Lihat ke Halaman Asli

Ivan Leonheart

Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Kamu Benar, tapi Kamu Salah

Diperbarui: 3 Juni 2018   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

twitter.com/abunukminka

Di dalam kehidupan, banyak sekali orang yang tentu peduli dengan kita. Banyak sekali orang yang sering memberi kita nasehat baik yang mungkin kadang terdengar seperti sindiran atau nyinyiran. Kita dipaksa untuk menerima bahwa tidak ada orang yang sama di dalam dunia ini. Masing -- masing orang itu unik, dan maka dari itulah kita bisa belajar dari mereka.

Apabila ditanya, alasan orang memberi nasehat itu pasti karena mereka tidak ingin kita salah langkah, memang alasan yang baik, semua nasihat itu baik, namun terkadang, penyampaiannya yang kurang bisa diterima dengan baik. Misalkan ada orang yang gemuk diberi nasehat "Kamu olahraga donk! Gendut gitu besok ngga laku lho!" Sebenarnya nasihatnya baik, karena orang itu gemuk, alangkah baiknya kalau ia berusaha menurunkan berat badannya, sehingga besok bisa mendapatkan jodoh yang baik, namun karena penyampaiannya yang kurang enak didengar di telinga, maka tak heran apabila yang menerima nasehat pun menjadi marah.

Kecenderungan orang dari dulu hingga sekarang adalah suka mengkoreksi apa yang mereka piker salah. Karena merasa bahwa dirinya hidup lebih baik daripada orang lain, maka seolah -- olah orang itu punya hak untuk mengkoreksi kehidupan orang lain yang dimatanya adalah suatu kesalahan, padahal belum tentu orang lain itu tidak bahagia karena hidup dengan cara yang berbeda. Peristiwa seperti ini sangat banyak sekali kita temui dalam masyarakat sosial. Jangankan masyarakat, dalam keluarga saja saya yakin pasti juga ditemui.

Cobalah melihat sekitar anda, apakah mereka yang lebih tua cenderung menasehati mereka yang lebih muda untuk melakukan suatu hal menurut cara mereka? Pasti kejadiannya seperti itu, karena mereka yang lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak daripada mereka yang masih muda. Sebaliknya, mereka yang lebih muda tidak sepenuhnya bisa menerima nasehat dari tetua mereka. Banyak yang lebih suka menghiraukan, bahkan sampai berani melawan dengan kata -- kata yang kurang baik. Penolakan seperti ini biasanya terjadi karena adanya salah paham antar masing -- masing, dan penolakan seperti itu adalah suatu pertanda adanya ketidak setujuan batin dari satu orang ke orang lainnya.

Semua kesalahpahaman bisa diatasi dengan saling mengerti satu sama lain. Apabila orang bisa memahami sifat dan watak orang lain, mereka pasti tidak mempermasalahkan perbedaan yang ada dalam masyarakat, karena mereka bisa memahami, bahwa kita disini hidup tidak sendirian, namun juga bersama orang lain, dan dengan begitu, di dunia ini pun tidak hanya memiliki 1 opini, namun juga jutaan opini yang mungkin berbeda dari kita. Alangkah baiknya kita mulai untuk memahami mereka yang berada di sekitar kita, khususnya yang terdekat dalam kehidupan kita. Mengkoreksi, bukan berarti menunjukkan bahwa mereka salah. Hanya karena anda benar, bukan berarti mereka salah, ingatlah bahwa anda tidak berdiri diatas sepatu mereka, dan tidak melihat dengan kacamata mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline