Dahulu, Gunung Kidul dikenal sebagai daerah asal asisten rumah tangga dan buruh bangunan. Kondisi alam yang gersang dengan karakter pegunungan karst membuat banyak anak muda Gunung Kidul lebih memilih untuk pergi mengadu nasib di kota-kota besar atau daerah yang lebih menjanjikan.
Namun, kini wajah Gunung Kidul berubah. Daerah ini semakin terkenal di seantero penjuru negeri karena bermunculan destinasi-destinasi wisata yang langsung menjadi favorit baru bagi para pelancong. Sesuatu yang dulu tak pernah saya bayangkan. Pun buat banyak orang.
Dalam waktu relatif singkat, tempat-tempat indah di Gunung Kidul bermunculan di media. Sebut saja Pantai Timang yang punya keunikan tersendiri. Para pelancong bisa menguji nyali dengan menyeberang ke Pulau Watu Panjang – pulau karang di tengah laut – dengan menggunakan ‘kereta gantung’ sederhana yang terbuat dari kayu dengan tali tambang biasa sebagai tali penahannya!
Ada lagi Pantai Nglambor. Pantai yang tersembunyi diantara Pantai Siung dan Pantai Jogan ini terlindung dari terjangan ombak besar pantai selatan karena adanya pulau-pulau karang yang melingkupinya. Sehingga pantai ini menjadi lebih dangkal dan tenang. Di sini kita dapat melakukan snorkling. Menikmati keindahan bebatuan karang yang menjadi rumah bagi ikan-ikan air laut yang berwarna-warni.
Tak hanya pantai, Gunung Kidul pun punya jajaran gua alami yang menakjubkan. Sebut saja satu gua yang sedang naik daun. Gua Pindul namanya. Gua yang berjarak 7 km sebelah utara kota Wonosari ini menyediakan wisata cave tubing kepada para pengunjungnya. Cave tubing adalah aktivitas jelajah dan susur gua dengan naik bagian atas dari ban dalam. Dengan panjang yang hanya sekitar 300 meter, lebar 5 meter dan tinggi gua dari permukaan air 4 meter, wisata susur gua ini sangat cocok untuk para pelancong pemula, baik dewasa maupun anak-anak.
Kepopuleran pantai-pantai dan beberapa gua di perbukitan karst Gunung Kidul tak bisa dilepaskan dari gaya para pelancong generasi baru. Generasi milenial. Gaya yang justru membuat booming destinasi wisata di Gunung Kidul.
Generasi milenial atau gen Z dikenal suka melakukan segala sesuatunya sendiri, mengutamakan kemudahan dan efisiensi serta tidak sabaran. Meskipun demikian gaya dan preferensi mereka pada sebuah destinasi wisata tidak bisa dipandang sebelah mata. Paling tidak ada 4 karakter unik yang patut diperhatikan, khususnya oleh para pengambil kebijakan di dunia pariwisata.
Pertama, generasi ini akan suka mencari obyek yang orisinil, otentik dan anti-mainstream. Sesusah dan selama apapun perjalanan menuju obyek tersebut, asal obyek itu memiliki nilai orisinalitas tinggi, maka mereka akan tetap memburunya.
Kedua, rasa nasionalisme yang tinggi. Obyek yang khas dan asli Indonesialah yang akan mereka cari. Seakan-akan mereka ingin menunjukkan pada dunia bahwa keindahan tempat wisata di Nusantara tak ada bandingnya.
Ketiga, semangat eksplorasi yang tinggi. Rasa keingintahuan inilah membuat satu per satu obyek wisata yang sebelumnya ‘tersembunyi’ di Gunung Kidul terangkat ke muka publik.
Terakhir, generasi milenial punya tiga hal wajib yang harus mengiringi perjalanan mereka. Koneksi internet, foto selfie dan share foto di media sosial. Mereka tidak sabar untuk memberitahu dunia tentang petualangan wisata melalui smartphone yang tak pernah berpisah dengan mereka.