"Lebih baik di sini, rumah kita sendiri, segala nikmat dan anugerah yang kuasa. Semuanya ada di sini."
Begitu lirik lagu dari God Bless yang berjudul Rumah Kita. Band ber-genre rock yang pernah berjaya pada tahun 70-an silam. Mendengar liriknya saja terasa menyentuh hati, dimana kita dipaksa untuk menerima sebuah keadaan. Tempat dimana kita berpijak, seburuk apapun, patut kita syukuri.
Layaknya kondisi yang menggambarkan Deltras Sidoarjo tahun ini. Pupusnya mimpi dan sebuah harapan tuk melaju babak lanjutan 16 besar Liga 3 Jatim. Dan lagi-lagi harus memulai babak baru yang memang benar-benar membosankan, apalagi di akhir kompetisi selalu berakhir dengan kekecewaan.
Kadang, hati rindu kepada suatu masa, dimana siaran televisi Antv memperlihatkan kepiawaian Sebastian Vasquez memberi umpan, atau aksi liukan maut dari Claudio Pronetto, dan Hilton Moreira menyihir skor. Namun itu dulu, 12 tahun yang lalu. Sekarang kondisi beda jauh.
Ya beginilah kehidupanku. Menjalani liga busuk, kadang juga bahagia, kadang juga marah. Tapi aku tetap tak bisa berhenti tuk jatuh kepada tim ini, berulangkali ku katakan.
Yang terpenting adalah tahu bagaimana jalan pulang, sejelek-jeleknya itu tetap rumahmu. Dimana kau berpijak, menangis ketika gagal mendulang pesta, serta mendengar riuhnya suara penonton saat mencetak angka. Pulanglah, ini rumahku, rumahmu, dan rumah kita. Ayo, bangun kota ini bersama-sama.
Deltras Sidoarjo; i love you, until the day i die.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H