Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Transplantasi Organ Sebabkan Kanker?

Diperbarui: 23 September 2017   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam organ dengan peran pentingnya masing -masing contohnya seperti otak, mata,jantung,ginjal, hati, dan paru - paru. Organ yang terbentuk karena kumpulan jaringan yang memiliki fungsi khusus ini dapat mengalami penurunan kinerja maupun kerusakan sehingga apabila hal ini terjadi, harus segera ditangani. Salah satu contohnya yaitu apabila mengalami kerusakan organ seperti pada ginjal yang sering disebut dengan gagal ginjal.

Penyebab gagal ginjal yaitu karena terjadi penurunan suplai darah ke ginjal atau juga bisa dikarenakan oleh kerusakan pada ginjal itu sendiri. Kerusakan yang dialami bisa merupakan akibat dari penggunaan obat yang bersifat racun bagi ginjal (naproxen,ibuprofen), kerusakan otot sehingga menyumbat sistem penyaringan ginjal, dan infeksi saluran kemih yang menyebabkan peradangan pada ginjal. Padahal ginjal merupakan organ yang mempunyai fungsi penting pada tubuh. Selain untuk menyaring darah, membuang zat tak berguna juga berfungsi untuk mengontrol tekanan darah dan menstimulasi produksi sel darah merah.

Lalu cara apa yang dapat dilakukan untuk menangani kerusakan pada organ ?  Caranya yaitu dengan melakukan transplantasi organ. Dalam ilmu kedokteran , transplantasi organ ini dilakukan untuk mengganti organ penerima yang rusak dengan organ "baru"dari pendonor. Organ - organ yang dapat ditransplantasikan yaitu hati, paru - paru, ginjal, usus, dan kulit. Ginjal merupakan jenis organ yang paling banyak dilakukan transplantasi. Sebab terdapat sepasang ginjal, dan apabila didonorkan satu ke orang lain, masih dapat tetap hidup. Kemudian diikuti dengan organ jantung (hanya dapat didonorkan oleh orang yang baru saja meninggal ) dan hati. Organ yang paling jarang dilakukan transplantasi ialah usus. Sedangkan pada jaringan, memiliki jumlah transplantasi paling banyak yaitu 10x dari transplantasi organ, contohnya pada kornea dan mukulosketal.

Transplantasi organ ternyata sudah dilakukan sejak abad ke 16 oleh dokter ahli bedah dari Italia. Ia mencoba melakukan operasi penyambungan kaki penderita borok, akibat diabetes  namun tak berhasil karena terjadi penolakan tubuh. Penolakan tubuh berarti terjadi kegagalan bersatunya organ dari kedua tubuh. Hal ini dapat ditangani dengan pemberian organ yang sama stereotipenya atau juga dengan penggunaan obat Immunosupresan dan sikolsforin-A. Pada tahun 1905, juga dilakukan transplantasi kornea oleh Eduard Zirm di Olomouc. Dan pada tahun 1900, Dr. Alexis Carrel yaitu ahli bedah Perancis berhasil mentransplantasikan arteri dan vena. Ia Kemudian mendapatkan penghargaan nobel tahun 1912.

Transplantasi merupakan kisah sukses terbesar dalam dunia kedokteran. "Cara yang dilakukan sangat efektif bagi pasien dengan penyakit organ yang parah,"ujar Dr. Eric Engels, peneliti senior bagian infeksi dan epidemiologi dan Divisi Epidemiologi Kanker dan Genetika di US National Cancer Institute di Rockville.

Walaupun transplantasi organ berfungsi untuk menjaga kelangsungan kehidupan manusia, ternyata juga dapat ditimbulkan hal yang berbahaya setelah melakukan operasi tersebut. Hal berbahaya apa sih yang dapat ditimbulkan? Hal yang berbahaya itu adalah munculnya sel kanker. Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak nomal (terus - menerus bertumbuh) yang menyerang jaringan biologi lain didekatnya dan dapat menyebabkan kematian.

Dr. Lewis Teperman, kepala bedah transplantasi di NYU Langone Medical Center di New York city  berkata bahwa tumor tertentu dapat berkembang setelah melakukan transplantasi dan terdapat kaitan antara tumor dengan virus. Beberapa jenis virus dapat mengubah  sel normal menjadi sel kanker. Contohnya seperti kanker non-Hodgkin dan Hodgkin yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, kanker serviks oleh virus human papillomavirus (HPV), dan ada kanker hati oleh virus hepatitis B atau C.

Saat setelah operasi, pasien akan diberikan obat imunosupresan. Dimana obat imunosupresan ini dapat mempercepat penyesuaian organ baru dengan tubuh sehingga tidak terjadi penolakan organ oleh penerima, namun juga dapat membuat berkurangnya kemampuan tubuh untuk melawan virus (sistem kekebalan tubuh menurun). Hal ini kemudian meningkatkan potensi munculnya kerusakan ginjal, penyakit jantung,penyumbatan darah, terjadi infeksi dan kanker. Kanker yang paling banyak ditimbulkan yaitu kanker bibir, kanker kulit, dan kanker limfoma non-Hodgkin.

Pada kasus seperti ini, obat imunosupresan memiliki keuntungan dan kerugian yang sama - sama rata. Obat ini dapat mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang organ baru dari transplantasi yang dikira sebagai benda asing namun, dilain sisi memberikan efek samping yaitu karena sistem kekebalan menurun membuat banyak virus yang akhirnya dapat dengan mudah masuk dan menyerang organ lain bahkan berevolusi menjadi sel kanker.

Menurut penelitian, pemberian obat imunosupresan dengan dosis yang tidak sesuai dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker. "Jika pasien ternyata sudah memiliki kanker ditubuhnya, diperlukan sistem kekebalan yang kuat untuk melawan kanker tersebut." Kata Dr. Darla Granger,direktur program transplantasi pankreas di St John Hospital dan Medical Center di Detroit.

Apakah kalian tau bahwa penerima transplantasi berpotensi 2 kali lipat mengidap kanker daripada orang biasanya? Resiko ini juga meningkat menjadi 32 jenis kanker yang berbeda. Beberapa kanker yang terjadi berkaitan dengan infectious agents (suatu organisme seperti virus, bakteri, jamur, cacing,protozoa yang dapat menimbulkan infeksi atau penyakit menular contohnya seperti kanker anal dan Kaposi sarcoma. Dan beberapa yang lainnya tidak ada kaitannya dengan berkembangnya penyakit menular pada tubuh manusia,seperti melanoma dan kanker tiroid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline