Sinergi Big Data Analytics dan Kapabilitas Dinamis dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Analitik big data (Big Data Analytics atau BDA) telah menjadi faktor penentu dalam kesuksesan bisnis di era digital ini. Dalam konteks ini, penelitian oleh Wamba et al. (2016) yang diterbitkan dalam Journal of Business Research menguji pengaruh kapabilitas analitik big data (BDAC) terhadap kinerja perusahaan serta peran mediasi dari kapabilitas dinamis berbasis proses (Process-Oriented Dynamic Capabilities atau PODC). Dengan mengelola berbagai dimensi data—volume, variasi, kecepatan, dan nilai—BDA dianggap sebagai salah satu elemen utama yang membantu perusahaan meraih keunggulan kompetitif. Namun, investasi pada BDA saja tidak selalu menjamin peningkatan kinerja perusahaan. Faktanya, studi-studi sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh Wamba et al. (2016), menunjukkan bahwa 30% dari hasil kinerja perusahaan yang terkait dengan BDA dipengaruhi oleh PODC, yang mengindikasikan pentingnya kapabilitas manajemen dinamis untuk mengintegrasikan BDA dengan proses bisnis perusahaan.
Salah satu contoh relevan yang diungkapkan oleh Wamba et al. (2016) adalah dampak dari analitik big data pada peningkatan kinerja finansial dan pasar perusahaan, dengan 65% dari varians kinerja perusahaan dijelaskan oleh kombinasi BDA dan PODC. Angka-angka ini menggambarkan betapa pentingnya kapabilitas manajemen, infrastruktur, dan personel dalam mengelola BDA untuk mencapai efisiensi operasional dan inovasi. Selain itu, studi ini mengungkap bahwa infrastruktur BDA yang fleksibel dan terintegrasi dengan baik, bersama dengan kapabilitas personel yang kompeten, menjadi kunci dalam penerapan strategi BDA yang efektif. Pada akhirnya, peran PODC sebagai mediator menguatkan pentingnya organisasi untuk tidak hanya memiliki kapabilitas BDA, tetapi juga kemampuan dinamis untuk menyesuaikan strategi seiring dengan perubahan pasar dan teknologi.
Studi Wamba et al. (2016) menyoroti pentingnya kapabilitas analitik big data (BDAC) yang terdiri dari tiga dimensi utama: kapabilitas infrastruktur, manajemen, dan personel. Dalam penelitian ini, kapabilitas infrastruktur mencakup kemampuan perusahaan untuk mengelola data secara efektif, yang melibatkan konektivitas, kompatibilitas, dan modularitas sistem analitik. Kapabilitas infrastruktur yang kuat memungkinkan perusahaan untuk memproses data dalam skala besar secara lebih cepat dan efisien. Hal ini sangat krusial, mengingat semakin meningkatnya volume data di era digital. Wamba et al. menemukan bahwa 90% dari varian kapabilitas infrastruktur ditentukan oleh faktor-faktor seperti modularitas, yang memungkinkan pengembangan sistem baru dengan mudah.
Selain itu, kapabilitas manajemen juga memegang peran vital dalam keberhasilan implementasi BDA. Manajemen yang efektif mencakup perencanaan strategis, koordinasi antar departemen, pengambilan keputusan berbasis data, dan kontrol yang ketat terhadap investasi analitik. Sebagai contoh, penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki perencanaan BDA yang kuat dan mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30%. Pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan analitik juga berkontribusi dalam mempercepat proses inovasi dan pengembangan produk baru, sehingga meningkatkan daya saing perusahaan di pasar.
Yang tak kalah penting adalah kapabilitas personel, yang merujuk pada kemampuan teknis dan manajemen dari staf analitik perusahaan. Wamba et al. (2016) menemukan bahwa personel yang memiliki pengetahuan teknis yang mendalam tentang pemrograman, pengelolaan data, dan komputasi terdistribusi mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesuksesan BDA. Selain itu, personel yang berpengalaman dalam manajemen teknologi dapat mempercepat adopsi teknologi baru, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Dari studi ini, 96% kapabilitas personel ditentukan oleh keahlian teknis dan kemampuan mereka dalam mengelola pengetahuan bisnis serta hubungan klien.
Namun, kapabilitas BDA saja tidak cukup tanpa kapabilitas dinamis berbasis proses (PODC), yang berperan sebagai mediator penting antara BDAC dan kinerja perusahaan. PODC mencakup kemampuan perusahaan untuk mengubah proses bisnis secara lebih efisien dibandingkan dengan pesaingnya, baik dari sisi koordinasi, pengurangan biaya, maupun penggunaan metode analitik yang lebih kompleks. Studi ini menunjukkan bahwa 70% dari varians kinerja dinamis perusahaan dijelaskan oleh kemampuan BDA untuk berintegrasi dengan PODC. Dengan kata lain, perusahaan yang tidak hanya memiliki kapabilitas BDA tetapi juga kemampuan dinamis untuk menyesuaikan proses bisnis mereka akan lebih unggul dalam menghadapi tantangan pasar yang dinamis.
Dalam konteks ini, Wamba et al. (2016) menunjukkan bahwa kapabilitas BDA dan PODC bekerja secara sinergis untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Di pasar yang sangat kompetitif, perusahaan yang mampu mengelola data dengan baik dan memiliki kapabilitas dinamis yang kuat cenderung lebih sukses dalam mempertahankan pelanggan, meningkatkan profitabilitas, dan memperluas pangsa pasar.
Penelitian oleh Wamba et al. (2016) menunjukkan bahwa analitik big data (BDA) dapat secara signifikan meningkatkan kinerja perusahaan, namun hanya jika didukung oleh kapabilitas dinamis berbasis proses (PODC). BDA memberikan keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan data besar secara efektif, tetapi peran mediasi PODC yang kuat sangat diperlukan untuk memaksimalkan manfaat BDA. Dengan demikian, perusahaan harus fokus tidak hanya pada investasi teknologi tetapi juga pada pengembangan kapabilitas manajemen dan personel agar dapat merespons perubahan pasar dengan lebih cepat dan efisien.
Implikasi dari penelitian ini jelas: perusahaan yang ingin memanfaatkan potensi penuh dari BDA harus memperhatikan keseimbangan antara investasi teknologi dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi. Mengembangkan kapabilitas dinamis yang kuat akan memastikan bahwa perusahaan tidak hanya mampu mengumpulkan dan menganalisis data, tetapi juga dapat mengeksekusi keputusan strategis yang didasarkan pada wawasan tersebut. Dengan perencanaan dan koordinasi yang tepat, BDA dapat menjadi pendorong utama untuk mencapai efisiensi operasional, inovasi, dan pertumbuhan pasar yang berkelanjutan.
Referensi
Wamba, S. F., Gunasekaran, A., Akter, S., Ren, S. J.-f., Dubey, R., & Childe, S. J. (2016). Big data analytics and firm performance: Effects of dynamic capabilities. Journal of Business Research, 70, 356–365. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2016.08.009