Lihat ke Halaman Asli

Febriwan Harefa

Seorang tenaga pendidik

Mengatasi Permasalahan Berbicara dan Berpidato

Diperbarui: 11 Februari 2020   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi berbicara di depan banyak orang. (sumber: Thinkstockphotos)

Setiap orang mempunyai kelemahan dan kelebihan. No one person is perfect. Ada beberapa tipikal orang di sekitar kita sangat bagus dan berapi-api berbicara di depan khayalak ramai, tetapi kurang bagus dalam hal menulis. Atau, sebaliknya ada orang yang sangat tetata dalam menulis sebuah artikel dan setiap paragraph yang ia tulis saling berhubungan satu sama lain.

Faktanya, memang ada orang yang pintar berbicara di depan khayalak ramai tetapi lemah saat menulis sebuah artikel. Itu mungkin terjadi pada diri kita. Saat seseorang meminta kita menceritakan sebuah kejadian atau mengajar di depan kelas, kita bisa langsung lancar menceritakannya atau menjelaskan kepada siswa-siswi

Namun, sebaliknya saat kita diminta untuk menuliskan cerita kejadian tersebut dalam sebuah tulisan mendadak tangan kita kaku, semua yang kita tulis tidak logis, dan paragraph pertama dan kedua, dst tidak saling berhubungan satu sama lain. 

Hal sebaliknya terjadi, kita merasa nyaman saat menulis, tetapi langsung gugup dan gemetar ketika membicarakan topik yang sama di depan orang.

Beberapa hari yang lalu, ada seorang teman yang menanyakan kepada saya,

Wan, gimana caranya agar bisa menulis dan berbicara dengan tingkat kemampuan yang sama. Bagaimana bisa menulis selucu saat bicara dan atau berbicara seinspiratif ketika menulis? 

Jujur, aku sulit menyeimbangkan kedua hal yang sama. Masih belajar terus. Pada saat itu, saya menceritakan pengalaman yang saya alami dan hari ini aku tuliskan cerita itu.

sumber: 123rf.com

Saya percaya, semua berawal dari pikiran dan pikiranku memang acak dan suka melompat-lompat kesana kesana kemari alias "Ngawur". Potongan-potongan gagasan lahir begitu saja dan acak sifatnya. 

Saat saya berbicara di depan umum, saya terkadang tidak berpikir berbicara soal struktur kata atau ejaan yang disempurnakan EYD atau struktur S=P=-O-K. Bukan hanya saya, banyak orang lain juga begitu. 

Menariknya, ketika gagasan acak yang kita sampaikan acak diomongkan, dia tidak terasa atau terdengar acak. Ada dukungan intonasi, mimik, gesture, nada bicara, volume, dll. Orang yang mengikuti pembicaraan kita bisa terbawa suasana untuk memahami. Akibatnya gagasan kita terdengar acak.

Permasalahan yang muncul adalah ketika pembicaraan itu diubah menjadi tulisan, hasilnya bisa kacau. Jika kamu terbiasa bicara di depan orang, coba rekam pidato ini lalu tulis ulang dari hasil rekaman itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline