Kenapa Indonesia bisa dipecah belah dan bisa dijajah?
Karena selalu ada orang apatis yang selalu berusaha mengambil kesempatan.
Bom Sarinah yang jelas-jelas diklaim oleh ISIS sebagai aksi mereka, oleh segelintir pemecah belah bangsa ini dikatakan sebagai rekayasa pemerintah, pengalihan isu. Disaat Indonesia bersatu melawan teroris dengan hashtag #KamiTidakTakut dan sempat trending, ada saja orang yang kasak kusuk cari kesempatan untuk merangkul pendukungnya menyerang pemerintah dengan mengatakan, ini semua rekayasa. Ada polisi yang mati disitu, ada warga Indonesia yang kemungkinan besar juga Islam mati tertembak. Sungguh mengatakan ini rekayasa pemerintah untuk mengalihkan isu divestasi freeport sangat tidak berempati kepada korban dan keluarganya.
Salah satu pertanyaan mendasar yang gagal saya cari jawabannya dari teori pengalihan isu ini. Jika teori ini benar, kenapa hanya untuk divestasi freeport saja pemerintah harus merekayasa seperti ini? Saya tidak menemkan jawaban logis atas pertanyaan tersebut. Penyebar isu ini hanya berlagak ingin membuat teori konspirasi 911 tapi gagal dalam menjelaskan motivasi dasarnya. Teori pengalihan isu itu nampaknya hanya upaya untuk mendukung ISIS, jadi sederhana saja pendukung teori tersebut patut dicurigai sebagai teroris bagian dari ISIS.
Selain itu, baik Amerika dan Rusia, telah mengendus akan adanya serangan ISIS ke beberapa negara, salah satunya adalah Indonesia. Travel warning dikeluarkan oleh negara-negara tersebut. Arus mudik para "jihadis" suriah telah terlacak, menurut berita ada 100-200 warga negara Indonesia yang kembali dari Suriah, mereka ketakutan karena diserang oleh Rusia. Bahrun Naim yang diduga sebagai otak dibalik aksi tersebut, adalah warga negara Indonesia yang berangkat ke Suriah dan bergabung ISIS di Raqqa. Kini Ia ingin mendirikan Katibah Nusantara dan ingin dirinya diangkat menjadi salah satu pemimpin jaringan ISIS di Asia. Jadi latar belakang dan motivnya ada serta jelas, orang cerdas pasti dapat melihat runtutan ini.
Pola serangan pun sama dengan aksi mereka di Paris beberapa waktu yang lalu. Bom bunuh diri diikuti dengan aksi penembakan brutal dijalanan pada siang bolong. Menimbulkan kepanikan yang cukup tinggi, namun berbeda dengan Paris, di Indonesia POLRI mampu melumpuhkan aksi mereka sebelum korban lebih banyak berjatuhan. Lalu kenapa tanggal 14 Januari, karena pada tanggal segitu ada batas akhir divestasi sehingga kelompok simpatisan ISIS dapat menggunakan momen tersebut untuk merangkai teori pengalihan isunya sehingga informasi sesungguhnya menjadi kabur, itu yang selalu mereka lakukan selama ini.
Sikap egois mementingkan diri sendiri dan kelompoknya tanpa perduli bahwa mereka telah berkontribusi dalam memecah belah bangsa patut direspon oleh pihak kepolisian dan menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan menegaskan akan memburu penyebar informasi bohong terkait dengan aksi terorisme di Jalan M.H. Thamrin. Menurut Anton, jika terbukti menyebarkan informasi yang tak benar atau hoax, akan dilakukan penangkapan. Namun, jika konteksnya adalah hate speech, akan dilakukan pemanggilan terhadap orang itu. "Karena ini menebar kebohongan. Sengaja ingin melawan negara," ucap Anton. (Sumber)
Sekali lagi kita patut mengapresiasi tindakan Polri, jika benar dilakukan karena hal seperti ini berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H