Lihat ke Halaman Asli

Yunus SeptifanHarefa

Penulis Buku Indah Tapi Tak Mudah

Menulis adalah Caraku untuk Menikmati Hidup

Diperbarui: 17 Maret 2018   05:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: windowsnesia.com)

Pengalaman menulisku masih terbilang sangat sedikit. Pakai banget malah. Sangat sedikit banget. Karena itu, aku pun tidak berani mengatakan diri sebagai seorang penulis. Jauh pakai banget tuh. Aku hanya suka dan lagi belajar menulis. Itu saja.

Menulis itu asyik. Buatku, menulis adalah cara untuk mengabadikan ide, menuangkan perasaan, dan salah satu cara untuk menikmati hidup. Biasanya, aku tuangkan tulisanku dalam bentuk puisi, artikel, refleksi atas sebuah fenomena, dan renungan berdasarkan pembacaan Alkitabku. Kadang-kadang bukan tulisan panjang. Hanya tulis satu dua kalimat saja di handhponeku atau corat-coret di sebuah kertas. Aku rasa itu cukup.

Caraku menulis pun tergolong sederhana, yang penting orang bisa baca dan mengerti apa yang kutulis. Awalnya, menulis itu susah sekali. Aku pernah menulis sebuah cerita pribadiku di facebook. Lalu, seseorang berkomentar, "amburadul, belajar lagi cara bercerita yang baik ya". Lalu, aku mengunggah artikelku yang lain. Seseorang berkomentar, "initulisan kosong, tak berguna". Ha ha ha. Aku tertawa, sambil mengeluarkan air mata. Ya, air mata kesedihan. Sedihnya.

Kritikan demi kritikan itulah yang mendorongku untuk belajar cara menulis yang baik. Aku mulai berlatih dan berlatih. Meski kadang kala rasa malas banyak mengangguku. Tapi, aku berusaha bangkit dari kemalasan itu. Aku mencoba menggunakan mata hatiku melihat sebuah kejadian. Tidak mau melewatkan setiap peristiwa, tanpa membubuhkan makna di dalamnya. Aku menuliskan sesuatu tentangnya. Begitu terus. Alhasil, cara itu pun mulai membuatku lebih tahu cara menulis. Meski baru sedikit.

Intinya, aku menulis apa saja yang ada di pikiranku. Aku menulis tentang media sosial, Indonesia, pacaran, pendidikan, pengemis, pernikahan, cinta ditolak, bahkan rumput yang ada di tembok rumah pun aku jadikan sebuah tulisan. Aku menikmati proses itu. Sangat indah betul.

Terus, apa yang aku dapatkan dari semuanya itu? Uang? Apresiasi? Hmm.. pernah sih dapat uang dan beberapa hadiah saat ikut lomba menulis. Tapi, yang lebih menyenangkan dari semuanya itu, aku bisa menikmati hidupku dengan menulis. Bagiku, menulis membuat hidupku lebih hidup.

Ketika aku berada di sebuah tempat baru, pikiranku tidak jadi kosong. Karena aku berpikir dan berpikir. Apa lagi yang bisa aku tulis. Mau nulis apa hari ini. Itu di pikiranku. Lalu, ketika aku berada di sebuah kerumunan, aku tidak mau diam sendiri cuma ngotak-ngatik handphone. Di sinilah aku berusaha mengajak orang lain untuk ngborol, bertanya dan bercerita soal kehidupan dan sebagainya. Tujuannya, aku ingin mendapat bahan tulisan. He he he. Dari situ jugalah, aku jadi belajar bersosialisasi. Aku menikmati  cara itu. Betul-betul indah. 

"Jadi, kalau mau tahu cara menikmati hidup, maka menulislah" (Yunus Harefa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline