Lihat ke Halaman Asli

Iwan Murtiono

Google-YouTube project contractor

Apakah Hoax Termasuk Kebebasan Menulis dan Berekspresi?

Diperbarui: 14 Juni 2024   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: DCNGlobal.net

Sudah sangat terkenal bahwa Rusia dalam menjalankan roda pemerintahanya banyak mengandalkan propaganda untuk meningkatkan loyalitas rakyat kepada pemerintah dan pemimpinnya sekaligus. Ini bahkan sudah banyak dikatakan oleh para politisi Rusia, seperti yang dibocorkan kalau mulai bulan September 2022, semua sekolah di Rusia tiap awal minggu mempunyai jadwal baru yaitu upacara bendera yang dilanjutkan dengan Pidato berjudul Hal Yang Penting  yang dimulai oleh Putin secara pribadi memberi Pidato pelajaran bebas, kepada kelompok pelajar teladan yang mengatakan bahwa misi Rusia di Ukraina adalah untuk menghentikan perang dan melindungi rakyat di Donbas. dan menambahkan bahwa Rusia menyamar disana. Demikian juga dalam propagandanya berupa miss informasi kepada media internasional bahwa Rusia sedang mengadakan operasi khusus yang hanya membasmi Nazi

Banyak sudah kita membaca berita atau artikel di media sosial yang berisi tentang misinformasi dan disinformasi, gunanya untuk merubah pandangan kita atau mencuci otak kita yang secara sederhana disebut propaganda. Propaganda ini terdapat di setiap sudut mata membaca atau posisi telinga kita mendengar. Yang umum diketahui adalah waktu kita dikenalkan dengan trik tipuan Prank, yang lucu dan tidak berbahaya, atau kampanye janji pemilu yang janjinya tinggi tinggi atau selalu bohong, atau malah kebalikannya setelah menjabat. 

Ada lagi berita yang pesanan atau yang menyenangkan suatu perusahaan atau mereka menyebut PR-ship yang bertugas memadamkan api kebencian masyarakat akan produk yang membahayakan, bahkan memanipulasinya menjadi perusahaan atau produk yang "berguna" dan tidak berbahaya. Bahkan mampu menciptakan kebutuhan masyarakat yang sebetulnya tidak dibutuhkan sama sekali. Dengan promosi atau propaganda yang bertubi tubi di TV, akhirnya semua orang membeli sampah yang tidak berguna. Atau mau membayar tinggi untuk barang yang gunanya terbatas atau sedikit sekali.

Banyak sudah yang memulai membicarakan dengan terbuka bahkan sudah menjajaki perlunya badan penangkalan misinformasi dan disinformasi. Tetapi prakteknya menjadi tidak mudah, karena harus menjadi hakim garis sepak bola informasi. Bayangkan hakim sepak bola saja banyak yang dianggap salah, menurut relativitas sudut pandang dari team kesebelasan yang mana, atau condong ke team yang mana? Sepertinya Biased atau  kecondongan adalah perspektif yang dimiliki semua orang. 

Biased ini sudah banyak ditentang di berbagai perusahaan di berbagai negara seperti dalam hal melawan insiden rasis di tempat kerja atau yang ditangkap dan dibuktikan dalam rekaman CCTV.  Biased ini ternyata menelan ongkos yang tidak murah bagi perusahaan maupun biased yang diterima oleh korban rasis, misalnya berupa perasaan ditolak dalam masyarakat atau trauma tersendiri.  Sehingga banyak pemimpin negara sudah mulai menerapkan bhineka tunggal ika atau beragam, setara, dan inklusif. Dalam mengkaji konten media tidaklah mudah menuduh propaganda kelas mayoritas atau propaganda yang memojokkan minoritas, karena batasan otak bawaan kita yang biased. Banyak juga training perusahaan supaya tidak biased dan ini tetap saja masih sukar didefinisikan sesuai standar kelompok kiri yang sangat sensitif, dan senang menuntut di pengadilan, untuk hal hal yang terlalu sensitif. Seperti kelompok pergerakan Metoo yang telah salah menuduh biased atau malah membuat propaganda tersensitif, padahal maksudnya hanya super awareness saja.

Training yang sedang laku sehubungan dengan biased terus saja menemukan kategori yang makin panjang sehubungan dengan sensitivitas "minoritas" 1) Confirmation bias, 2) The Dunning-Kruger Effect, 3) Cultural bias, 4) In-group bias, 5) Decline bias, 6)Optimism or pessimism bias, 7)Self-serving bias, 8) Information bias, 9) Selection bias, 10)Availability bias, dst. Training ini digunakan untuk menumbuhkan awareness yang menyebabkan orang langsung potong kompas dan memvonis berdasarkan berbagai biased diatas. Jadi keinginan untuk membentuk kelompok anti propaganda, apakah sudah mencerminkan kelakuan yang ideal non biased dalam menilai konten.

Contoh kasusnya sudah ada yaitu pada hari Senin 6/9/24 Amerika Serikat dan Polandia membentuk UCG atau Ukraine Communications Group yang artinya adalah Kelompok Komunikasi Ukraina. UCG ini berkantor di ibu kota Polandia Warsawa di bawah kementerian luar negeri. UCG akan digunakan untuk mendukung Ukraina memerangi  agresi Rusia di bidang informasi. UCG akan menyatukan negara-negara mitra yang untuk mengkoordinasikan penyampaian pesan, mempromosikan pelaporan akurat mengenai invasi Rusia, memperkuat suara Ukraina, dan mengungkap informasi mana yang benar dan mana  yang salah dari Kremlin.

Pusat Keterlibatan Global (Global Engagement Center) Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa UCG misinya adalah membantu Ukraina melawan misinformasi dan disinformasi khususnya dari Rusia. GEC, yang bertujuan untuk menjelaskan disinformasi dari negara-negara yang bermusuhan, menyatakan bahwa UCG dibentuk untuk "mendukung Ukraina melawan agresi Rusia di ruang informasi cyber." 

Departemen Luar Negeri menekankan bahwa kelompok baru ini akan mengumpulkan sekutu untuk "mengkoordinasikan pesan, mempromosikan pelaporan akurat mengenai invasi Rusia, memperkuat suara Ukraina, dan mengungkap manipulasi informasi Kremlin." Perwakilan dari negara-negara peserta akan berkolaborasi secara langsung untuk mendukung kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah Ukraina. Upaya mereka akan melawan disinformasi dan mendukung pelaporan berdasarkan fakta, melawan narasi menipu Kremlin yang dirancang untuk mengaburkan tujuan perang dan mematahkan solidaritas global dengan Ukraina.

AS, bekerja sama dengan koalisi luas negara-negara yang mendukung Ukraina, telah berupaya mengungkap disinformasi Kremlin sejak sebelum invasi besar-besaran. UCG memperluas upaya ini, menyediakan alat lain bagi negara-negara yang berpikiran sama untuk mendukung Ukraina dan melawan propaganda Rusia. Departemen Luar Negeri mencatat bahwa Kremlin "berulang kali menggunakan kebohongan dan manipulasi untuk memberikan dalih palsu atas invasi yang tidak dapat dibenarkan, mengaburkan tujuan perangnya, dan berupaya memecah solidaritas dunia terhadap rakyat Ukraina."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline