Lihat ke Halaman Asli

Membongkar Fakta tentang Hamil Anggur

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hamil anggur dengan gelembung yang menyerupai anggur

[caption id="" align="aligncenter" width="622" caption="Hamil anggur dengan gelembung yang menyerupai anggur (healthtap.com)"][/caption]

Jakarta - Mungkin Anda sering dengar tentang hamil anggur, namun fakta mengenai hamil anggur sering simpang siur dengan mitos yang beredar. Tentunya hal ini membahayakan pasien-pasien dengan hamil anggur dan membuat penanganannya menjadi terlambat. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka di tengah kesibukan praktek saya terketuk untuk memaparkan fakta mengenai kehamilan anggur. Tujuannya satu, supaya bunda dan para sahabat mendapatkan informasi yang benar mengenai kehamilan anggur.

Hamil anggur atau mola hidatidosa atau hydatidiforme mole, merupakan bentuk abnormal dari kehamilan di mana jaringan pembentuk plasenta berubah menjadi gelembung-gelembung kecil. Ada dua macam kehamilan anggur, yaitu kehamilan anggur komplet dan kehamilan anggur sebagian. Kehamilan anggur komplet adalah tidak ditemukan adanya jaringan embrionik atau jaringan kehamilan normal maupun bakal janin yang bertumbuh, yang berkembang hanyalah jaringan kehamilan anggur yang semakin lama semakin besar. Sedangkan kehamilan anggur parsial, artinya adalah ditemukan jaringan kehamilan anggur, bersamaan dengan adanya jaringan plasenta normal dan perkembangan janin yang abnormal. Janin yang tumbuh adalah abnormal karena memiliki kelainan genetik dan tidak bertahan hingga kehamilan besar.

Kehamilan anggur (Courtesy of Dr. Michael G. O'Connor in Cunningham, et al. Williams Obstetrics 23 ed. McGrawHill Company)

Hamil anggur terjadi pada 1-3 kasus dari 1000 kehamilan. Insidensi tersebut dipengaruhi faktor ras. Belum diketahui penyebab pasti kehamilan anggur, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya kehamilan anggur. Faktor-faktor tersebut adalah:

Umur : usia bumil 36 -40 tahun mengalami peningkatan resiko hingga 2x lipat, sedangkan di atas 40 tahun, resiko meningkat hingga 10 x. Usia kehamilan terlalu muda juga meningkatkan resiko hamil anggur. Usia ayah juga dikatakan dapat meningkatkan resiko hamil anggur.

·Riwayat hamil anggur sebelumnya, akan meningkatkan resiko. Riwayat hamil anggur 1 kali, membuat seorang calon bumil memiliki resiko 1,2%-2,7% untuk hamil anggur berulang. Namun pada calon bumil dengan riwayat hamil anggur 2x berturut-turut, akan ada resiko 23% untuk mengalami hamil anggur yang ketiga!

Apakah gejala dari kehamilan anggur? Hamil anggur dapat tidak bergejala. Seorang ibu dapat saja merasakan kehamilannya normal, bahkan kadang-kadang merasakan pergerakan bayi. Namun padahal tidak ada bayi yang berkembang di dalam rahimnya. Namun pada hamil anggur, ada beberapa tanda-tanda yang bisa ditemukan, yaitu: mual dan muntah berlebihan, pusing kepala, tekanan darah meningkat, batuk-batuk hingga batuk darah, jantung berdebar, perut cepat membesar, bunyi jatung bayi sukar didapatkan pada saat kontrol kehamilan, pergerakan bayi tidak dirasakan, keringat dingin, perdarahan dari jalan lahir, dll.

Untuk memastikan suatu kehamilan adalah kehamilan anggur atau bukan, tentunya hanya bisa dilakukan dengan pemeriksaan USG. Pemeriksaan lain yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar hormon β-HCG untuk menilai tingkat keparahan hamil anggur. Dokter mungkin memerlukan pemeriksaan laboratorium atau radiologis tambahan untuk menilai penyebaran atau dampak dari hamil anggur pada tubuh anda.

Setelah bunda dan sahabat paham mengenai hamil anggur, maka yang berikut tentunya menanyakan “Apakah berbahaya atau tidak?”Jawaban saya adalah berbahaya, namun dengan penanganan yang cepat dan tepat, maka dapat sembuh total.

Apa saja bahaya dari hamil anggur?

ABORTUS MOLA - Selama saya bertugas di daerah, saya sering bertemu dengan bumil yang belum pernah kontrol hamil pada petugas kesehatan terlatih. Pada suatu kasus seorang wanita muda datang dengan perdarahan dari jalan lahir yang sudah membahayakan nyawanya. Setelah penanganan segera, ternyata wanita ini mengalami abortus mola, yaitu hamil anggur yang mengalam keguguran. Abortus mola sangat berbahaya, karena jumlah perdarahan yang dihasilkan lebih banyak daripada keguguran biasa. Seringkali pasien datang dalam keadaan shok akibat kehabisan darah. Oleh karena itu, kehamilan anggur harus ditangani segera sebelum terjadinya perdarahan atau abortus mola.

KORIOKARSINOMA – Hamil anggur berasal dari berkembangnya sel-sel penyusun plasenta (trophoblast) secara abnormal. Pada kasus-kasus tertentu sel-sel tersebut dapat berubah menjadi tumor ganas yang dapat menyebar ke paru-paru dan otak. Resiko berubahnya hamil anggur menjadi tumor ganas dapat menjapai 15-20% tergantung kondisi hamil anggurnya. Bahkan beberapa literatur ilmiah menunjukkan resiko sebesar 35% untuk suatu kehamilan anggur berubah menjadi tumor ganas.

Penyebaran tumor ke otak (Courtesy of Dr. Ilana Ariel in: Cunningham, et al. Williams Obstetrics 23ed. McGrawHill Company)

EMBOLI – Kasus emboli merupakan kasus yang tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dicegah. Sel trophoblast atau jaringan yang terdapat dalam hamil anggur dapat masuk kedalam pembuluh darah dan menimbulkan sumbatan atau bahkan tumbuh di paru-paru.

HIPERTIROID – Peningkatan kadar hormon tiroid dapat terjadi pada kehamilan anggur dan dapat membahayakan ibu.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka bunda dan sahabat dapat menilai bahwa kehamilan anggur berbahaya dan tentunya segera membutuhkan penanganan. Masih ada beberapa bahaya lain dari kehamilan anggur, tentunya tidak mungkin dibahas seluruhnya.

Penanganan hamil anggur yang terutama adalah mengosongkan rahim sebelum kehamilan anggur menimbulkan komplikasi lebih jauh. Beberapa pasien kadang merasa takut dengan tindakan kuret yang harus dilakukan, namun tindakan tersebut harus dilakukan untuk kebaikan pasien. Tindakan kuret dilakukan untuk mengumpulkan jaringan hamil anggur dan contoh jaringan dinding rahim untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Tujuannya adalah menilai apakah terdapat sel-sel ganas atau tidak.

Setelah jaringan tersebut dikeluarkan, langkah terpenting berikutnya adalah kontrol teratur. Tujuannya agar dapat segera dilakukan tindakan bila terjadi jaringan hamil anggur yang persisten. Setelah kontrol teratur selama 6 bulan – 1 tahun, bila tidak terdapat komplikasi, pasien diperbolehkan untuk hamil kembali.

Informasi yang saya sampaikan adalah berdasarkan literatur ilmiah dan hasil penelitian ilmiah. Silahkan anda membaginya dengan teman dan kerabat lainnya. Kehamilan anggur dan keganasan akibat kehamilan anggur dapat diobati hingga tuntas...asal jangan terlambat! Mudah-mudahan bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline