Lihat ke Halaman Asli

“Bodat, Becak Siantarnya di Mana?”

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13451119961221255060

Anda tahu becak siantar? Pernah lihat? Oke, saya berikan sedikit ulasan nya.Becak siantar adalah salah satu alat transportasi di kota kecil Pematangsiantar.Juara nya becak sih kalau saya bilang. Becak Siantar dibandingkan dengan becak-becak lain di Indonesia memiliki kekhasan. Apa nya yang khas?  Kalau becak lain di kayuh oleh manusia, yang ini ditarik sepeda motor. Apa? Mau protes? “Banyak kok becak yang ditarik sepeda motor.” Sabar dulu om, saya kan belum selesai. Sepeda motor nya ini yang buat unik. Meskipun becak motor alias betor juga ada di beberapa kota lain, becak motor Siantar tetap memiliki keunggulan. Jempol lah pokok nya. Becak Siantar ditarik oleh Birmingham Small Arm (BSA) tua berkekuatan 350cc.BSA adalah jenis  sepedamotor pabrikan Inggris yang awalnya diciptakan untuk kendaraan perang. Konon motor-motor ini adalah peninggalan pasukan sekutu (Belanda-Inggris) ketika Perang Dunia II berlangsung. Walaupun sebelumnya, sudah ada BSA dalam jumlah yang kecil di Siantar, tapi orang Siantar sendirilah yang berperan membawa masuk motor gede ini dalam jumlah yang besar ke siantar. Adalah Mbah Lanang dan beberapa teman nya yang mati-matian berburu becak ini, dan membawanya ke siantar.Kemudian, awal tahun 60-an, BSA dijadikan becak dan itulah awalnya Kota Siantar tersohor dengan becak siantar nya.

Gambar nya keren gak om? Keren lah. Jarang-jarang ada becak yang seperti itu.Dan yang semakin membuat becak ini tambah spesial adalah, jumlahnya yang tergolong sedikit di dunia. Di Inggris sendiri — negara pembuat motor ini — konon hanya tinggal 800 unit, dan di Australia 400 biji. Mau tahu di mana terbanyak? Di Kota Siantar!

134511212240936822

Tapi topik yang mau saya angkat disini bukan lah kehebatan becak ini. Tetapi masalah semakin langka nya becak ini di Siantar. Saya orang Siantar, tapi bukan berarti saya preman loh. Bulan lalu saya pulang kampung ke Siantar dan Anda tahu apa yang saya dapat? Semakin hari, semakin lama, becak siantar yang dibangga-banggakan ini semakin langka.

Suatu siang, saya sedang menemani ibu saya berbelanja di salah satu pasar tradisional disana ketika seorang bapak paruh baya menegur saya.

“Bos, ini mobil mu? Pindahkan dulu, Aku mau parkir” Kata si bapak sambil mendorong becak nya.

Kemudian saya menggeser nya sedikit ke belakang agar si Bapak bisa lewat. Tak berapa lama kemudian si Bapak berbicara dengan volume yang agak keras kepada teman nya sesama penarik becak. (Ngomong dengan suara keras itu, uda jadi ciri khas orang batak )

“Eh bodat, becak mu mana?”

“Eh, abang nya itu? Ku jual bang. Ada yang nawar, 14 juta. Kulepas ajalah. Nanti ganti sama Win apa Thunder lah bang “(Maksud nya Honda Win 100 atau Suzuki Thunder)

“Kalau ada yang nawari lagi, kabari aku ya. Lumayan juga kau, dapat durian runtuh”

Apa yang bisa anda tangkap dari pembicaraan sesama penarik becak ini? Ya, banyak diantara mereka yang begitu berhasrat untuk menjual becak nya. Umumnya pembeli nya adalah kolektor-kolektor motor tua asal Pulau Sumatera dan  Jawa. Apa sebenarnya yang terjadi?

Sejujur nya, becak ini sudah mulai tertelan usia. Pasalnya, becak-becak itu tidak sanggup lagi bertahan dan bersaing dengan keborosan dan kelambanannya. Kalah jauh dengan angkot yang tarifnya lebih murah, lebih cepat dan tidak berisik. Sejak harga BBM melambung tinggi, jumlah penumpang becak berkurang drastis. Keborosan becak ini tak sanggup lagi dibiayai oleh penumpang, sehingga mereka lebih memilih untuk menggunakan angkot yang tarif nya lebih murah. Selain itu, perawatan nya sangat sulit dan suku cadang nya tak lagi dijual di pasaran mebuat masalah ini semakin kompleks. Becak yang pernah berjaya di tahun 1970-an itu kini jatuh miskin lagi. Jadi wajar saja bila banyak abang penarik becak yang lebih memilih menjual BSA nya dan menggantinya dengan motor jepang yang lebih baru dan lebih irit.

Tapi, bila ini terjadi, habislah sudah ikon kota siantar yang dibangga-banggakan itu. Becak legendaris ini akan merantau jauh dari Kota Pematangsiantar. Tuan nya mungkin sudah berbeda. Bukan lagi Siantar, tapi kota-kota lain tempat para kolektor motor tua berdomisili.

Tidakkah ada upaya untuk “mengunci” becak ini di siantar? Siapa yang bisa melakukan nya? Kami? Masyarakat siantar? Apa yang harus kami lakukan? Membiasakan diri naik becak? Tidak mungkin om. Ongkos nya terlalu mahal. Bisa-bisa dapur kami tak berasap lagi. Kami hanya rakyat kecil dengan ekonomi terbatas.Siapa yang harus disalahkan? Para penarik becak? Karena mereka menjual becak nya ke kolektor-kolektor motor gede di luar kota Siantar? Lebih tidak mungkin lagi om. Mereka juga butuh makan. BSA sudah tidak lagi kompetitif bila dijadikan transportasi umum.

Lalu siapa yang bisa “mengunci” becak siantar ini di posisinya sekarang? Saya rasa, hanya Pemerintah Kota Pematangsiantar. Tidakkah mereka berfikiran untuk melestarikan BSA yang tersisa di siantar? Tidak kah motor gede bernama BSA ini sangat layak untuk dijadikan warisan legendaris Kota Siantar? Kalau pun akhirnya BSA “mengundurkan diri” dari dunia “tarik-menarik” penumpang, tidakkah Pemerintah Kota bersedia menampung becak yang tersisa ini? Kota Pematangsiantar, sudah berhutang banyak kepada becak siantar. Setiap hajatan pemerintah kota di dalam maupun di luar daerah, becak siantar selalu digadang-gadang sebagai ciri khas Pematangsiantar. Lalu sekarang, jasa-jasa motor tua ini mau dilupakan begitu saja?

Ini bukan sekadar cerita. Malaysia yang hanya memiliki seratusan BSA saja sudah mulai menggalakkan perkumpulan motor BSA untuk mendorong pariwisata. Lalu sekarang, Kota Siantar yang menjadi surga bagi para kolektor motor-motor tua khususnya bermerek BSA, bisa buat apa? Mudah-mudahan saja Pemerintah Siantar punya gebrakan baru guna melestarikan becak tua ini.Yang sudah pergi, biarlah pergi. Becak siantar yang sudah merantau, biar lah merantau. Itu tidak jadi masalah. Berguna juga sih, supaya orang di luar Siantar juga bisa tahu kehebatan becak ini. Tapi tolong, becak yang tersisa, biarlah tetap disiantar. Biarlah tetap “terkunci” di Siantar. Biarlah tetap menjadi warisan Kota Siantar.

Entahlah. Apakah BSA akan tetap eksis di siantar, atau justru punah, hanya Tuhan dan Pemerintah kami yang bisa menjawabnya.

Salam Anak Siantar.

Sumber :http://www.wikimu.com/News/displaynews.aspx?id=6434 , http://www.medantalk.com/nostalgia-becak-siantar , http://bataknews.wordpress.com/2007/08/22/brum-brum-ada-udang-di-balik-becak-siantar , http://id.berita.yahoo.com/becak-siantar-diusulkan-jadi-cagar-budaya-131253422.html

Gambar : http://medan.tribunnews.com/2011/04/20/becak-siantar-dengan-5-motif-ulos , dan http://komojakomunitasmotorjadul.blogspot.com/2010/11/becak-siantar-sumut.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline