Lihat ke Halaman Asli

Jejak-jejak Senyap Memukau dalam 'Something in Bulukumba'

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Resensi:

Judul Buku : “Something In Bulukumba”

Penulis        : Anis Kurniawan

Penerbit       : P3i Press

Cetakan       : Pertama

Tahun          : 2012

Tebal           : 105 halaman

Kampung halaman yang eksotik bernama Bulukumba itu terletak di ujung  selatan Propinsi Sulawesi Selatan. Sejak dulu terkenal dengan industri perahu Phinisi, legenda hidup Suku Ammatowa di Kajang yang berpakaian serba hitam dan pasir putih Bira yang menawan. Terletak pada kondisi empat dimensi yakni dataran tinggi kaki Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas menjadikan Bulukumba sebagai tempat mengasyikkan untuk jappa-jappa (jalan-jalan dalam bahasa Bugis) menelusuri kekhasan alam, perangai, local genius dan lekuk liuk sejarahnya.

Dalam buku ”Something In Bulukumba” yang ditulis oleh Anis Kurniawan  tertuang perihal berbagai sudut di Bulukumba yang ternyata selama ini merupakan kekayaan yang ‘terbenam’ dan belum pernah sebelumnya terekspose ke hadapan publik. Intelektual muda, cerpenis dan novelis alumnus S1 Fakultas Sastra UNM Makassar dan S2 Ilmu Komunikasi Politik UGM Jogjakarta ini berhasil memberitahu banyak orang melalui caranya ‘memotret’ Bulukumba pada banyak sisi yang selama ini tersembunyi.

Ditulis dengan bahasa ringan, menukik ke kumparan jurnalisme sastra, lebih tepatnya disebut begitu namun juga terjebak citizen reporter, perjalanannya menjelajah kampung-kampung di Bulukumba membangkitkan rasa  penasaran  untuk menerjemahkan makna-makna di balik suatu realitas, objek wisata atau situs budaya yang dia jelajahi. Seperti jejak-jejak senyap  yang entah apa tapi memukau.

Kemungkinan yang paling masuk akal,  buku ini pada mulanya terdiri dari catatan singkat atas pengalaman pribadi penulisnya. Prosesnya bisa dimulai ketika mengunjungi suatu tempat kemudian terkumpul beberapa tulisan lainnya yang juga meneropong sisi-sisi terdalam berbagai objek untuk ‘dipotret’ tanpa beban metodologi tertentu. Rentetan perjalanan memukau dalam buku ini sebenarnya bukan catatan sejarah yang detail, komprehensip terlebih lagi penelitian ilmiah yang teoritik dan komplit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline