Lihat ke Halaman Asli

Yunus SeptifanHarefa

Penulis Buku Indah Tapi Tak Mudah

Hilangnya Sang Negarawan

Diperbarui: 16 November 2017   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak Setya Novanto, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat, berjuanglah bersama kami anak muda Indonesia memutuskan rantai setan korupsi itu. Ajarilah kami menjadi anak muda  yang punya harga diri dan nilai hidup seorang negarawan.

1. Ajarkanlah kami nilai keberanian seorang negarawan

Kami, anak muda Indonesia mengharapkan keberanian bapak menghadapi kasus korupsi E-KTP ini. Jadilah negarawan yang berani. Jangan lagi membuat kami menunggu. Masalah ini sudah berlarut-larut dan menguras emosi kami.  Tapi, tidak ada titik temunya. Jika bapak tidak salah mengapa bapak harus menghilang? Jika bukan bapak pelakunya, mengapa bapak tidak kooperatif dalam menyelesaikan masalah ini?

2. Ajarkanlah kami nilai kejujuran seorang negarawan

Kami anak muda Indonesia sangat mengharapkan kejujuran bapak mengatakan apa yang sebenar-benarnya. Bapak sudah melakukan berbagai cara untuk membuktikan "ketidakbersalahan" bapak. Tapi, nyatanya, bapak kembali dimintai kejujurannya. Katakanlah yang sejujurnya pak. Kami lebih menghargai kejujuran daripada kemunafikan.

3. Ajarkanlah kami nilai keteladanan seorang negarawan

Kami anak muda Indonesia sangat mengharapkan keteladanan. Berikanlah keteladanan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Berikanlah kami teladan tentang cara seorang negarawan menghadapi sebuah masalah. Apakah menghindar adalah caranya? Kami tahu itu bukanlah cara seorang negarawan. 

Kami bertekad menjadi anak muda yang melawan korupsi. Karena itu, kami ingin para negarawan yang kami hormati bisa memberikan keteladanan. 

Lawan korupsi! Lawan! Lawan!

Lawan karena korupsi itu menindas.

Lawan karena korupsi itu menjajah.

Lawan karena korupsi itu  adalah lingkaran setan.

Korupsi bukan hanya masalah hukum.

Korupsi  adalah sebuah budaya.

Budaya yang sudah menjadi kebiasaan di semua lapisan masyarakat.

Kalau kebiasaan ini tidak diputuskan mau jadi apa bangsa ini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline