Indonesian mempunyai laut mati. Begitulah berita yg sempat viral beberapa bulan yang lalu di media online, dalam isi berita yg viral tertulis kadar air garam yang ada di sekitar Pantai Tureloto sama dengan yg ada di laut mati, karena kadar air garam yg tinggi, wisatawan dapat mengapung diatasnya.
Saat mendengar berita itu, saya sempat bertanya, apakah benar berita yg lagi viral tersebut?, saya antara percaya dan tidak percaya. Untuk membuktikannya, beberapa bulan yg lalu saya kesana.
Perjalanan saya dari Gunungsitoli ke Pantai Tureloto sekitar 2 jam perjalanan dengan mengendarai motor. Selama perjalanan saya disuguhi pemandangan alam deretan pantai pasir yg berwarna putih dan kemudian belok ke arah Gawa'ai digantikan pemandangan hutan yg masih alami.
Sebelum sampai di Pantai Tureloto, saya sempat berhenti di depan Gereja BNKP Hilimaziaya. Bentuk gereja terbesar di Nias Utara ini, saya sangat suka. Tiga buah menara yg runcing dan berwarna coklat dipadukan putih.
Tampak depan gereja ini hampir sama dengan bentuk beberapa gereja katedral. Setelah beberapa menit menikmati keindahan arsitektur gereja ini. Tak lupa di depan gereja ini saya berfoto.
Kemudian, saya melanjutkan perjalanan saya. Sampai di Pantai Tureloto, sebuah tulisan "Pantai Tureloto" yang dibentuk dari besi menyambut kedatangan setiap pengunjung.
Setelah menukar pakaian, saya langsung menceburkan diri ke laut. Kadar air garam yg ada di Tureloto tinggi, tapi tak membuat saya mengapung seperti yg ditulis oleh beberapa media online. Setelah puas berenang, saya mencoba untuk diving. Wah.. saya takjub melihat keindahan bawah laut di Tureloto. Banyak ikan-ikan kecil dan terumbu karang yg masih alami.
Setelah capek berenang dan menyelam, saya kembali ke daratan. Tak lupa saya memesan pop mie dan segelas teh panas dengan harga 15 ribu. Wah sangat enak.
Setelah istirahat sejenak sambil menikmati pop mie. Kemudian, saya tertarik untuk mengunjungi sebuah pulau kecil yang tidak jauh dari Pantai Tureloto.
Untuk bisa ke pulau kecil ini harus menyewa speed boat 10 ribu. Meskipun demikian, rasa capek itu hilang dengan keindahan pulau kecil tersebut. Sebenarnya Pulau ini sangat kecil, tapi yah lumayan indah. Saran saya seandainya berkunjung ke Pantai Tureloto pada hari biasa perlu membawa bekal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H