Lihat ke Halaman Asli

Kusebut Namamu

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kusebut namamu

Kusebut namamu dalam helaan nafasku
Bahkan saat maut lebih dekat dari sehasta,
Alunan puji membentang bagai langit tak bertepi
Hamparan shalawat seluas cakrawala
Kepadamu lah segala cinta dan rinduku bermuara

Kubenamkan namamu semerdu irama jantungku
Bahkan saat maut lebih dekat dari kedipan di mata

Sebotol wiski

Sebotol wiski di tepi zaman
Direguk dalam gairah nyanyian
Bulan hanya serpihan kaca
Memantul dalam gairah duka

Sebotol wiski di tepi zaman
Direguk dalam gairah tarian
Saat bulan menghiba ratapi malamnya sia-sia
Menyaksikan Tuhan diusung dalam keranda

Nagreg, April 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline