Dua minggu sudah, bulan suci Ramadhan kembali kita jalani. Kedatangannya tahun ini terasa istimewa. Ia datang saat dunia menghadapi masalah pandemi virus korona type baru. Maka, warga dunia pun menjalani hari-hari yang berbeda dari Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.
Pandemi penyakit yang menyerang saluran pernapasan ini dikenal dengan Covid-19. Efek domino yang ditimbulkannya begitu hebat. Sendi-sendi kehidupan didera sakit. Sebagian dari sendi itu berubah. Sebagian yang lain hancur.
Ramadhan yang kita jalani, adalah satu dari sendi kehidupan yang berubah itu. Kegiatan peribadatan yang tumbuh subur di bulan ini tidak lagi terpusat di mesjid-mesjid, surau atau mushola. Tak ada lagi shalat tarawih, ceramah agama, dan tadarus Quran di sana. Kegiatan peribadatan kini dilangsungkan di setiap rumah.
Selain beribadah, kita bekerja dan belajar dari rumah. Langkah ini dijalani sebagai upaya untuk memutus rantai pesebaran virus. Menurut protokol penanggulangan Covid-19, virus dapat ditangkal dengan menjaga jarak sosial, membatasi tatap muka, dan menghindari kerumunan.
Sendi kehidupan lain yang berubah di bulan Ramadhan ini terjadi pada sektor ekonomi. Mengutip Kompas edisi Selasa, 5/6/2020, timbul problem pangan di tengah wabah korona. Problem yang muncul berkaitan dengan kelancaran distribusi kebutuhan pokok, harga produk pertanian anjlok, persoalan cuaca, keterbatasan peralatan, dan kelancaran distribusi pupuk.
Bulan Ramadhan juga diwarnai oleh kisruh penyaluran bantuan sosial. Sebagaimana telah kita ketahui, pemerintah menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang terkena dampak pandemi. Mereka yang kegiatan usahanya terganggu karena PHK, menurunnya produksi, atau penutupan tempat usaha. Sayangnya, bantuan sosial yang dimaksud tak kunjung sampai ke tangan yang berhak. Terjadi "kekalutan" dalam administrasi penyalurannya.
Dan masih terasa kehilangan kita atas meninggalnya seorang seniman pada bulan Ramadhan ini. Ia adalah Didi Kempot, seniman musik, penyanyi dan pencipta lagu campur sari . Didi adalah penyanyi kharismatis yang namanya melekat di hati ribuan penggemarnya yang disebut sobat ambyar.
Demikian, Ramadhan penuh rona ini kita jalani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H