Lihat ke Halaman Asli

Flash Fiction Fiksimini: Hari Bahagia

Diperbarui: 28 November 2017   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

via: Kaskus

"Bu, tehnya mau ditambah lagi?" Aku menawarkan. 

Nyonya menggeleng pelan. Kepalanya masih di penuhi penasaran, bagaimana bisa pernikahan Amira, anaknya, dibatalkan. Surat permintaan maaf dari Amira ia genggam erat.

"Anak ini maunya apa sih? Sudah berpacaran selama sepuluh tahun, minta uang untuk menikah, malah seenaknya saja dia membatalkan." Geram Nyonya. Mungkin salahnya, tidak hadir ketika anak satu-satunya ini mengakhiri masa lajang karena Nyonya terlalu sibuk mengurus bisnis di luar negeri.

"Bu, maaf, apa yang dikatakan Amira dalam surat itu?" Aku bertanya dengan hati-hati. Nyonya melemparkan surat di genggamannya ke arahku, "baca saja sendiri." ujarnya ketus.

Aku mengambil surat dari Amira dan membaca isinya dalam hati. Tidak perlu dibaca semua, toh aku sudah dapat menebak isinya. Sebuah foto nampak terjatuh dari dalam amplop.

Foto Amira dan Andi, calon suaminya. Ralat, calon suamiKU.

Aku tersenyum puas, air siraman untuk pernikahan mereka bukanlah air biasa. Kini aku yang akan mendampingi Andi di pelaminan pada hari bahagiaku.

fm2-jpg-5a1d81692599ec7e4a652bd2.jpg




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline