Lihat ke Halaman Asli

Teruntuk Dirimu Kekasihku

Diperbarui: 2 Februari 2017   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasih, terkadang memang beginilah cara kerja cinta. Ia merumit sebagaimana ketidaksederhanaan Tuhan. Ia mengalun pada waktu yang engkau sebut takdir.

Kasihku, taukah engkau perihal kengerian Durga? Pada suatu hari yang lampau, Durga memiliki nama Uma. Dia dan Shiwa sempat hidup bahagia di kayangan. Lantaran Shiwa hendak menguji kesetiaan Uma, maka ia utus Uma ke bumi, dan ia gagal. Maka dihukumlah Uma menjadi Raksasa buruk rupa dan berbau mayat, yang tinggal di dunia jin yang bernama Gandamayu. Alkisah dirawatlah ia oleh Sadewa dan kembali menjadi Uma nan jelita. Shiwa mengaku salah. Ia memohon, meratap dan merendahkan dirinya di hadapan Uma untuk kembali ke kayangan bersama dirinya. Tetapi Uma menolak dan mememilih mengembara di dunia.

Kasih, kau boleh uji kesetiaanku dan singkirkan aku layaknya Durga. Tapi aku bukan durga. Aku tetap akan kembali padamu untuk menepati takdir.

Kekasih, pernahkah kau mendengar nama Banowati? Ia adalah sosok cantik dalam tokoh pewayangan yang tetap setia pada Arjuna sekalipun pada suatu hari ia diharuskan menikahi Duryudana setelah perdebatan alot di Balairung Astina demi menyatukan Astina dan Mandaraka guna mengalahkan Pandawa.

Kasihku, aku lah Arjuna mu, lelananging jagadmu. Setialah padaku. Namun aku tetaplah bukan Arjuna yang membiarkanmu menjadi milik orang yang bukan aku.

Kekasih, lupakah kau tentang kisah Ramayana yang kerap aku ceritakan?  Kau tahu, Rahwana sang Sastra Jendra Hayudiningrat (Penguasa Tertinggi Ilmu) mencintai Shinta bukan karena ia Shinta, bahkan Shinta juga telah mendeklarasikan dirinya sebagai milik Rama. Shinta juga terkenal kecantikan, kemolekan dan kebaikan hatinya. Tapi bukan, bukan itu. Suatu waktu untuk menghindari Rahwana, ia mengganti nama dan wajahnya 3 kali. Pertama menjadi Waidehi, kemudian menjadi Janaki. Tapi Rahwana tetap mencintai Shinta. Karena ia  bukan menyembah bentuk raga Shinta, tetapi karena ia telah jatuh cinta dan menyembah Dzatnya Shinta.

Kasihku, aku inilah Rahwanamu, penguasa Alengka Diraja. Kau boleh berlari dan menjadi oranglain, tetapi aku tetap memujamu sebagai sebuah Dzat.

Teruslah nasihati aku untuk selalu menjauhimu kekasih. Namun kau perlu tahu bahwa pekerjaan yang paling sia-sia di muka bumi adalah memberi nasehat orang yang sedang jatuh cinta. Ketahuilah kasih, segala hal ada usianya, begitupun patah hatimu. Dan aku tak pernah sanggup utarakan semua yang terpikir tentangmu selain pada riuh rendah heningnya irama adukan kopi Lampung kental yang mengingatkanku padamu.

Terakhir, kau perlu tau kekasih, setinggi apapun diamku menggunung, tidak akan pernah sampai pada pemahaman mengapa aku mencintaimu. Maka dari itu, tak hanya kulambangkan cintaku pada sepatu yang kau kenakan, ataupun pada cerita-cerita delusifku akan dirimu pada semua orang yang kukenal,,tapi juga pada hening sepertiga malamNya aku adukan cintaku dan tanpa malu aku meratap memintamu menjadi bagian dari waktu yang engkau sebut takdir. Dalam ratapku aku memohon bahwa akulah orang yang pertama melihat uban menumbuhi rambutmu disela syahdunya denting sendok yang terantuk kaca gelas ketika kau menyuguhkan teh hangatt padaku di Minggu pagi ketika kita sama-sama menikmati masa pensiun sembari menunggu anak kita pulang kerumah dengan keriangan cucu-cucu kita memasuki pintu yang kau sebut rumah, dan kusebut cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline