Bulan Ramadhan boleh dikatakan bulannya Kurma. Di bulan inilah buah Kurma muncul sebagai sajian yang khas. Menyantap tiga butir kurma memulihkan stamina tubuh setelah sehari berpuasa. Demikian utamanya kehadiran kurma, sehingha nabi yang mulia mengatakan dalam sebuah hadis, "Berbukalah dengan yang manis". Dalam hadis yang lain, "Jagalah diri kalian dari api neraka walau dengan sebutir kurma". Hadis yang ke dua berkenaan dengan kewajiban memberi sedekah.
Sebagaimana Kurma, ada penganan lain yang juga muncul saat bulan puasa. Namun, Berbeda dengan kurma, penganan ini tidak manis dan tidak datang dari tanah para nabi. Makanan ini tak lain "Kerupuk Banjur", yang berasal dari tatar Sunda.
Kerupuk Banjur adalah penganan berupa kerupuk mie berwarna kuning yang disiram sambal oncom yang encer. Begitu sederhana makanan ini, baik dari bahan maupun cara pembuatannya. Akan tetapi dibalik kesederhanaannya, Kerupuk Banjur membawa rasa yang kaya.
Renyahnya kerupuk mie berpadu dengan sambal oncom yang sedap. Menyantap Kerupuk Banjur membuat lidah menari-nari. Ada rasa cabai rawit yang pedas, aroma kencur, juga wangi daun jeruk dalam kuah sambalnya. Berbuka dengan Kerupuk banjur membuat badan terasa bugar.
Kerupuk Banjur telah jadi ikon dalam khasanah sajian buka puasa. Khususnya di Bandung dan sekitarnya, kerupuk siram ini banyak dijajakan pedagang takjil. Di pinggir-pinggir jalan, warna kuning kerupuk mie menyita perhatian. Kehadirannya seakan "menyisihkan" kedigdayaan kolak yang lebih awal jadi ikon.
Ketenaran "makanan kampung" ini telah menyita perhatian berbagai kalangan. Mulai dari kaum berada sampai orang awam menyukaiinya. Sekadar menyebut, artis ibu kota di era tahun 90-an, IN, tak pernah melewatkan berbelanja kerupuk banjur saat pergi ke Bandung.
Tak sedikit pedagang takjil yang beroleh keuntungan dari kerupuk banjur. Mereka memperlakukannya sebagai komoditas unggulan. Tak lengkap rasanya berjualan takjil tanpa menyertakan "si kuning nan memikat", kerupuk banjur.
Sebuah media cetak pernah memuat profil seorang pedagang kerupuk banjur yang kebanjiran order. Pembeli telah antri di depan kiosnya sejak jam dua siang. Dalam tempo tiga jam saja, berkarung kerupuk dagangannya telah ludes terjual. Sang pedagang mendapat berkah Ramadhan. Jualannya tak bersisa.
https://www.instagram.com/tv/CNwXb0Lh3LR/?igshid=ddp2i3ucqigg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H