Di Pesisir Pantai Barat Donggala, tepatnya di Desa Tondo, Kecamatan Sirenja, potensi untuk memproduksi Gula Semut Aren cukup tinggi. Namun karena masih terbatasnya informasi, potensi ini kemudian tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
Untuk itu, Yasalu Sulteng dan Human Initiative (HI) melalui program "Ketangguhan Ekonomi Masyarakat Terdampak Gempa, Tsunami & Pandemi Covid19" menggelar pelatihan kepada ibu-ibu di daerah setempat untuk memproduksi Gula Semut berbahan Nira Aren (8/21).
Direktur Yasalu, Musadat Korompot mengatakan Desa Tondo memiliki banyak potensi perkebunan, di antaranya Aren. Dengan adanya pelatihan produksi Gula Semut ini diharapkan nira yang dihasilkan dari pohon yang tumbuh alami dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi.
Pelatihan ini melibatkan Instruktur dari Kesatuan Pengelolaan Hutan -- (KPH) DOLAGO TANGGUNUNG. Moh Rizal Daud, selaku instruktur pada pelatihan teknis ini menyampaikan bahwa ada yang berbeda dengan cara produksi gula aren umumnya, gula semut ini memerlukan keterampilan khusus, prosesnya dimulai dengan mengolah nira aren menjadi bahan baku, selanjutnya, proses kristalisasi dilakukan dengan cara diaduk menggunakan sendok kayu, Setelah gula aren berbentuk kristal, dilakukan penyaringan, gula semut yang dihasilkan selanjutnya dikeringkan dan dikemas.
Produk ini akan semakin meningkat nilai jualnya jika dipadukan dengan penambahan jahe merah menjadi produk baru yang dikenal konsumen dengan sebutan "Saraba / Wedang Jahe" instant, sebagaimana disampaikan oleh instruktur saat pelatihan berlangsung.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H