200 jutawan pada tahun lalu. Mereka menggambarkan jatuhnya Israel sebagai "perubahan haluan besar" di tengah krisis konflik negara dengan Hamas apalagi dengan invasi yang sedang berlangsung ke Gaza. Dan Marconi, Penasihat Klien Senior di Henley & Partners Israel, mengatakan dalam siaran persnya: "Pergeseran seismik ini menggarisbawahi betapa cepatnya konflik dapat menghilangkan daya tarik suatu negara terhadap orang-orang kaya di dunia dan mobile secara global."

Perang yang sedang berlangsung tidak hanya menghancurkan citra Israel sebagai negara yang aman tetapi juga mengancam pencapaian kinerja ekonominya," tambahnya. 

Yang menjadi kekhawatiran para investor dan menyebabkan arus investasi keluar lagi, bukan hanya perang Gaza, Hizbullah dan demo masyarakat Israel setiap hari sejak, reformasi peradilan yang dipaksakan oleh Netanyahu supaya tidak mengadili kasus korupsi Netanyahu yang kontroversial. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dan kekhawatiran yang tinggi kemungkinan akan terjadinya kerusuhan sipil dan menciptakan kekacauan atau "ketidakpastian yang lebih besar". Ketidak pastian ini membuat mereka di tahun 2023 banyak kebanjiran pertanyaan saja tanpa ada yang benar benar bermigrasi atau berinvestasi, jumlah pertanyaan yang soal keamanan bermigrasi dan berinvestasi di Israel meningkat sebesar 232%. . Mengingat tren ini, maka banyak jutawan yang dipastikan terus mencari alternatif negara yang ramah investor dan mudah atau aman untuk bermigrasi atau malah ngungsi dari Israel. Fakta bahwa citra Israel akan semakin rusak secara permanen karena kecenderungan dari berbagai keputusan pro kekerasan Netanyahu yang mengerikan untuk dibayangkan. 

Apa logika dari perlunya tempat relokasi investasi yang juga membolehkan investornya ikut menyertainya? Ini seperti harta yang selalu disimpan dibawah bantal, demi keamanan dan ketidak percayaan akan regulasi suatu negara yang suka berubah ubah. Jadi begitu iklim investasi buruk mereka secara otomatis akan pindah ketempat yang lebih welcome terhadap investasinya. Market inilah yang dimanfaatkan oleh model business baru Henley & Partners atau perusahaan broker investasi kelas global lainnya. Mereka jelas melakukan banyak usaha untuk terlibat dalam politik negara target market mereka, terutama yang jelas menurut mereka adalah negara yang democracy friendly, yang mengutamakan hak asasi dan kebebasan berinvestasi dan bernegara yang baik. Ini kesan yang mereka dapat waktu melihat trend exodus jutawan dunia ke Israel dan mereka hanya menaiki gelombang tren ini. Apakah warga setempat ikut menikmati kebebasan demokrasi politik maupun ekonomi dari desakan para investor dan perusahaan broker investasi? Jelas, kelihatan sebelumnya bahwa Israel telah membuktikan itu semua, sampai Netanyahu mulai memporak porandakan demokrasi dan memilih kekerasan dan konflik habis habisan, yang menguras semua sumberdaya dan mengorbankan kemanusiaan dan kehancuran dimana mana, termasuk business investasi ini. Belum sanksi pelanggaran hak asasi dari berbagai negara dan badan badan internasional yang bisa ikut memerangkap investor ke dalamnya atau memasukkan mereka semua ke dalam daftar sanksi, seperti apa yang dialami oleh para oligarki Rusia. Mereka sudah merasa dunia mereka akan segera kiamat, jadi opsi satu satunya tinggal lari bawa investasi yang tinggal tiga perempat atau malah sudah tinggal setengah.

Sehingga, mempertegas urgensi untuk segera memiliki pengganti tempat investasi selain Israel beserta paket kewarganegaraan pengganti selain Israel, walaupun mereka hanya meminta sebagai kewarganegaraan kedua. Mengapa kewarganegaraan yang kedua, apakah patriotisme atau kenegaraan mereka tidak solid? Ini pertanyaan yang tidak perlu pertama, ada fakta bahwa Israel yang dulunya menurut kantor broker investasi adalah negara aman, ternyata mereka bisa saja balik ke Amerika yang jelas aman dan jelas satu satunya negara paling perkasa sedunia? Sebagian berpikir begitu bahwa Amerika adalah negara yang relatif stabil, karena bisa saja ada Trump lagi yang membuat mereka terkena covid dan jadi korban karena Trump tidak serius dalam mengamankan kesehatan penduduknya. 

Ini kerumitan investasi yang ada dikepala masing masing jutawan.Makanya tidak heran kalau ada yang menginginkan negara untuk mengungsi, apabila ada kekacauan di negara asal mereka. Jadi apakah patriotisme masih relevan di era globalisasi ini yang selalu saja semua orang yang mampu untuk mencari opsi yang terbaik. Hanya orang yang mampu, bukan yang ongkos pergi saja tidak punya. Apalagi yang jadi pilihan mereka selain kestabilan politik? Ada banyak kerumitan yang lain, misalnya healthcare yang mutakhir dan diskriminasi atau tingkat penghargaan pada sesama, selain pemerintahan yang bersahaja, atau tidak korupsi terlalu mencolok. Jadi bahwa masihkah adakah daya tarik bagi orang-orang kaya untuk memindahkan harta dan dirinya ke suatu negara yang sama sekali tidak dikenal, merupakan suatu produk atau jasa yang bisa diperdagangkan. 

Ini apakah sudah diketahui oleh menteri investasi yang cuma sibuk mengurus tambang atau tepatnya menteri tambang dan hutan saja. Karena menjadi menteri investasi harus memiliki pengetahuan setidak tidaknya atau pengalaman kerja di perusahaan yang hanya khusus profesionalismenya mengurus investasi dan migrasi para investor. Mengapa harus memasukkan migrasi kewarganegaraan selain hanya karena semua investor menyimpan uangnya di bawah bantal? Yang utama dan total investor adalah kalau mereka senang dan merasa negara tujuan investasinya ethical maka semua investasinya juga ikut dipindah semua, tidak hanya separo separo sana sini saja. Untuk itu menteri investasi harus orang yang beretika tinggi, mau beropini dan berani berteriak tentang hak asasi, demokrasi dan penghargaan pada setiap individu, tanpa pandang bulu. Ini semua diperhatikan oleh para investor atau calon emigran. Setiap imigran yang nekat berarti jelas memiliki semangat yang tinggi untuk merubah nasib dirinya dan sekitarnya. Tidak ada imigran yang nekat sekali mengarungi lautan menentang maut akhirnya cuma mau males malesan saja, atau berhenti untuk nekat. 

Karena nekat adalah kata kunci patriotisme. Anti imigran nekat berarti anti kesempatan dan anti kemajuan, karena imigran yang nekat ini akan melakukan proses produksi dan business yang nekat dan kreatif, yang akhirnya menyumbang PDB suatu bangsa. Milih mana, yang nekat dari luar yang bisa mengangkat hajat hidup orang banyak, atau yang males malesan saja yang cuma memakan bansos yang akhirnya membebani negara untuk mencapai PDB lebih tinggi? Kita kadang suka sibuk kejam memperlakukan imigran dengan semangat super nekat untuk merubah nasib diri sendiri dan sekitarnya. Apa investor juga tahu kebijakan imigrasi ini, bisa membuat mereka semua ketakutan tidak? Ayo menteri investasi, kita persilahkan untuk fokus kerja membenahi iklim investasi yang rasa surga bagi investor dan kita semua penduduk asli. Sebaiknya, jangan mau hanya main main sektor tambang pengerukan kekayaan bangsa dan hasilnya sebesar besarnya, yang jelas kita semua tidak menerima bagi hasilnya.

Apalagi yang telah dilakukan Israel dalam merayu investor dengan memberi gula manis investasi? Jelas memilih strategi yang paling sederhana dan terbukti memang manis, yaitu menawarkan insentif pajak yang menarik, seperti keringanan pajak selama 10 tahun atas pendapatan asing bagi imigran baru. Selain itu, sebagai satu-satunya negara Yahudi di dunia, ia mengatakan negara itu akan selalu menarik orang-orang kaya yang mencari perlindungan agama, nah ini agak aneh kalau dikatakan oleh menteri investasi Israel karena kelakuan diskriminasi terhadap agama selain Yahudi sangat kentara. Jadi menteri investasi harus jujur dan melaksanakan bualannya dan tidak melakukan trik tipu menipu. Oleh karena itu selama ini Israel masih tidak menarik bagi jutawan Muslim yang juga banyak disekitar Timur Tengah, pada hal jumlah investasi mereka bisa tidak tanggung tanggung. Apakah ini sudah juga diketahui menteri investasi Indonesia bahwa jaminan beragama yang fair atau pemerintah yang tidak terlibat dan menjaga jarak dalam urusan sentimen agama dan bahkan menjadi penengah yang tegas dalam konflik agama, adalah daya tarik bagi investor Eropa dan bahkan investor Arab sekalipun. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline