Lihat ke Halaman Asli

Beasiswa Unggulan Melatih Manajemen Diri dan Uangku

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan tinggi, dambaan setiap orang. Secara tidak langsung bisa saya simpulkan bahwa pada dasarnya setiap orang ingin dan berhak mendapatkan pendidikan yang layak, setinggi-tingginya. Namun, masalah finansial menjadi kisah klasik yang membuat banyak orang terpaksa memupuskan harapan untuk bersekolah.

Banyak kisah berasal dari teman-teman kita yang awalnya zero menjadi hero karena pendidikan. Hidup serba kekurangan, rumah hampir runtuh dan tidak pernah dibantu mengerjakan PR Matematika karena orang tuanya sendiri pun tidak sampai tamat SD.

Tidak sedikit, masa kanak-kanak dihabiskan dengan membantu orang tua mencari uang, sekalipun harus mengancam nyawa turun ke jalanan. Ada juga dari kelompok mereka, orang tuanya berkata, “ Nak, pokoknya kamu harus tamat sekolah, supaya pintar! Nanti bisa cari uang dan kehidupan kita nggak begini lagi!”

Entah apa sebenarnya isi pikiran mereka, tetapi saya pikir –positif- orang tua yang tega melihat anak kecilnya bekerja  itu menganggap dengan kehidupan seperti itu anaknya menjadi tahu bagaimana kerasnya hidup, dengan harapan dia menjadi sabar dan mandiri untuk bekal dirinya kelak menjalani kehidupan. Kehidupan yang mungkin saja tetap sama seperti itu. Setidaknya dia sudah dilatih hidup prihatin. Tetapi, ini pesimis.

Orang tua lain yang menyuruh anaknya sekolah itu, saya pikir mereka telah belajar dari pengalaman, akibat dirinya tidak baik semasa sekolah, kehidupannya sekarang serba susah. Tidak tahu apa yang mau dan bisa dia lakukan untuk memperbaiki kehidupan. Dengan begitu, harapan mereka adalah anak-anak mereka. Bangga rasanya bisa menggunakan banyak uang yang disisihkan untuk keperluan sekolah anak, dari pada menggunakannya untuk makan enak, beli pakaian bagus, atau renovasi rumah yang kebocoran setiap turun hujan.

Belajar dari kisah mereka, tidak ada satu pun alasan untuk saya berhenti sekolah, belajar. Apalagi sekarang sudah banyak bentuk bantuan pendidikan dari berbagai pihak, tidak saja pemerintah. Semoga bisa dimanfaatkan oleh banyak insan akademisi Indonesia. Optimis.

Dari tujuan sekolah supaya pintar dan bisa cari uang sampai belajar sekarang untuk beribadah dan membekali diri dengan jiwa raga dan pikiran yang bisa beradaptasi dengan siapapun, dalam keadaan apapun, selama bermanfaat bagi orang sekitar. Alhamdulillah  saya memiliki orang tua yang mendukung kegiatan akademik. Namun tidak jarang, saya merasa kurang membantu orang tua dengan keadaan selalu meminta dan meminta untuk keperluan sekolah, dari sejak iuran bulanan sekolah sampai uang semesteran kuliah, buku tulis kecil sampai binder isi, buku paket sampai textbook original. Belum ini itu yang lainnya. Ternyata, sangat banyak biaya sekolah ideal saya itu.

Waktunya saya untuk mencoba mengurangi beban mereka. Saya harus cari beasiswa. Bermodalkan informasi-informasi dari kakak kelas, guru BK, dan internet rumah. Sejak sekolah saya mencari-cari beasiswa itu, namun belum saja diberi kesempatan dan rezeki-Nya. Kebanyakan saya lihat beasiswa diperuntukkan bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, atau bantuan pendidikan bagi anak dari keluarga kurang mampu. Saya harap dengan kenyataan demikian, warga kita tidak menjadikan pilihan “kurang mampu” menjadi lebih ingin dipilih dari pada “berprestasi”.

Akhirnya, saya menemukan beasiswa yang cocok, Beasiswa Unggulan. Beasiswa Unggulan adalah program beasiswa yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, baik  tingkat nasional dan internasional. Semoga pendaftarannya tetap dibuka sepanjang tahun-tahun ke depan, mulai tanggal 1 Januari sampai 31 Desember. Banyak sekali program beasiswa yang ditawarkan, mulai dari jenjang S1-S3, di dalam maupun luar negeri, dalam berbagai bidang dan kerja sama. Informasi lebih lanjut, dapat dilihat di web http://beasiswaunggulan.kemdiknas.go.id/

Saya sendiri mendaftar program Beasiswa Unggulan 2012 untuk Mandiri S-1, untuk membantu biaya perkuliahan saya di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Senangnya saat menerima kabar lolos sebagai penerima Beasiswa Unggulan ini, terlepas dari jumlahnya berapa, yang jelas saya jadi bisa lebih mengapresiasi diri dan berusaha memenuhi berbagai macam aktifitas pengembangan diri yang telah saya rencanakan.

Sebisa mungkin saya mengikuti kegiatan-kegiatan positif yang dapat menunjang tercapainya cita-cita saya menjadi dokter spesialis –masih dalam proses menentukan bidang- yang handal, berguna bagi keluarga, daerah, nusa bangsa dan agama. Dengan mendaftarkan diri sebagai penerima Beasiswa Unggulan, saya jadi sempat memikirkan hal-hal apa saja yang ingin dicapai dan diikuti semasa perkuliahan. Dengan demikian, saya bisa mengatur diri untuk selalu fokus pada hal-hal tersebut.

Selain itu, saya jadi bisa mengatur keuangan sendiri. Catatan pemasukan dan pengeluaran uang sebaiknya disusun rapi. Orang tua telah menyerahkan semua tanggung jawab pengaturan beasiswa tersebut kepada saya. Setransparan mungkin saya bicarakan pada orang tua bahwa dengan jumlah Beasiswa Unggulan yang sekian, maka akan saya gunakan untuk membeli ini dan itu, kurangnya baru dibantu orang tua lagi.

Saya harap seterusnya Beasiswa Unggulan dapat membantu saya dan teman-teman lain dalam mengemban amanah sebagai pelajar, penerus bangsa Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline