Lihat ke Halaman Asli

Kabayan dan Asisten Staf Khusus Presiden RI

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya bingung euyy!!", ujar Kabayan saat melihat title di bawah nama tokoh yang sedang berbicara di acara tersebut, yang tertulis di layar TV. Saat itu Kabayan sedang nongkrong di warung kopi, menonton "Indonesia Lawyers Club"-nya Karni Ilyas, Selasa malam, 31 Juli 2012.

"Aneh pisan penampilannya, nyaingan aing ieu mah", gumam Kabayan. "Penampilannya aneh, seperti menyaingi saya", kata Kabayan. Orang yang diomeli Kabayan adalah Asisten Staf Khusus Presiden RI. Kabayan lupa nama lengkap orang itu. Ia memakai kacamata dan topi "laken", lebih mirip penampilan "the Dance Company", yang suka memakai "topi koboi" dengan lidah pinggiran yang pendek. Beda dengan topi "dalang gendeng" Sujiwo Tejo yang lebih suka memakai topi koboi yang lidah pinggirannya lebih lebar. Sepertinya, ia ingin tampil beda - atau nyeleneh.

Wajahnya agak kurang meyakinkan, terkesan agak culun dan tutur-katanya kurang runut, sehingga mendorong Karni untuk meminta penegasan berkali-kali tentang apa yang dimaksud dalam pembicaraanya. "Kok bisa ya, Presiden RI dikelilingi oleh orang-orang seperti itu?", ujar Kabayan dalam hati. Pikirannya terus saja melantur keheranan.

Soal penampilan dan semuanya, memang terserah dia. Kabayan sendiri tampaknya tidak terlalu peduli dengan penampilan atau fisik seseorang. "Yang penting kontribusinya, begitulah kira-kira ungkapan pembenarannya", ujar Kabayan. Lagi pula, itu lho nama jabatan yang menggelitik "Asisten Staf Khusus Presiden RI".

Sayang sekali, sepanjang acara berlangsung, Kabayan dan hadirin juga melihat kesan yang sama; tidak tampak kadar intelektualitas yang berbobot, tidak kelihatan wawasan dan gagasan yang disampaikan, bahkan hadirin dan penonton - sepertinya tidak mengerti apa yang ingin dikatakannya.

Tetapi, "jabatan"-nya itu lho! "Asisten Staf Khusus Presiden RI". Publik bahkan hampir tidak pernah mengenalnya. Apakah Presiden kita mengenalnya? Apa sebetulnya yang dikerjakannya? Bagaimana sebetulnya status pekerjaannya? Apakah dia mendapat gaji dari pemerintah? Atau tidak? Kabayan gemas dengan apa yang dilihatnya itu.

Pertanyaan-pertanyaan "usil" tersebut memang bikin penasaran si Kabayan. Kenapa tidak? Jabatan tersebut memang aneh kedengarannya - "Asisten Staf Khusus Presiden RI". Kabayan sungguh tidak mengira, dan tidak pernah tahu kalau "Staf Khusus" itu punya Asisten lagi, yang bila diucapkan menjadi "Asisten Staf Khusus".

"Ini cermin organisasi di lingkaran Presiden RI yang semrawut, tidak jelas!", pekik Kabayan sambil menggebrak meja, hampir saja kopinya tumpah.

Acara TV itu selesai, acara itu pun bubar. Kabayan kembali pulang, ia pun menarik sarungnya jadi selimut, tidur agak larut.

Esok harinya, tanggal 1 Agustus, Kabayan bangun siang. Matanya terbelalak kaget, membaca Koran Harian NERACA, halaman 2, opini, ada artikel tentang kedelai, judulnya "Dilema Petani ketika Harga Kedelai Meroket", jabatan penulisnya: Asisten Staf Khusus Presiden RI. Gdubraakk...!

"Jangan-jangan ada lagi jabatan - Staf Asisten Staf Khusus Presiden RI", ujar Kabayan kesal. Bagaimana bisa ada jabatan seperti itu? Bagaimana rekrutasinya? Apakah kegiatan mereka dibiayai negara? Atau dibayar Presiden pribadi? Kabayan makin bingung, saking bingungnya, ia pun tertidur pulas kembali. "Pusing euyy, mikiran nu kararitu teh, mending sare bae lah.....ibadah! pan keur puasa!" (artinya: pusing nih, mikiran yang kayak gitu, mending tidur aja lah, ibadah! kan lagi puasa)..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline