Lihat ke Halaman Asli

Febriwan Harefa

Seorang tenaga pendidik

Sisi Kelam Sejarah Sri Lanka

Diperbarui: 27 Mei 2018   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi

Sri Lanka, sebuah negara yang mayoritas beragama Buddha. Sama dengan Indonesia. Sri Lanka mempunyai sisi kelam. Mulai tahun 2009 sampai saat ini negara Sri Lanka secara perlahan-lahan stabil. Sejak 23 Juli 1983 negara Sri Lanka mengalami perang antara suku mayoritas, Sinhalese dan suku minoritas Tamil.

Di bagian utara dan selatan Sri Lanka, suku Tamil membentuk pemerintahan sendiri yang bernama Tamil Eelam dan memiliki angkatan bersenjata bernama Liberation Tigers of Tamil (LTTE). Sementara, suku Sinhalese merupakan pemerintahan Sri Lanka yang sah. Untuk memusnahkan, masyarakat suku Tamil suku Sinhalese menggunakan kekuatan tentara Sri Lanka.

Beberapa bulan yang lalu, saya berkesempatan melihat secara langsung dampak dari perang bagi masyarakat suku Tamil. Saat tiba di ibu kota negara Sri Lanka, Colombo, perang antara suku Sinhalese dan suku Tamil masih merupakan masalah yang sangat sensitif untuk bicarakan di ruang-ruang publik.

Selama 2 hari berada di Colombo, saya mengamati keadaan di Colombo masih belum kondusif. Tentara dan polisi berada di beberapa bagian jalan. Saya kurang tahu, keamanan yang ketat ini dilakukan oleh pemerintah karena beberapa hari yang lalu terjadi konflik di salah satu daerah di Sri Lanka, atau mungkin seperti ini cara pengamanan di ibu kota Sri Lanka.

Daerah yang saya kunjungi setelah Colombo adalah Jaffna dan Batticalo. Di daerah-daerah ini, saya melihat secara langsung akibat dari konflik antara suku Tamil dan suku Sinhalese. Beberapa anak muda suku Tamil yang saya temui dalam perjalanan. Mereka kelihatan sudah tidak mempunyai semangat hidup, hanya pasrah dengan keadaan yang mereka alami sekarang ini.

Sekarang ini anak-anak muda suku Tamil tidak mempunyai kebebasan sepenuhnya, seperti anak-anak muda suku Sinhalese. Mereka tidak bisa menjadi seorang PNS atau yang bekerja di sektor pemerintahan. Hak politik, seperti menjadi anggota legislatif tidak bisa masyarakat suku Tamil.

Meskipun masyarakat suku Tamil mengalami diskriminasi, mereka tidak tahu harus melapor kemana. Beberapa lembaga NGO yang mengunjungi Sri Lanka, mereka hanya datang beberapa bulan dan kemudian pergi lagi. Tanpa mencari solusi dari permasalahan suku Tamil hadapi. Sekarang ini masyarakat suku Tamil berusaha untuk hidup dalam kedamaian dan mengikuti segala aturan yang diterapkan oleh pemerintah.

Meskipun sebenarnya mereka serba ketakutan dan kecemasan. Beberapa daerah yang merupakan daerah yang banyak ditinggali oleh masyarakat suku Tamil selalu diawasi oleh beberapa orang asing, baik malam maupun siang. Untuk kegiatan setiap hari sangat dilarang acara yang diadakan di aula dan dalam bentuk orasi.

Masalah lain yang sering dihadapi oleh masyarakat suku Tamil di beberapa daerah adalah masalah kekeringan dan kurangnnya air bersih. Akibatnya, sekarang ini banyak anak-anak muda Sri Lanka yang pergi meninggalkan kampung halaman, dan memilih menjadi pekerja di perusahaan atau pabrik yang ada di Colombo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline