Entomologi adalah studi ilmiah tentang serangga dan artropoda lainnya. Ini adalah cabang zoologi yang mencakup studi artropoda lain seperti laba-laba dan kerabatnya, serta lipan dan kelabang. Entomologi juga mencakup semua bentuk studi ilmiah dengan fokus pada penyelidikan serangga. Beberapa subbidang entomologi meliputi Coleopterologi (kumbang), Dipterologi (lalat), Hemiptera (serangga sejati), Isopterologi (rayap), Lepidopterologi (kupu-kupu dan ngengat), Melittologi (lebah), dan Mirmekologi (semut). Entomologi berasal dari Bahasa Yunani Kuno dimana "entomon" berarti serangga dan "logi" berarti studi. Jadi, secara harfiah entomologi berarti studi tentang serangga.
Entomologi memiliki sejarah yang panjang dan kaya, yang dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno. Orang Yunani dan Romawi kuno tertarik pada serangga dan perilaku mereka, bahkan Aristoteles menulis secara ekstensif tentang mereka. Selama Abad Pertengahan, serangga sering kali dikaitkan dengan kejahatan dan dianggap sebagai hasil karya setan. Namun, selama Renaisans, minat terhadap serangga kembali berkobar, dan banyak ilmuwan mulai mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Perhimpunan entomologi pertama didirikan di Italia pada tahun 1660, dan jurnal ilmiah pertama yang didedikasikan untuk entomologi diterbitkan pada tahun 1728. Pada abad ke-19, entomologi berkembang menjadi lebih banyak sub bidang studi baru. Perkembangan mikroskop dan instrumen ilmiah lainnya memungkinkan entomolog untuk mempelajari serangga dengan lebih rinci, dan penemuan spesies baru serta klasifikasi serangga menjadi fokus utama dalam bidang ini. Pada abad ke-20, entomologi terus tumbuh dan berkembang, dengan teknologi baru seperti analisis DNA dan mikroskopi elektron memungkinkan studi serangga dan perilaku mereka menjadi lebih rinci lagi.
Saat ini, entomologi merupakan bidang studi yang penting dengan banyak aplikasi praktis. Entomolog mempelajari perilaku, ekologi, dan fisiologi serangga, serta interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungan. Mereka juga mempelajari dampak ekonomi serangga, termasuk peran mereka sebagai hama, pentingnya sebagai penyerbuk dan sumber pangan. Entomologi memiliki banyak aplikasi praktis, termasuk pengembangan insektisida baru dan metode pengendalian hama lainnya, studi penyakit yang disebarkan oleh serangga, dan pengembangan praktik pertanian baru yang memperhitungkan peran serangga dalam ekosistem.
Entomologi forensik adalah penerapan metode dan teknik dari entomologi dalam penyelidikan dan analisis tuntutan yang berasal dari kejahatan seperti kejahatan terhadap manusia, hewan, atau materi lainnya. Tujuan dari entomologi forensik adalah untuk membantu dalam investigasi penyalahatan, mengidentifikasi tindak pelaku, dan memberikan informasi penting untuk keputusan hukum. Entomologi forensik melibatkan pengidentifikasi tindak penyalah, penyelidikan genetika molekuler, studi perilaku dan biologi serangga, penelitian biomekanik, biokimia, dan fisiologi serangga, serta penerapan metode dan teknik dari berbagai cabang ilmu pengetahuan tentang serangga, termasuk biologi perkembangan, ekologi, morfologi, dan paleontologi. Entomologi forensik merupakan bagian penting dari ilmu penyelidikan dan kepentingan yang berkaitan dengan kehakiman dan keadilan.
Ada beberapa aspek penting dalam entomologi forensic salah satunya seperti sebagai pengidentifikasi tindak pidana. Entomologi forensik digunakan untuk mengidentifikasi jenis dan spesies serangga yang ditemukan di tempat kejadian perkara, seperti pada mayat yang berulat. Hal ini membantu menentukan rentang waktu kematian dan memberikan petunjuk penting dalam penyelidikan kejahatan. Melalui analisis serangga yang ditemukan di tempat kejadian perkara, entomolog forensik dapat membantu menentukan rentang waktu kematian korban. Serangga yang hadir pada mayat dapat memberikan petunjuk penting dalam menentukan waktu kematian yang akurat. Lalu, Berdasarkan distribusi serangga pada mayat, entomolog forensik dapat membantu mengidentifikasi lokasi kejadian perkara. Hal ini dapat memberikan informasi tambahan yang mendukung penyelidikan kejahatan. Dan melalui analisis serangga dan data terkait, entomolog forensik dapat menyediakan bukti ilmiah yang kuat dalam proses peradilan. Bukti ini dapat menjadi bagian penting dalam menegakkan keadilan.
Aspek lainnya seperti penyelidikan genetika molekuler, yaitu Melibatkan penelitian genetika molekuler untuk mengidentifikasi sisa-sisa serangga yang berasal dari tempat kejadian perkara. Analisis genetika molekuler dapat memberikan bukti yang kuat dalam proses penyelidikan kejahatan. Melalui analisis genetika molekuler, entomolog forensik dapat mengidentifikasi spesies serangga yang ditemukan di tempat kejadian perkara. Hal ini penting dalam menentukan rentang waktu kematian dan memberikan informasi tambahan dalam penyelidikan kejahatan. Lalu, Penyelidikan genetika molekuler juga melibatkan analisis DNA serangga yang terkait dengan tempat kejadian perkara. Data genetik ini dapat digunakan sebagai bukti ilmiah yang kuat dalam proses peradilan. Dan Melalui penelitian genetika molekuler, entomolog forensik juga dapat mempelajari keanekaragaman genetik serangga dan pola distribusi gen di dalam populasi serangga. Hal ini dapat memberikan wawasan tambahan dalam penyelidikan kejahatan.
Studi perilaku dan biologi serangga menjadi salah satu aspek penting dalam entomologi forensik. Dengan memahami perilaku dan biologi serangga, dapat membantu dalam menentukan bagaimana serangga berinteraksi dengan mayat dan lingkungan sekitarnya. Hal ini penting dalam menentukan rentang waktu kematian dan memahami proses dekomposisi. Melalui analisis serangga yang ditemukan pada mayat, entomolog forensik dapat menentukan rentang waktu kematian korban. Serangga yang hadir pada mayat dapat memberikan petunjuk penting dalam menentukan waktu kematian yang akurat. Tidak hanya itu, Melalui pemahaman mengenai perilaku dan biologi serangga, entomolog forensik dapat memahami proses dekomposisi mayat dan memberikan informasi tambahan dalam penyelidikan kejahatan dan berdasarkan distribusi serangga pada mayat, entomolog forensik dapat membantu mengidentifikasi lokasi kejadian perkara. Hal ini dapat memberikan informasi tambahan yang mendukung penyelidikan kejahatan.
Biomekanik, Biokimia dan Fisiologi juga menjadu salah satu aspek penting. Penelitian dalam biomekanik, biokimia, dan fisiologi serangga membantu dalam memahami bagaimana serangga berfungsi dan bertindak dalam konteks forensik. Misalnya melalui studi biomekanik, entomolog forensik dapat memahami bagaimana serangga bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat memberikan informasi tambahan dalam penyelidikan kejahatan, seperti pola gigitan serangga pada mayat. Studi biokimia serangga juga dapat memberikan informasi tentang proses metabolisme dan interaksi serangga dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat membantu dalam memahami proses dekomposisi mayat dan memberikan petunjuk penting dalam penyelidikan kejahatan. Dan melalui studi fisiologi serangga, entomolog forensik dapat memahami bagaimana serangga berfungsi dan bertindak dalam organisme mereka. Hal ini dapat memberikan informasi tambahan dalam penyelidikan kejahatan, seperti menentukan rentang waktu kematian korban.
Selain beberapa aspek di atas, biologi perkembangan, ekologi dan morfologi juga menjadi aspek penting dalam entomologi forensik. Penerapan metode dan teknik dari berbagai cabang ilmu pengetahuan tentang serangga, termasuk biologi perkembangan, ekologi, morfologi, dan paleontologi penting dalam memahami evolusi serangga dan lingkungan tempat kejadian perkara. Hal ini memberikan informasi tambahan dalam proses penyelidikan kejahatan. Melalui pemahaman ekologi serangga, termasuk interaksi serangga dengan lingkungan sekitarnya, entomolog forensik dapat memahami pola distribusi serangga pada mayat dan mengidentifikasi lokasi kejadian perkara. Lalu, Studi mengenai struktur dan bentuk tubuh serangga. Informasi morfologi serangga dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies serangga yang ditemukan di tempat kejadian perkara. Dan Studi tentang perkembangan serangga dari telur hingga dewasa, serta rentang waktu masing-masing tahapan perkembangan menjadi Informasi penting dalam menentukan rentang waktu kematian korban.
Referensi:
Al Hakim, R. R., Putri, E. R. C., Rukayah, S., & Nasution, E. K. (2022, November). Kontribusi Biologi dalam Ilmu Forensik. In Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) (pp. 147-155).