Lihat ke Halaman Asli

Febriwan Harefa

Seorang tenaga pendidik

Menikmati Keindahan Laut di Pantai Tureloto, Nias Utara

Diperbarui: 4 Mei 2019   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

 

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat membaca beberapa cerita yang dibagikan di media sosial Facebook, Instagram, Twitter, dan beberapa media online, laut mati ada di Nias Utara. 

Pantai Tureloto yang dimaksud adalah Pantai Tureloto yang berada di Desa Balefadorotuho, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara. Beberapa media online menulis kadar garam air laut di sekitar Pantai Tureloto sama dengan yang ada di laut mati, Yordania. Sehingga, para wisatawan dapat terapung di atasnya. 

Penasaran dengan beberapa berita tersebut, ditambah lagi lokasi objek wisata pantai tidak jauh dari rumah saya. Saya mengiyakan ajakan beberapa teman untuk jalan-jalan di Pantai Tureloto.

Berhubung letak rumah saya dan teman-teman berada di Gunungsitoli. Kami pun janjian untuk berkumpul di Lapangan Merdeka (Titik 0), Gunungsitoli. Sementara bagi wisatawan bisa langsung dari Bandar Udara Binaka ke arah Nias bagian utara. 

Ada  beberapa kendaraan yang bisa dipergunakan, seperti kendaraan roda empat dengan membayar ongkos kendaraan 50 ribu/orang atau bisa juga menyewa kendaraan roda dua 100 ribu/hari. Sebelum tiba di Pantai Tureloto, wisatawan dapat menikmati kuliner Nias di Pasar Kota Gunungsitoli. Mie sop khas nias, mie babi goreng, dan babi yang digaramin beberapa hari (Ni'owuru) merupakan makanan kesukaan kebanyakan masyarakat Kota Gunungsitoli.

Kami berangkat dari Gunungsitoli sekitar pukul 7, beruntung saat itu cuaca sangat itu sangat cerah. Sehingga membuat perjalanan kami menjadi lancar, tanpa hambatan. Dari Gunungsitoli-Gawa'ai, pemandangan pantai yang sangat indah dan pasir yang putih menemani perjalanan kami. 

Di sepanjang perjalanan dapat bisa kita temui juga beberapa objek wisata pantai yang sangat indah, seperti Pantai Hoya, Muara Indah, dan Pantai Charlita dan beberapa pantai yang belum diberikan nama. Terkadang di beberapa tempat, kami sedikit memperlambat kecepatan sepeda motor, karena sedang ada aktivitas pasar tradisional. Di Nias kebanyakan pasar tradisional diadakan sekali seminggu.

Para penjual menjual berbagai jenis kebutuhan pokok, berbagai jenis aneka jajanan pasar, dan beberapa pasar tradisional ada juga yang memperjual-belikan babi. Sudah menjadi sebuah tradisi di Nias hewan peliharaan babi sangat penting, di setiap acara baik acara pernikahan, kematian, pemberian nama anak, atau peresmian rumah pasti membutuhkan babi. 

Kurang lebih 1,5 jam, kami menikmati pemandangan pantai. Kemudian, kami belok kiri ke arah jalan Hilimaziaya. Pemandangan hutan yang masih alami menemani perjalanan kami, terkadang berjarak setengah sampai satu km beberapa rumah penduduk bisa ditemui. Masih ada kesenjangan sosial yang bisa kita temui. Sekitar 2-5 rumah beratap rumbia dan berdinding papan, dan terkadang di depan rumah seorang wanita sedang mengeringkan gabah padi miliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline