Lihat ke Halaman Asli

Ivan Leonheart

Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Hidup Ini Indah Maka Bersyukurlah!

Diperbarui: 8 Februari 2018   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.kompasiana.com

Betapa indahnya hidup ini apabila dinikmati dengan sepenuh hati. Segarnya udara di pagi hari dan hangatnya sinar mentari selalu bisa dinikmati setiap harinya. Birunya langit dan merdunya deru ombak lautan yang memanjakan telinga kita. Hijaunya pepohonan memberi vitamin dan kebahagiaan untuk mata kita. Kasih sayang yang diberikan orang terdekat kita menyembuhkan rasa dengki dan amarah yang kita dapat di hari yang panjang.

Hampir tak ada alasan untuk putus asa dalam kehidupan ini. Itulah kenapa aku sangat heran dengan mereka yang terlihat murung setiap harinya. Kita hidup dibawah langit yang sama, menikmati udara yang sama setiap harinya, dan juga melihat kehijauan tanaman yang sama. Lalu kenapa banyak orang ingin mengakhiri hidupnya lebih cepat daripada yang dikehendaki Yang Maha Kuasa? Tidakkah cukup kita hidup dengan diberikan maha karya yang sangat indah ini? Bukankah kehidupan ini diberikan kepada kita untuk kita bentuk sesuai dengan apa yang kita inginkan?

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang akan kita inginkan tidak semuanya bisa tercapai. Tapi tunggu dulu, apakah benar "tidak bisa" ataukah "belum bisa"? Aku diajarkan untuk memegang teguh harapan dan mimpiku. Apa yang belum bisa aku capai sekarang akan aku tulis, lalu akan aku cari solusi bagaimana aku bisa mencapainya. Memang benar aku bukan orang yang maha bisa, namun seiring berjalannya waktu, aku pun lama kelamaan akan berkembang dan mendapatkan pengetahuan yang lebih untuk menemukan solusi yang lain.

Pernah saat itu aku bertemu seorang nenek yang menjual sebuah mainan tradisional berupa baling - baling kertas seharga seribu rupiah, dan harga itu dituliskan di sebuah kertas yang ia tempelkan di bakulnya. Lalu ada seorang anak yang merengek minta dibelikan kepada mamanya, dan sang mama pun berkata kepada sang nenek "Mbah beli 5, 3.500 ya? Kalo ngga boleh ngga jadi." 

Sang nenek pun tersenyum dan berkata "Ya sudah tidak apa - apa, mungkin ini rezeki awal di hari ini." Setelah itu sang ibu dan sang anak berjalan menuju mobilnya yang mewah, yang dilengkapi dengan pintu otomatis yang bisa membuka dan menutup sendiri. Kemudian mobil ini berhenti di sebuah restoran yang terlihat sangat menarik dengan pernak - pernik mahalnya dan bertuliskan "Promo, all you can eat only Rp.500.000". Terihat dari luar restoran wanita ini bersama teman - temannya berpesta makanan yang sangat menggiurkan, bahkan walaupun makanan itu di dalam restoran, aku bisa mencium aromanya yang sangat menggoda.

Apakah kalian pikir sang nenek itu sedih? Ataukah malah sebaliknya? Menurutku pribadi, sang nenek ini bahagia, mengapa? Karena dagangannya laku. Sang nenek pun tidak mempermasalahkan penawaran dari sang wanita tadi yang bisa dibilang tidak masuk akal karena wanita ini memiliki mobil mewah dan makan di restoran yang mewah, malahan nenek ini bersyukur bahwa ia mendapatkan rezeki dari sang wanita tadi. Sang nenek tidak merasa rugi walaupun harganya dagangannya yang sudah sangat murah itu ditawar, bahkan mungkin nenek ini belum tentu bisa makan dengan hasil yang ia dapatkan itu, namun ia tetap bersyukur karena masih bisa mendapatkan rezeki. Kalau nenek ini saja bisa bersyukur, mengapa kalian tidak bisa?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline