Lihat ke Halaman Asli

Iveni

Mahasiswi Sastra Indonesia

Isu-isu dalam Teater "Pemenang untuk Dirinya Sendiri" oleh Teater Renjana

Diperbarui: 3 Juli 2023   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seni pertunjukan adalah sebuah pentas seni yang mempertontonkan sebuah karya kepada khalayak umum yang dikerjakan oleh pelaku seni (seniman), yang meliputi seni musik, seni tari, dan seni teater. 

Di masa ini berbagai seni pertunjukan tadi tidak hanya bisa disaksikan secara langsung, namun juga secara online dengan memanfaatkan berbagai situs web yang tersedia, salah satunya adalah YouTube. 

Di YouTube kita bisa menemukan berbagai kanal yang menyediakan berbagai jenis tontonan, tak terkecuali pertunjukan teater. Biasanya pertunjukan teater ini bisa kita temukan di kanal-kanal YouTube yang dikelola oleh teater-teater tertentu yang secara khusus mempublikasi berbagai seni pertunjukan yang mereka selenggarakan. 

Dalam tulisan ini, penulis akan membahas mengenai isu-isu yang diangkat dalam Pertunjukan "Pemenang untuk Dirinya Sendiri" yang dipublikasi di kanal YouTube Teater Renjana pada 9 September 2022 yang diperagakan oleh siswa siswi dari SMA BINTARA DEPOK. 

Teater ini mempersembahkan kisah dari para anak-anak SMA dengan berbagai problematika yang menyertai kehidupan mereka masing-masing. 

Berikut adalah isu-isu yang diangkat dalam pementasan teater "Pemenang untukDirinya Sendiri": 

Isu pertama yang diangkat adalah tentang perundungan yang dialami tokoh Sera yang dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan ekonomi dari keluarganya. Sehingga, Sera terpaksa menunggak pembayaran SPP hingga terancam tidak dapat mengikuti ujian nanti. Karena hal inilah beberapa temannya mengejek Sera atas ketidakmampuannya itu. 

Isu kedua adalah tentang pertentangan terhadap hak perempuan dalam menempuh pendidikan setinggi-tingginya dan keinginan menjadi wanita karir. Hal ini dialami oleh tokoh bernama Luna yang lebih sering menghabiskan waktunya untuk belajar dan memperbanyak pengalaman dengan berbagai kegiatan di luar rumah, selain itu Luna juga memiliki impian untuk menjadi wanita karir di masa depan. Namun sayangnya, impiannya itu mendapat pertentangan dari orang tuanya yang mengatakan bahwa perempuan hanya akan berakhir menjadi ibu rumah tangga.


Isu ketiga adalah mengenai peran suami dalam pekerjaan rumah tangga. Di dalam teater "Pemenang untuk Dirinya Sendiri" ini tokoh Ayah dari Luna adalah sosok suami yang enggan turut ambil andil dalam mengurus pekerjaan rumah dengan alasan ia sudah lelah bekerja mencari nafkah. Padahal sudah seharusnya seorang suami selaku kepala rumah tangga turut bertanggungjawab untuk membantu istri dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Isu keempat adalah isu terakhir yang ditampilkan, berupa ketidakbebasan anak dalam menentukan pilihan hidupnya. Banyak kita temui dalam realita bahwa para orangtua sering kali mengambil alih atas pilihan anak-anak mereka tanpa mau tahu atau peduli akan apa yang sebenarnya anaknya inginkan. Hal ini dialami oleh tokoh bernama Kavi yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di bidang astronomi, namun orangtuanya menentang hal tersebut dan memutuskan bahwa Kavi harus meneruskan pendidikan dengan mengambil Fakultas Kedokteran. 

Pertunjukan teater "Pemenang untuk Dirinya Sendiri" ini diakhiri dengan semua tokoh anak SMA di dalamnya berhasil mengatasi isu-isu yang membelenggu diri mereka dan berhasil mewujudkan mimpi mereka sekaligus membuktikan kepada dunia bahwa mereka adalah pemenang atas diri mereka sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline