Lihat ke Halaman Asli

Nasib Beagle Ditangan Buwas

Diperbarui: 29 Februari 2016   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang luput dari perhatian masyarakat Indonesia dalam pemberantasan narkoba. Beritanya tertutup dengan pencalonan Ahok, Ridwan Kamil, Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno menuju DKI 1, masalah Kalijodo dan kegaduhan politik di negeri ini. 

Padahal Presiden Jokowi baru-baru ini memerintahkan supaya Badan Narkotika Nasional (BNN) menggunakan anjing pelacak (K-9) untuk penguatan pemberantasan narkoba di tanah air. Kepala BNN Komjen Budi Waseso bertindak cepat. Jenderal bintang tiga yang kerap dipanggil Buwas  ini langsung mendatangi pakar anjing, Sugiarto yang menjadi langganan polisi di Polda Jatim, Poltabes Surabaya, Polres Pelabuhan Tanjung Perak untuk menemukan anjing yang cocok untuk memberantas barang haram penghancur masa depan bangsa itu.  Diharapkan penggunaan anjing  dapat membantu menutupi kelemahan penggunaan X-Ray selama ini. Anjing lebih peka mengendus daripada X-ray. Binatang berkaki empat ini dapat mengendus dan melacak narkoba yang disembunyikan kurir. Lalu Sugiarto ahli dan instruktur anjing itu merekomendasikan anjing Beagles.

Anjing Beagle ini hewan punya penciuman yang tajam, memiliki kemandirian dan insting alami. Beagle adalah keluarga binatang yang hebat, mereka sangat suka dan mencintai partnernya. Sangat cocok dengan anak-anak dan anjing lainnya.

Keuntungan lain waulaupun anjing ini berasal dari Inggris namun sudah banyak ditemukan di Indonesia, istilahnya sudah menjadi anjing lokal. Sudah barang tentu menghemat APBN karena lebih murah daripada anjing pelacak yang kerap di import dari luar negeri dan relative lebih murah perwatannya. Beagle kualitasnya tetap bagus tidak kalah dengan anjing import. Badan tidak begitu besar dan lincah.

Nantinya anjing pelacak akan ditempatkan dimasing-masing BNN daerah. Namun jumlahnya tidak sama tergantung ancaman narkoba di daerah tersebut. 

Indonesia kini darurat narkoba. Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bekerja sama dengan Puslitkes UI pada 2011, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba 2,2% atau setara dengan 4,2 juta orang dari total populasi penduduk Indonesia berusia 10 tahun hingga 59 tahun. Angka prevalensi diprediksikan meningkat menjadi 2,8% (5,1 juta orang) pada 2015.

Tren penyalahgunaan narkoba saat ini didominasi ganja, sabu-sabu, ekstasi, heroin, kokain, dan obat-obatan Daftar G. Narkoba sudah masuk ke desa-desa seperti  terstruktur, masif dan sistematis. Narkoba sudah masuk ke kalangan anak SD, SMP. Padahal sekali kena narkoba  sulit sekali untuk lepas dari sini. Dan Narkoba biasanya berkawan dekat dengan HIV.

Menkopolhukam Luhut Pandjaitan menyebutkan 50 orang meninggal setiap hari akibat narkoba, 60 % penghuni Lapas adalah karena kasus narkoba. Lebih baik memberikan perhatian terhadap masalah penyalahgunaan narkoba ini daripada habis energi mengurus kegaduhan politik. Bahkan narkoba bisa jadi lebih penting dari permasalahan radikalisme. Karena permasalahan narkoba berpacu dengan hari lepas hari semakin meningkat yang bisa menghancurkan perekonomian bangsa.

Dan kini permasalahan narkoba di tanah air dicoba diselesaikan nantinya oleh anjing pelacak Beagle yang akan membantu tugas-tugas Komjen Budi Waseso sebagai garda terdepan pemberantasan narkoba. Keberhasilan Beagle nantinya dalam mengungkap penyelundupan narkoba ke Indonesia adalah juga keberhasilan Buwas.

Selamat bekerja  Buwas…Kami mengapresiasi kinerjamu!

Ribbak sude (hajar semua)...!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline